Perkembangan Bayi 6 Bulan
Halodoc, Jakarta - Bayi yang dilahirkan pasti akan mengalami tumbuh kembang seiring dengan bertambahnya usia. Indikator dari pertumbuhan bayi dapat terlihat setiap bulannya. Anak ibu akan belajar sesuatu yang baru, seperti mengangkat kaki, tengkurap, merangkak, hingga berjalan.
Bayi akan terlihat lebih pintar ketika dirinya sudah memasuki usia 6 bulan. Perkembangan bayi pada usia tersebut, anak ibu sudah semakin sering berguling dengan peningkatan kekuatan pada otot leher dan lengan. Berikut adalah beberapa indikator lainnya yang dapat terjadi ketika bayi berusia 6 bulan!
Baca juga: 4 Tahap Perkembangan Motorik Anak Usia 0-12 Bulan
Perkembangan Bayi ketika Memasuki Usia 6 Bulan
Bayi ibu sudah memasuki usia setengah tahun dan mulai tertarik pada area di sekitarnya. Dirinya sudah beranggapan terdapat sesuatu yang menarik di luar sana untuk dieksplorasi. Pada usia ini, anak ibu sudah mulai lancar untuk merangkak, sehingga butuh pengawasan ekstra.
Di usia 6 bulan ini, bayi ibu sudah boleh diberikan makanan padat yang mendampingi ASI atau disebut MPASI. Hal tersebut diperbolehkan karena sistem pencernaan bayi tersebut telah siap untuk mengolah makanan padat. Dengan diberikannya MPASI, mungkin konsumsi ASI semakin berkurang.
Bayi dengan usia ini sudah dapat menahan bobot badannya untuk berdiri. Selain itu, tubuhnya sudah dapat duduk dengan kokoh dan mencoba berbagai posisi lainnya untuk berkeliling. Maka dari itu, ibu harus tahu indikator dari bayi ketika memasuki usia 6 bulan. Berikut beberapa poinnya:
-
Keterampilan Motorik
Bayi mungkin telah mulai duduk sendiri setelah enam bulan. Untuk bersiap-siap, bayi pertama-tama akan menopang dirinya dengan tangan, tetapi seiring waktu tubuhnya dapat mulai melepaskan tangan dan duduk tanpa dukungan. Selain itu, anak yang berusia 6 bulan dapat berguling dari punggung ke perutnya dan sebaliknya.
Beberapa bayi dapat mendorong diri sendiri di lantai menggunakan metode tersebut. Dirinya juga dapat merangkak maju atau mundur, serta meluncur di atas perut sambil mendorong ke lantai. Ibu mungkin memperhatikan bayi telah belajar berdiri dengan berlutut dan bergoyang-goyang.
Jika ibu mempunyai pertanyaan terkait perkembangan bayi ketika usia 6 bulan, dokter dari Halodoc siap membantu. Caranya yaitu dengan download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play! Selain itu, dengan menggunakan aplikasi ini ibu juga dapat membeli obat dengan aplikasi tersebut tanpa perlu ke luar dari rumah.
Baca juga: Ini Perkembangan Bayi 7 Bulan yang Wajib Diketahui
-
Pola Tidur
Sebagian besar bayi tidur enam hingga delapan jam berturut-turut enam bulan. Ketika bayi pada usia ini mengalami kesulitan tidur atau tertidur, cobalah untuk meletakkan bayi ibu di dalam tempat tidurnya ketika dirinya masih terjaga. Jika anak ibu menangis, cobalah untuk menunggunya lebih lama sebelum meletakkannya.
Metode ini dapat efektif pada beberapa pasangan, tetapi ibu tetap harus mencari cara yang efektif untuk menidurkan anak dengan pengalaman yang telah terjadi. Hal tersebut agar dapat menimbulkan rasa nyaman untuk ibu dan pasangan di malam hari agar dapat tidur terlelap.
Pada usia ini, bayi sudah dapat berguling tanpa bantuan apa pun. Jangan khawatir untuk menidurkannya dan bangun dengan posisi tengkurap. Risiko untuk kematian secara tiba-tiba atau SIDS pada bayi di usia ini jauh lebih rendah dibandingkan bulan-bulan awal. Pastikan tidak ada bantal yang menghalanginya.
-
Pola Makan
Pada usia 6 bulan, ibu sudah dapat memberikannya makanan padat. Cobalah diawali dengan memberikan sereal yang kaya akan zat besi yang dicampur dengan ASI atau susu formula. Momen ini adalah saat yang tepat untuk memberikan buah dan sayuran secara bertahap untuk dikonsumsi.
Jika bayi ibu tampaknya tidak menyukai makanan baru, tunggu beberapa hari dan kemudian coba lagi. Bayi adalah makhluk yang berubah-ubah dan seleranya dapat berubah setiap hari. Selain itu, penting untuk memonitor segala hal yang terjadi sebagai reaksi ketika diberikan MPASI, seperti ruam, diare, atau muntah.
Baca juga: Ketahui Tahapan Perkembangan Bahasa pada Bayi
Ibu juga harus menunggu untuk memberikan madu pada bayi hingga paling tidak usia satu tahun. Hal tersebut karena dapat membawa bakteri penyebab botulisme. Susu sapi juga tidak boleh diberikan sampai bayi berusia minimal 1 tahun, meskipun produk yang dibuat dengan susu sapi mungkin tidak berdampak buruk.