Perawatan yang Tepat untuk Bayi yang Baru Lahir
“Kehadiran sang buah hati tentu menghadirkan kebahagiaan tak tergantikan untuk para orangtua baru. Namun, tak pelak muncul pula rasa khawatir, terlebih dalam merawat bayi baru lahir. Tidak perlu bingung, ketahui cara tepatnya berikut ini.”
Halodoc, Jakarta – Hadirnya Si Kecil di tengah keluarga tentu mendatangkan kebahagiaan yang tidak tergantikan untuk ayah dan ibu. Akan tetapi, tak pelak pula muncul rasa khawatir, terlebih dalam merawat bayi baru lahir. Bukan tanpa alasan, perawatan bayi yang baru lahir tentu tidak boleh asal karena Si Kecil baru beradaptasi dengan dunia luar setelah 9 bulan berada di rahim ibu.
Memang benar, merawat sang buah hati yang baru lahir menjadi tantangan yang cukup mampu menghadirkan kekhawatiran tersendiri untuk ibu dan ayah. Tak sekali dua kali pasti ibu dan ayah kerap merasa takut melakukan kesalahan dalam merawat Si Kecil, terlebih dengan kondisinya yang masih begitu rapuh dan rentan.
Perawatan yang Tepat untuk Bayi Baru Lahir
Meski begitu, sebenarnya orangtua tidak harus cemas. Pasalnya, dokter sudah melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh pada Si Kecil tepat setelah ia dilahirkan. Ibu dan ayah hanya perlu memperhatikan bagaimana cara merawat bayi baru lahir yang tepat, berikut ini panduannya:
- Bagaimana Memandikan Bayi Baru Lahir?
Banyak pertanyaan yang muncul dari para orangtua baru terkait memandikan Si Kecil yang baru lahir. Ini termasuk bagaimana caranya dan sesering apa memandikan sang buah hati yang masih sangat rentan ini? Nah, ternyata, bayi yang baru lahir tidak harus mandi setiap hari, lho! Tubuh mungilnya hanya perlu mandi sebanyak 3 sampai 4 kali dalam satu minggu.
Meski begitu, tetap perlu ibu perhatikan, bersihkan tubuh Si Kecil dengan menggunakan waslap atau handuk kecil yang telah direndam dengan air hangat. Sudah pasti, ada alasan mengapa sang buah hati tidak perlu mandi setiap hari. Ini karena kulit bayi masih terlalu sensitif dan tipis, sehingga sangat rentan kering. Tentunya, hal ini akan membuat anak menjadi tidak nyaman.
Sementara itu, ruam popok menjadi masalah kulit yang paling sering terjadi pada bayi, terutama bayi yang baru lahir. Ini lebih sering terjadi pada bayi yang menggunakan popok sekali pakai. Jadi, pastikan ibu dan ayah memilihkan popok yang tepat dan sesuai dengan ukuran Si Kecil, sehingga kulit pantat dan kelamin tetap nyaman dan bersih.
Nah, ibu bisa mengikuti cara berikut saat hendak memandikan bayi yang baru lahir:
- Baringkan Si Kecil beralas matras.
- Ibu bisa mulai membersihkan bagian kepalanya.
- Lalu, lanjutkan dengan bagian wajahnya, termasuk kelopak dan bibirnya.
- Lanjutkan dengan bagian tubuhnya, terutama pada area lipatan badan.
Saat memandikan Si Kecil, ibu tidak disarankan untuk menggunakan tisu basah yang memiliki kandungan alkohol. Hal tersebut justru meningkatkan risiko iritasi pada kulit sang buah hati.
- Memahami Arti Tangisan Si Kecil
Sering terjadi, orangtua menjadi bingung dan panik saat bayi menangis. Terlebih saat tangisan bayi tidak bisa ditenangkan, bahkan setelah ibu memberinya ASI atau susu formula. Tak heran jika banyak ibu yang mengalami stres, baby blues, bahkan postpartum depression pada fase ini.
Padahal, menangis merupakan salah satu bahasa sekaligus respons yang ditunjukkan oleh bayi terhadap semua hal yang ia alami dan rasakan. Beberapa alasan bayi menangis, yaitu:
- Merasa lapar.
- Sakit pada bagian tubuhnya.
- Ingin digendong dan dekat dengan ibu.
- Popok basah atau kotor.
- Kesal karena tidak dapat tidur.
Memang benar, tidak mudah menjelaskan arti tangisan bayi yang baru lahir. Akan tetapi, ibu tentu akan dapat mengerti maksud dari bayi menangis secara perlahan seiring dengan lebih terbiasa merawat sang buah hati.
- Pedoman Skin to Skin antara Ibu dan Bayi
Istilah skin to skin bisa dibilang populer dalam hal merawat bayi baru lahir. Ini menggambarkan kondisi menempelnya tubuh bayi langsung pada dada ayah atau ibu. Biasanya, skin to skin identik dengan inisiasi menyusu dini pada bayi yang baru lahir.
Segera setelah bayi lahir, perawat akan membantu membersihkan tubuh Si Kecil. Lalu, bayi akan diletakkan langsung di dada ibu dan ditutup dengan menggunakan selimut agar tetap hangat. Aktivitas ini tentu sangat bermanfaat untuk ibu dan bayi saling mengenal. Pun, sang buah hati menjadi lebih dekat dan hangat dengan ayah dan ibu.
Inilah mengapa, ayah pun bisa melakukan skin to skin dengan anak. Caranya tidak berbeda dengan skin to skin pada ibu saat di rumah sakit. Adapun manfaatnya, antara lain:
- Bayi Lebih Mudah Menyusu pada Ibu
Manfaat utama skin to skin pada bayi adalah memudahkan saat menyusu pada ibu. Saat diletakkan di dada ibu, bayi akan berinisiatif untuk mencari puting ibu dan mulai menyusu untuk pertama kali. Ibu perlu tahu bahwa bayi yang baru lahir akan menyusu secara intens selama 6 minggu pertama hidupnya.
Ini karena ukuran lambung bayi yang masih sangat kecil. Jadi, ibu perlu memberikan ASI sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan Si Kecil. Umumnya, bayi akan menyusu setiap satu sampai dua jam sekali dalam beberapa hari pertama. Meski begitu, ibu tetap perlu mengenali bagaimana tanda bayi lapar dan ingin menyusu, yaitu mengisap tangan, mengecap dan menoleh ke kanan dan kiri, seperti mencari puting ibu dan menangis kuat.
- Membantu Menenangkan Bayi
Selain memudahkan menyusu, skin to skin juga membantu membuat bayi yang baru lahir menjadi lebih tenang dan mampu beradaptasi dengan baik dengan dunia luar setelah lama berada di rahim ibu. Tentunya, rasa nyaman, tenang, dan hangat ini sangat berbeda dengan membedong bayi.
- Membangun Ikatan antara Bayi dan Ibu
Saat memeluk Si Kecil, kulit ibu dan bayi akan saling tersentuh. Ini menjadi cara terbaik dan termudah yang bisa ibu maupun ayah lakukan untuk membangun ikatan kuat antara orangtua dan anak.
Jangan sampai lupa, perhatikan kondisi kesehatan dan tumbuh kembang Si Kecil, ya! Pastikan tumbuh kembangnya sesuai dengan usianya. Apabila ibu mendapati adanya hal yang tidak biasa, segera tanyakan pada dokter spesialis anak melalui aplikasi Halodoc. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di ponsel ibu!