Penyebab Gerakan Tutup Mulut saat Mulai MPASI
Halodoc, Jakarta – Setelah bayi memasuki usia 6 bulan, bayi sudah boleh diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI atau MPASI. Pemberian MPASI sebaiknya dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan usia bayi.
Baca juga: Pentingnya Tekstur Makanan dalam Pemberian MPASI
Ibu bisa mencari tahu mengenai proses pemberian MPASI pada anak agar proses pemberian MPASI dapat berjalan dengan optimal. Selain itu, pemberian MPASI yang sesuai dengan usia anak dapat menurunkan risiko gerakan tutup mulut yang sering dilakukan anak ketika memulai MPASI.
Ketahui Penyebab Gerakan Tutup Mulut pada Bayi
MPASI memiliki manfaat untuk mencukupi kebutuhan gizi yang mulai tidak dapat dipenuhi dengan lengkap oleh ASI. Pemberian MPASI mampu menghindarkan anak dari gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Namun, mengenalkan makanan bertekstur pada bayi yang baru memulai MPASI tidak mudah, salah satu masalah yang mungkin ditemui adalah gerakan tutup mulut atau biasa disebut GTM.
Menurut penelitian dari IDAI, salah satu alasan utama mengapa anak sering melakukan gerakan tutup mulut saat makan adalah inappropriate feeding practice. Kondisi ini terjadi ketika ibu memberikan pemberian makanan yang tidak sesuai dengan usia anak. Pemberian makan yang tepat pada anak tidak hanya proses pemberian makannya saja, namun ibu perlu memerhatikan kondisi lainnya, seperti waktu pemberian makan, banyaknya jumlah makanan yang dikonsumsi, kualitas makanan, dan penyajian makanan yang disesuaikan dengan tahap perkembangan anak.
Baca juga: Ingin Beri MPASI Ikuti Dulu Tips Ini
Perhatikan tekstur makanan dan jumlah yang diberikan agar anak merasa nyaman mengonsumsi makanan yang telah disiapkan oleh ibu untuk MPASI. Tidak ada salahnya untuk ketahui bagaimana aturan pemberian MPASI pada bayi yang mulai memasuki usia MPASI agar ibu terhindar dari GTM.
Usia 6-8 bulan bayi baru mengenal tekstur baru, sebaiknya berikan makanan berupa puree atau bubur saring. Perkenalkan anak dengan buah-buahan atau sayuran terlebih dahulu, baru setelah itu makanan bisa dicampur dengan bahan lainnya yang mengandung nutrisi dan gizi yang baik untuk tubuh.
Usia 9-11 bulan bayi mulai bisa diperkenalkan dengan tekstur yang lebih kasar. Hal ini disebabkan pencernaan bayi sudah mulai lebih kuat. Usia 12-23 bulan bayi sudah boleh mengonsumsi makanan keluarga, namun ibu bisa membantu untuk memotong kecil-kecil atau menghaluskan beberapa jenis makanan yang memang diperlukan.
Lakukan Ini untuk Atasi Bayi GTM
Gerakan tutup mulut dapat membuat orangtua khawatir terhadap kondisi kesehatan anak. Namun, daripada memaksa anak untuk terus-menerus makan, sebaiknya ibu lakukan beberapa tips ini agar anak mau kembali mengonsumsi MPASI, yaitu:
Baca juga: Ketahui Jenis MPASI yang Paling Cocok untuk Si Kecil
- Hindari memaksa bayi yang melakukan gerakan tutup mulut. Dengan memaksa anak makan, membuat anak tidak nyaman dengan kegiatan makan.
- Tidak ada salahnya untuk memberikan makanan yang bervariasi pada anak. Rasa bosan terhadap salah satu jenis makanan bisa menjadi penyebab lain dari tindakan GTM yang dilakukan anak.
- Ketika anak mulai GTM, berikan anak kesempatan untuk mengonsumsi makanannya sendiri. Tentunya proses ini membuat kondisi berantakan, namun, tidak hanya membuat bayi belajar, kondisi ini juga dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk bayi.
- Sebaiknya ajak bayi untuk makan bersama dengan keluarga yang lain. Dengan begitu, bayi melihat dan meniru kegiatan yang dilakukan oleh keluarga lainnya.
Itulah yang bisa dilakukan ketika anak sedang mengalami GTM. Tetap sabar dan dampingi Si Kecil agar proses MPASI bisa berjalan dengan lancar, ya.
Referensi:
Web MD. Diakses pada 2019. Picky Eaters
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Infant and Toddler Health
IDAI. Diakses pada 2019. Gerakan Tutup Mulut (GTM) pada Batita
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan