Perempuan Usia 40an Rentan Terserang Frozen Shoulder, Benarkah?
Halodoc, Jakarta - Pernahkah kamu mengalami bahu kaku atau terasa sakit dan sulit ketika digerakkan? Kondisi ini dikenal dengan adhesive capsulitis atau frozen shoulder. Bahu yang kaku tidak dapat digerakkan sama sekali. Sayangnya, kelainan ini dapat memburuk secara bertahap, dan bisa berlangsung antara 1 hingga 3 tahun. Kondisi ini dapat mengganggu karena aktivitas menjadi sangat terbatas.
Sebenarnya, terdapat kapsul pelindung pada bahu yang tersusun dari jaringan yang saling berkait. Kapsul ini bertugas untuk melindungi tendon, tulang, dan ligamen bahu. Ketika terjadi frozen shoulder, muncul jaringan parut yang mengakibatkan penebalan dan penempelan kapsul pelindung pada area sekitar sendi bahu yang membuat pergerakan menjadi terbatas. Meski begitu, belum diketahui dengan penyebab seseorang mengalami frozen shoulder.
Baca juga: 5 Latihan Fisik untuk Atasi Frozen Shoulder
Frozen Shoulder Lebih Rentan Terjadi pada Wanita Usia 40an
Aktivitas orang-orang yang mengalami bahu kaku akan cukup terbatas ketika mereka berkendara, berpakaian, dan ketika tidur. Bahkan, bagi beberapa orang, rasa sakit akan muncul dan membuat mereka kesulitan untuk menggaruk punggung dan menjangkau saku celana di belakang. Ada pula beberapa pengidap yang mengalami gejala bahu kaku yang semakin buruk di malam hari.
Baca juga: 7 Penyebab Utama Frozen Shoulder
Secara umum, gejala dari bahu kaku akan terjadi dan terbagi ke dalam 3 tahapan. Setiap tahapan bisa terjadi selama beberapa bulan. Tahap pertama ditandai dengan sulitnya menggerakkan bahu dan pergerakan bahu yang mulai terbatas selama 2 hingga 9 bulan. Lalu, nyeri yang berkurang, tetapi bahu justru semakin kaku dan sulit digerakkan, umumnya terjadi antara 4 hingga 12 bulan. Terakhir, bahu telah mulai membaik dan nyeri yang berkurang perlahan yang terjadi antara 1 hingga 3 tahun.
Sebenarnya, frozen shoulder bisa terjadi pada siapa saja. Namun, ternyata wanita yang berusia 40 tahun ke atas berisiko mengalami kelainan ini. Terlebih jika wanita sering memanggul tas hanya dalam satu bahu, karena wanita sering mengenakan tas bahu dibandingkan dengan tas punggung. Selain itu, orang-orang yang mengidap penyakit diabetes, tuberkulosis, jantung, masalah hormon tiroid, dan penyakit Parkinson memiliki risiko terserang bahu kaku yang sama tingginya.
Baca juga: Terlalu Berat Berolahraga Bisa Sebabkan Frozen Shoulder
Segera lakukan penanganan ke dokter jika kamu mengalami bahu kaku, mengingat kondisi ini cenderung memburuk dan membutuhkan waktu lama hingga akhirnya kembali membaik seperti semula. Jangan tunda untuk membuat janji dengan dokter di rumah sakit terdekat, sehingga pemeriksaan dan diagnosis bisa segera didapatkan. Gunakan aplikasi Halodoc untuk memudahkan kamu dalam membuat janji atau mendapatkan solusi atas masalah kesehatan yang dialami.
Pengobatan Frozen Shoulder
Jika kamu positif mengalami bahu kaku, pengobatan yang dilakukan biasanya adalah fisioterapi yang dikombinasikan dengan konsumsi obat untuk meredakan nyeri pada bagian bahu. Jika keduanya masih tidak membuat bahu kaku membaik, dokter dapat melakukan tindakan manipulasi bahu untuk melemaskan jaringan pada bahu yang menegang, distensi bahu untuk peregangan jaringan bahu dan memudahkan sendi bergerak, serta artroskopi dengan membuang jaringan parut dan jaringan yang menempel pada sendi bahu.
Di rumah, kamu bisa melakukan penanganan mandiri dengan mengompres area bahu yang terasa nyeri dan kaku menggunakan air dingin atau es batu. Kompres selama sekitar 15 menit dan ulangi beberapa kali sehari. Kamu juga bisa menjajal akupunktur sebagai pengobatan alternatif untuk meredakan frozen shoulder. Pengobatan ini biasanya berlangsung antara 15 hingga 40 menit, tetapi harus dilakukan secara rutin.
Referensi:
Patient. Diakses pada 2020. Frozen Shoulder.
Healthline. Diakses pada 2020. Frozen Shoulder.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Frozen Shoulder.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan