Penyebab dan Gejala Lordosis yang Perlu Diketahui

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   24 Mei 2023

“Ada beberapa penyebab lordosis, salah satunya adalah terbiasa melakukan aktivitas tertentu dengan postur buruk. Untuk gejalanya, salah satu ciri khas dari kondisi ini adalah kelengkungan berlebih pada tulang belakang, terutama area pinggang.”

Penyebab dan Gejala Lordosis yang Perlu DiketahuiPenyebab dan Gejala Lordosis yang Perlu Diketahui

Halodoc, Jakarta – Lordosis adalah sebuah kondisi postur tubuh yang ditandai dengan lengkungan berlebihan pada bagian bawah tulang belakang. Normalnya, tulang belakang memiliki beberapa kelengkungan alami yang membantu dalam mendistribusikan beban tubuh dengan seimbang.

Namun, dalam kasus lordosis, kelengkungan ini menjadi terlalu dalam atau terlalu menonjol. Kelengkungan tersebut tentunya dapat menyebabkan masalah kesehatan dan ketidaknyamanan. Mengingat kondisi ini tidak dapat disepelekan, sebaiknya ketahuilah penyebab dan gejala lordosis. 

Apa Perbedaan antara Lordosis dan Kifosis?

Baik lordosis dan kifosis adalah istilah dalam masalah tulang yang sering kali  terdengar. Sebagian orang mungkin masih belum mengetahui kalau keduanya merupakan dua kondisi tulang yang berbeda. Nah, lordosis atau swayback adalah kondisi ketika punggung bagian bawah atas bokong, terlalu banyak melengkung ke dalam, menyebabkan perut anak menonjol dan bokong menonjol. Sedangkan kyphosis atau kifosis adalah kondisi ketika tulang belakang bagian atas melengkung terlalu jauh ke luar, membentuk punuk pada punggung atas.

Penyebab Lordosis

Berikut adalah sejumlah penyebab swayback yang perlu kamu ketahui: 

1. Postur Buruk

Sikap duduk atau berdiri yang tidak tepat, seperti membungkuk terlalu sering, dapat menyebabkan peningkatan kelengkungan pada tulang belakang dan mengarah pada swayback

2. Kebiasaan Mengangkat Beban Berlebihan

Mengangkat beban berat secara berlebihan atau dengan teknik yang salah dapat memberi tekanan tambahan pada tulang belakang, yang akhirnya dapat menyebabkan lordosis.

3. Gangguan Bawaan

Beberapa individu dapat memiliki kelainan bawaan yang mengakibatkan lordosis, seperti kelainan tulang belakang atau gangguan otot.

4. Cedera

Cedera pada tulang belakang atau otot punggung dapat merusak struktur tulang belakang dan mempengaruhi kelengkungan normalnya.

5. Kelebihan Berat Badan

Kegemukan atau obesitas dapat menempatkan tekanan berlebih pada tulang belakang, yang dapat menyebabkan perubahan postur dan swayback.

6. Osteosarkoma

Osteosarcoma adalah kanker tulang yang biasanya berkembang pada tulang kering tertentu. Misalnya tulang kering dekat lutut, tulang paha dekat lutut, atau tulang lengan atas dekat bahu. 

Apa Gejala yang Dapat Timbul Akibat Lordosis?

Berikut adalah beberapa gejala swayback

  • Kelengkungan berlebih pada tulang belakang, terutama di daerah pinggang.
  • Perubahan pada penampilan fisik, seperti punggung tampak lebih melengkung atau “pelana punggung”.
  • Nyeri atau ketidaknyamanan di daerah pinggang, punggung, atau panggul.
  • Kesulitan dalam mempertahankan postur yang benar saat duduk atau berdiri.
  • Kesulitan bernapas atau tekanan pada organ internal jika lordosis sangat parah.

Penting untuk diingat bahwa lordosis bisa bersifat ringan hingga parah. Dalam kasus yang lebih serius, swayback dapat mempengaruhi mobilitas dan kualitas hidup seseorang. 

Jika kamu mengalami gejala yang mengindikasikan lordosis, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau ahli terapi fisik untuk diagnosis yang akurat dan perawatan yang sesuai.

Perawatan untuk Lordosis 

Perawatan untuk kondisi ini akan bergantung pada seberapa parah kelengkungan tulang dan ada atau tidaknya gejala lain. Pilihan pengobatannya meliputi:

  • Fisioterapi. Latihan khusus dan terapi fisik dapat membantu memperkuat otot-otot punggung dan meningkatkan postur tubuh. Namun, bagaimana prosedur fisioterapi dilakukan? Yuk, simak informasinya pada artikel: Bagaimana Prosedur Perawatan Fisioterapi?
  • Pemakaian Penyangga. Beberapa kasus swayback memerlukan penggunaan penyangga atau korset khusus untuk mendukung tulang belakang dan memperbaiki postur.
  • Penggunaan obat. Dokter dapat meresepkan obat-obatan tertentu untuk mengurangi rasa sakit dan bengkak. 
  • Terapi fisik harian. Terapi ini bertujuan untuk memperkuat otot dan rentang gerak pengidap lordosis. 
  • Penurunan berat badan. Hal ini bertujuan untuk membantu postur tubuh. 
  • Terapi radiasi atau kemoterapi. Jika penyebab kondisi ini adalah osteosarkoma, maka kedua prosedur tersebut dapat menjadi pilihan pengobatan. 
  • Operasi. Prosedur ini dapat menjadi pilihan dalam kasus lordosis yang parah dengan masalah neurologis. 
  • Pemberian nutrisi tambahan. Misalnya seperti pemberian suplemen vitamin D untuk memperkuat dan menyehatkan tulang. 

Selain itu, kami juga perlu baca mengenai operasi tulang belakang di sini: Operasi Tulang Belakang – Tujuan, Jenis, dan Prosedur.

Apakah Lordosis Bisa Sembuh dengan Sendirinya?

Pada beberapa kasus, lordosis ringan dapat membaik dengan sendirinya melalui perubahan gaya hidup yang sehat dan latihan fisik yang tepat. Perubahan gaya hidup yang sehat meliputi menjaga postur tubuh yang baik, menghindari duduk atau berdiri dalam posisi yang salah, dan menjaga berat badan yang sehat.

Latihan fisik yang tepat, seperti latihan penguatan otot inti dan punggung, juga dapat menjadi pilihan. Sebab, latihan ini dapat membantu memperkuat otot-otot yang mendukung tulang belakang dan memperbaiki postur tubuh. Namun, penting untuk kamu ingat bahwa kondisi ini yang lebih serius atau terkait dengan kondisi medis yang mendasarinya mungkin tidak sembuh dengan sendirinya.

Salah satunya jika lordosis terjadi akibat osteosarkoma, maka penanganan seperti kemoterapi atau operasi dibutuhkan pengidapnya. 

Itulah penjelasan mengenai penyebab dan gejala lordosis yang perlu kamu ketahui. Jika mengalami gejalanya, sebaiknya segeralah memeriksakan kondisimu ke dokter. 

Referensi: 
Healthline. Diakses pada 2023. What Causes Lordosis?
Cleveland Clinic. Diakses pada 2023, Lordosis (Swayback). 
Medical News Today. Diakses pada 2023. What is lordosis, and what causes it?