Penyakit Usus Buntu Disebabkan Faktor Keturunan, Benarkah?
Halodoc, Jakarta - Banyak orang yang meyakini bahwa harus berhati-hati terkena penyakit usus buntu jika terlalu banyak mengonsumsi makanan pedas. Namun, apakah hal tersebut adalah satu-satunya faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami usus buntu? Adakah kaitannya usus buntu dengan faktor keturunan?
Perlu diketahui, penyakit usus buntu adalah gangguan yang disebabkan oleh peradangan pada usus buntu. Bagian pencernaan tersebut merupakan kantong berbentuk jari yang menonjol dari usus besar di bagian kanan bawah dari perut. Seseorang yang mengidap gangguan ini dapat merasakan nyeri di area pusar dan sekitarnya. Saat peradangan semakin memburuk, nyeri yang dirasakan dapat sangat parah.
Baca juga: Ketahui 2 Komplikasi yang Disebabkan Usus Buntu
Faktor Keturunan Tingkatkan Risiko Penyakit Usus Buntu
Usus buntu adalah bagian tubuh yang tidak memiliki fungsi dan pengangkatannya tidak menimbulkan perubahan pada tubuh, terutama pada sistem pencernaan. Namun, banyak orang yang bertanya-tanya apakah gangguan ini dapat disebabkan oleh faktor keturunan atau riwayat keluarga yang sebelumnya pernah mengalaminya juga?
Faktanya, gangguan ini memiliki risiko yang lebih tinggi saat keluarga inti kamu pernah mengalaminya sehingga peningkatannya terbilang signifikan. Hampir separuh dari risiko penyakit usus buntu akut yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya terjadi karena faktor keturunan. Bahkan, disebutkan apabila peningkatan risiko dari apendisitis hampir tiga kali lipat karena riwayat keluarga.
Meski begitu, semua orang tetap dapat mengalami gangguan pada sistem pencernaan ini terlepas ada atau tidaknya riwayat keluarga yang pernah mengidap gangguan ini. Namun, jika kamu memiliki keluarga inti yang mengidap penyakit usus buntu, maka ada baiknya untuk secara rutin memeriksakan kesehatan.
Pastikan kamu lebih waspada terhadap gejala yang dapat ditimbulkan dari penyakit usus buntu agar segera mendapatkan penanganan. Jika kamu memiliki kekhawatiran terkait risiko dari penyakit usus buntu terkait faktor keturunan, diskusikan hal tersebut pada dokter melalui aplikasi Halodoc.
Baca juga: Hal yang Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Usus Buntu
Cara Mendiagnosis Penyakit Usus Buntu
Jika dokter mencurigai kamu mengidap gangguan pada usus buntu, maka pemeriksaan fisik akan dilakukan. Ahli medis akan memeriksa nyeri yang timbul pada bagian kanan bawah perut dan pembengkakan yang ada di area tersebut. Setelah hasil pemeriksaan fisik selesai, dokter mungkin memeriksa gejala-gejala dari gangguan tersebut.
Berikut ini pemeriksaan yang umum dilakukan untuk memastikan masalah ini:
1. Pemeriksaan Darah
Cara untuk memastikan gejala-gejala infeksi yang timbul, dokter mungkin akan melakukan hitung darah lengkap. Tes ini dilakukan dengan mengumpulkan sampel darah dan mengirimkannya ke laboratorium untuk dianalisis.
Gangguan ini dapat menyebabkan infeksi bakteri, tetapi infeksi pada saluran kemih juga bisa menimbulkan gejala yang mirip dengan penyakit usus buntu.
2. Pemeriksaan Kehamilan
Wanita yang mengalami kehamilan ektopik dapat salah diagnosis terhadap apendisitis. Maka dari itu, tes kehamilan dilakukan untuk memastikan gangguan yang menjadi penyebabnya.
Dokter akan mengumpulkan sampel urine atau darah untuk diperiksa. Selain itu, pemeriksaan dengan ultrasound transvaginal juga dilakukan untuk memastikan letak pembuahan sel telur di dalam tubuh.
3. Pemeriksaan Pencitraan
Dokter juga dapat merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan pencitraan pada tubuh, seperti rontgen perut, USG perut, pemindaian tomografi terkomputerisasi atau CT-Scan, dan pencitraan resonansi magnetik (MRI). Hal tersebut untuk membantu ahli medis memastikan radang usus buntu atau menemukan penyebab lain dari gangguan yang menimbulkan rasa sakit pada bagian
perut.
Baca juga: Ini Komplikasi yang Disebabkan oleh Penyakit Usus Buntu
Setelah mengetahui jika penyakit usus buntu memiliki risiko lebih tinggi terhadap faktor keturunan, setiap orang harus lebih berhati-hati terhadap hal tersebut. Pastikan juga menghindari segala kebiasaan yang dapat menyebabkan gangguan itu lebih mudah untuk terjadi. Maka dari itu, biasakan konsumsi makanan yang bergizi dan sehat setiap hari.