Perawatan Kulit Ibu Hamil pada Trimester Kedua
Halodoc, Jakarta - Trimester kedua kehamilan dimulai pada minggu ke-13 dan berakhir pada minggu ke-27. Bagi kebanyakan wanita, trimester kedua menandai berakhirnya banyak gejala tidak menyenangkan yang terjadi pada trimester awal, termasuk nyeri payudara dan mual serta muntah atau kerap disebut dengan morning sickness.
Meski begitu, trimester kedua bisa menjadi waktu kemunculan gejala lain. Ibu mungkin akan mulai melihat adanya perubahan pada kulit. Perubahan ini terjadi karena lonjakan hormon estrogen maupun progesteron pada pigmen kulit, pembuluh darah, kelenjar, hingga sistem kekebalan tubuh.
Perubahan yang terjadi bisa bersifat fisiologis atau muncul sebagai gangguan pada kulit. Memang, sebagian besar perubahan pada kulit hanya bersifat sementara dan berangsur membaik setelah ibu melahirkan. Namun, tetap saja rasanya tidak nyaman, bukan? Lalu, haruskah ibu melakukan perawatan kulit pada trimester kedua kehamilan? Simak pembahasannya di bawah ini.
Baca juga: Perawatan Kecantikan yang Dilarang untuk Ibu Hamil
Perubahan pada Kulit dan Perawatan yang Bisa Dilakukan pada Trimester Kedua
Kemunculan stretch mark adalah tanda bahwa perut semakin membesar karena mengikuti ukuran janin di dalam kandungan. Ibu akan mengenali kemunculan garis berwarna merah, ungu, atau keperakan. Stretch mark terjadi ketika kulit bertumbuh terlalu cepat sehingga merusak serat pada kulit.
Stretch mark biasanya akan memudar setelah ibu melahirkan. Namun, tidak jarang garis-garis ini akan sangat sulit dihilangkan. Guna menguranginya, ibu bisa menggunakan krim atau minyak yang memang berfungsi untuk mengatasi stretch mark. Tidak hanya digunakan ketika stretch mark muncul, justru ibu bisa menggunakannya secara rutin setelah mengetahui bahwa ibu hamil.
Selanjutnya, ibu mungkin juga akan menyadari kemunculan bercak berwarna cokelat yang disebut melasma. Kondisi ini biasa terjadi pada awal trimester kedua dan berlanjut, hingga trimester ketiga. Paparan sinar matahari akan membuat melasma menjadi lebih buruk, sehingga berhati-hatilah ketika menggunakan tabir surya. Pilihlah tabir surya dengan kandungan mineral murni dengan bahan, seperti zink dan titanium yang sudah pasti aman.
Baca juga: 7 Kandungan Skincare yang Aman untuk Ibu Hamil
Kemunculan pembuluh darah vena yang tampak, seperti jaring laba-laba juga terasa cukup mengganggu pada sebagian ibu hamil. Kondisi ini muncul karena terjadi peningkatan hormon yang menyebabkan volume darah yang mengalir melalui vena meningkat. Spider veins, begitu kondisi ini disebut, bisa menghilang setelah melahirkan, tetapi bisa juga tidak. Dokter biasanya akan melakukan skleroterapi untuk membantu menghilangkan kemunculannya.
Munculnya heat rash adalah perubahan kulit selanjutnya yang terjadi pada trimester kedua kehamilan. Kondisi ini terjadi ketika saluran keringat mengalami penyumbatan, sehingga memerangkap keringat di bawah kulit. Heat rash biasanya terjadi pada area lipatan kulit, seperti ketiak atau di bawah payudara. Hindari memperburuk kondisi ini dengan mandi air panas.
Ibu pun akan mengalami kulit yang terasa lebih gatal dan sensitif, biasanya pada telapak kaki dan tangan. Kulit pada area sekitar perut juga bisa menjadi lebih sensitif dan gatal pada area yang mengalami peregangan. Hindari membuat kulit menjadi lebih parah dengan menggaruk serta oleskan pelembap untuk mengurangi rasa gatal dan kulit kering.
Baca juga: 5 Perawatan Tubuh yang Bisa Dilakukan Selama Kehamilan
Tidak Semua Produk Perawatan Kulit Aman untuk Ibu Hamil
Meski begitu, jangan lupa bahwa tidak semua produk perawatan kulit aman digunakan untuk ibu hamil. Jadi, selalu tanyakan pada dokter ahli kandungan atau spesialis kulit sebelum menggunakan produk tertentu. Kandungan yang terdapat dalam produk tersebut bisa saja memicu dampak yang berbahaya bagi janin. Gunakan aplikasi Halodoc untuk memudahkan kamu tanya jawab dengan dokter, ya!