Penyebab Ibu Hamil Rentan Alami Bell's Palsy
Halodoc, Jakarta – Ibu hamil disebut lebih rentan mengalami Bell’s palsy. Risikonya menjadi lebih besar pada akhir kehamilan atau trimester ketiga. Sayangnya, hingga kini masih belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab hal itu terjadi. Namun, risiko Bell’s palsy diduga meningkat karena terjadinya perubahan pada tubuh selama masa kehamilan.
Saat hamil, wanita cenderung akan mengalami perubahan pada bentuk tubuh, serta perubahan hormon cairan yang ada di dalam tubuh dan imunitas. Perubahan-perubahan itu yang diduga berkaitan dengan risiko bell’s palsy. Sebab, salah satu penyebab dari penyakit ini adalah infeksi virus, sehingga penurunan kekebalan tubuh pada ibu hamil bisa membuat virus lebih rentan menyerang.
Baca juga: Jangan Keliru, Ketahui Mitos Tentang Bell's Palsy
Bell’s Palsy dan Cara Mengatasinya
Bell’s palsy merupakan kondisi yang terjadi karena ada kelumpuhan pada otot wajah. Hal itu menyebabkan area wajah yang diserang tampak melorot. Meski bisa terjadi secara mendadak, kondisi ini biasanya tidak permanen alias bisa sembuh setelah beberapa bulan. Bell’s palsy bisa terjadi pada siapa saja, tapi risikonya disebut lebih tinggi pada wanita yang tengah hamil.
Risiko bell’s palsy meningkat saat kehamilan memasuki trimester akhir atau trimester ketiga. Kabar buruknya, hingga kini masih belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab tingginya risiko bell’s palsy pada ibu hamil. Banyak orang yang menganggap bell’s palsy sebagai stroke, karena memiliki gejala kelumpuhan yang serupa. Namun, kedua penyakit ini berbeda.
Gejala Bell’s palsy hanya terbatas pada otot wajah dan sebagian besar penderita dapat pulih sepenuhnya dalam waktu 6 bulan. Kelumpuhan wajah menyebabkan pengidap bell’s palsy mengalami perubahan bentuk wajah, sehingga sulit untuk tersenyum dengan simetris. Kondisi ini juga membuat pengidapnya tidak bisa menutup mata di sisi wajah yang lumpuh.
Secara umum, kondisi ini diduga terkait dengan infeksi virus atau beberapa penyakit, seperti infeksi telinga bagian tengah dan penyakit diabetes. Selain itu, kelumpuhan wajah juga rentan terjadi pada orang yang berusia 15 hingga 60 tahun. Jika ditangani dengan tepat, bell’s palsy biasanya akan sembuh dalam beberapa bulan, dan kondisi wajah akan pulih.
Baca juga: Awas, 6 Hal ini Bisa Sebabkan Bell's palsy
Pada kondisi yang ringan, penyakit ini biasanya tidak membutuhkan pengobatan khusus. Namun, bell’s palsy yang berat mungkin harus ditangani dengan pemberian obat, seperti obat antivirus dan obat antinyeri. Mengingat ibu hamil tidak disarankan untuk sembarangan mengonsumsi obat, penanganan bell’s palsy sebaiknya berdasarkan dengan petunjuk dan di bawah pantauan dokter.
Jika ragu, kamu bisa selalu terhubung dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Dokter bisa dengan mudah dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Ibu bisa menyampaikan masalah kehamilan yang dialami, termasuk kemungkinan bell’s palsy. Dapatkan rekomendasi pengobatan dan tips menjaga kehamilan dari dokter terpercaya. Download aplikasinya sekarang di App Store dan Google Play.
Ibu hamil yang mengalami bell’s palsy disarankan untuk tidak terlalu khawatir. Sebab, hal itu malah bisa meningkatkan risiko stres dan berujung pada penurunan kondisi tubuh. Kalau sudah begitu, bukan tidak mungkin ibu hamil akan mengalami gangguan yang lebih parah bahkan membahayakan.
Baca juga: Kenali 5 Fakta Penting Bell’s Palsy yang Sebabkan Kelumpuhan Wajah
Jika mengalami gejala penurunan wajah atau kelumpuhan, sampaikan pada suami atau orang sekitar dan segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit. Semakin cepat ditangani, gejala bell’s palsy biasanya akan lebih mudah dikontrol. Selain itu, penanganan segera juga bisa mencegah kondisi lebih parah dan mempercepat pemulihan.