Peristiwa Traumatis di Masa Lalu, Benarkah Jadi Penyebab Terkena Serangan Panik?
Halodoc, Jakarta - Pernah merasa panik setengah mati disertai dengan berubahnya kondisi tubuh, seperti gemetaran, keringat bercucuran, bahkan sulit bernapas? Kalau pernah mengalaminya, maka bisa jadi dirimu mengidap panic attack atau serangan panik.
Menurut ahli, serangan panik ini melibatkan perasaan terteror tiba-tiba yang menyerang tanpa adanya peringatan. Kondisi ini bisa terjadi kapan saja, bahkan saat pengidapnya tertidur. Dalam beberapa kasus, pengidap serangan panik percaya bahwa mereka mengalami serangan jantung. Bahkan, mereka juga percaya akan gila atau mati.
Menurut ahli dari Outpatient Behavioral Health Services di Henry Ford Hospital, Amerika Serikat, panic attack bisa terjadi secara spontan dan bukan sebagai reaksi dari sebuah situasi yang penuh tekanan.
Kenali Tanda-tandanya
Hal yang perlu diketahui adalah serangan panik ini bisa muncul sesekali atau lebih sering. Bagaimana dengan gejalanya? Menurut ahli, gejala dari gangguan kecemasan ini biasanya muncul secara tiba-tiba, dan akan mencapai puncaknya hanya dalam hitungan menit. Meski kebanyakan kasus panic attack hanya berlangsung selama 5—20 menit, tapi ada juga yang bisa menyerang selama satu jam.
Setelah serangan ini berakhir, pengidapnya akan cenderung merasa kelelahan. Nah, berikut beberapa gejala yang umumnya timbul ketika panic attack melanda seseorang.
-
Gemetaran.
-
Deg-degan dan gelisah.
-
Berkeringat secara berlebihan.
-
Kram perut.
-
Sakit dada.
-
Merasa adanya bahaya akan datang.
-
Takut kehilangan kendali atau takut mati.
-
Jantung berdetak cepat dan terasa keras.
-
Pusing atau pingsan.
-
Mual.
-
Timbul rasa sesak di tenggorokan dan sulit bernapas.
-
Merasa adanya kilatan hawa dingin atau panas yang menyerupai demam.
-
Timbulnya rasa terlepas dari tubuh dan merasa mengalami situasi yang tak nyata.
-
Mati rasa atau geli.
Faktor Pemicu Peristiwa Traumatis
Sampai kini para ahli belum bisa menjelaskan secara pasti penyebab timbulnya serangan panik pada diri seseorang. Namun menurut beberapa ahli, orang yang memiliki kerentanan biologis mengalami panic attack, kondisi panik biasanya terjadi terkait dengan perubahan dalam hidup.
Contohnya, memulai pekerjaan pertama, menikah, perceraian, memiliki anak di luar rencana, dan sebagainya. Tak cuma itu, gaya hidup yang penuh stres pun diduga menjadi biang keladi dari gangguan kecemasan ini.
Menurut psikolog, serangan panik bisa saja terjadi dari kombinasi faktor internal dan eksternal. Misalnya, bisa saja dirimu memiliki kecenderungan genetik untuk mudah cemas atau mengalami gangguan suasana hati. Nah, kecenderungan inilah yang bisa berubah menjadi panic attack saat diri sendiri menghadapi situasi yang menurutmu tidak nyaman.
Meski beberapa kasus serangan panik bisa disebabkan oleh hal-hal di atas, tapi gangguan kecemasan ini juga dikaitkan dengan peristiwa masa lalu. Namun bukan sembarangan peristiwa biasa, melainkan kejadian yang membuat trauma pengidapnya. Menurut para pakar, peristiwa traumatis masa lalu memang dapat memengaruhi seseorang sehingga menimbulkan panic attack. Sebut saja pelecehan fisik atau seksual semasa kanak-kanak hingga kecelakaan berat. Jangan salah, kilas balik peristiwa traumatis itu pastinya bisa membuat seseorang merasa cemas atau timbulnya rasa takut.
Selain hal-hal di atas, berikut faktor lainnya yang bisa memicu panic attack:
-
Terjadinya perubahan atau ketidakseimbangan zat yang berdampak pada fungsi otak.
-
Faktor genetik, punya sejarah serangan panik di dalam keluarga.
-
Stres berlebihan, contohnya karena kehilangan seseorang yang sangat berarti.
-
Memiliki temperamen yang rentan terpengaruh oleh stres atau emosi negatif.
-
Merokok atau mengonsumsi minuman kafein secara berlebihan.
Si Kecil atau anggota keluarga punya keluhan kesehatan? Kamu bisa lho bertanya langsung kepada dokter ahli melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan