Penyakit yang Bisa Diketahui dengan Cek Darah
Halodoc, Jakarta – Tes darah dilakukan dengan pengambilan sampel darah pada jari atau pembuluh darah di bagian tubuh tertentu (seperti lengan). Tujuannya untuk mendeteksi penyakit, mengetahui fungsi organ, mendeteksi keberadaan racun dan zat berbahaya, dan memeriksa kondisi kesehatan secara menyeluruh. Melalui tes ini, sampel darah dimasukkan ke dalam botol kecil khusus untuk diuji di laboratorium.
Baca Juga: Alasan Harus Puasa Sebelum Cek Darah
Ketahui Prosedur Umum Tes Darah
Tes darah umumnya dilakukan dengan teknik venipunktur, yaitu menggunakan jarum kecil untuk mengambil sampel darah di pembuluh vena. Lengan dibalut pengikat lengan (tourniquet) untuk memudahkan proses pengambilan darah. Selanjutnya, petugas medis mengidentifikasi letak pembuluh vena dan membersihkannya dengan alkohol sebelum darah diambil dengan jarum. Bekas tusukan nantinya ditutup dengan plester. Proses ini berlangsung sebentar, sekitar 5 - 10 menit atau lebih cepat jika pembuluh vena langsung ditemukan.
Jenis Tes Darah Berdasarkan Jenis Penyakit
Tes darah diambil dengan cara yang sama, tapi tujuannya dapat berbeda. Berikut ini jenis tes darah berdasarkan jenis penyakit yang perlu diketahui:
1. Tes Kolesterol
Kadar kolesterol diketahui melalui pemeriksaan darah. Tes kolesterol bisa dilakukan di fasilitas kesehatan atau di rumah dengan alat khusus. Kadar kolesterol tinggi dalam darah menandakan tingginya risiko penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke.
2. Analisa Gas Darah
Dilakukan untuk mengevaluasi tingkat keasaman (pH) darah dan kadar gas dalam darah (seperti oksigen dan karbondioksida). Analisa gas darah bertujuan meninjau gangguan keseimbangan asam basa tubuh (seperti asidosis dan alkalosis), fungsi paru, respons terapi oksigen pada paru-paru, dan mengidentifikasi gangguan ginjal. Penyakit yang bisa teridentifikasi melalui ketidakseimbangan pH antara lain pneumonia, penyakit paru obstruktif kronis, diabetes, dan gangguan ginjal.
3. Tes Glukosa
Tujuannya untuk menilai kadar glukosa darah (glukosa). Tes ini bisa dilakukan di fasilitas kesehatan atau di rumah dengan alat khusus, sama seperti tes kolesterol. Jika hasil pengukuran tinggi, kamu berisiko mengidap diabetes.
4. Tes Koagulasi
Tes koagulasi bertujuan untuk melihat masalah pembekuan darah yang rentan dialami pengidap penyakit von Willebrand dan hemofilia. Tes dilakukan untuk mengukur kecepatan darah menggumpal.
5. Tes Elektrolit
Elektrolit adalah mineral yang ditemukan dalam tubuh, termasuk sodium, potasium, dan klorida. Mineral ini berfungsi menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Perubahan kadar mineral dalam tubuh perlu diwaspadai karena meningkatkan risiko dehidrasi, diabetes, gagal ginjal, penyakit hati, dan gangguan jantung. Kondisi ini rentan terjadi pada orang yang sedang menjalani pengobatan.
6. Uji Protein C-Reaktif
Protein C-reaktif (CRP) diproduksi oleh hati. Tes protein jenis ini dilakukan untuk mengetahui adanya peradangan (seperti lupus dan artritis reumatoid) yang ditandai tingginya kadar CRP dalam darah.
7. Tes Sedimentasi Eritrosit
Disebut juga laju endap darah. Tes ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keparahan peradangan dalam tubuh, baik yang disebabkan oleh infeksi, tumor, atau penyakit autoimun. Semakin cepat sel darah mengendap, semakin tinggi tingkat peradangan yang terjadi. Penyakit yang bisa terdeteksi melalui tes ini antara lain radang sendi, polymyalgia rheumatica, radang pembuluh darah (vaskulitis), dan penyakit Crohn.
Baca Juga: 6 Jenis Pemeriksaan yang Penting Dilakukan Sebelum Menikah
Sampel darah juga diambil untuk prosedur tes genetik (kromosom), tes golongan darah, tes kanker, tes enzim jantung, tes fungsi hati, tes fungsi ginjal, tes ELISA, serta tes untuk menilai risiko penyakit jantung. Kalau kamu ingin melakukan tes kesehatan, gunakan fitur Lab Service yang ada di aplikasi Halodoc. Kamu hanya perlu menentukan jenis dan waktu pemeriksaan, lalu petugas Lab akan datang ke rumah sesuai waktu yang ditentukan. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!