Penyakit PTSD dan Fakta yang Perlu Diketahui
Halodoc, Jakarta – Posttraumatic stress disorder atau biasa disebut PTSD adalah kondisi mental serius yang dialami oleh sebagian orang akibat dari kejadian mengejutkan, menakutkan, ataupun berbahaya yang terjadi padanya. Singkatnya PTSD terjadi karena trauma.
Umumnya setelah mengalami trauma, perasaan yang sering terjadi adalah rasa takut, kecemasan, dan kesedihan. Pengidapnya sangat mungkin merasakan kejengkelan tanpa sebab, mengingat peristiwa tersebut sehingga merasa sulit untuk tidur.
Kebanyakan orang akan membaik seiring dengan waktu, tetapi bagi sebagian orang trauma ini tidak memudah. Bahkan, bisa bertahan selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun serta menjadi lebih buruk.
PTSD menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, dalam hubungan sosial, maupun di tempat kerja. Kondisi ini sangat bisa memengaruhi kesehatan fisik pengidap. Karenanya, disarankan buat orang yang mengalami PTSD untuk menjalani pengobatan supaya dapat kembali ke kehidupan normal.
Bagaimana PTSD Terjadi?
Selama trauma, tubuh akan merespons ancaman dengan masuk ke mode "melawan". Situasi ini membuat tubuh melepaskan hormon stres, seperti adrenalin dan norepinefrin, untuk memberi kamu energi yang dapat melawan situasi ancaman tersebut.
Akibatnya, jantung berdetak lebih cepat. Otak kamu juga menempatkan beberapa tugas, seperti ingatan jangka pendek atau menghentikan memori. PTSD menyebabkan otak kamu terjebak dalam mode bahaya.
Bahkan setelah kamu tidak lagi dalam bahaya, tubuh akan tetap waspada dengan mengirimkan sinyal stres yang mengarah ke gejala PTSD. Studi menunjukkan bahwa bagian otak yang menangani rasa takut dan emosi (amigdala) lebih aktif ke orang dengan PTSD.
Seiring waktu, PTSD mengubah otak dan mengontrol memori (hippocampus) menjadi lebih kecil. Itulah salah satu alasan para ahli menyarankan pengidap untuk berobat lebih awal.
Apa Efek dari PTSD?
Kesulitan tidur, mati rasa secara emosional, ledakan kemarahan, dan perasaan bersalah. Kamu mungkin juga menghindari hal-hal yang mengingatkan kamu mengenai peristiwa tersebut dan mulai kehilangan minat ke hal-hal yang disukai sebelumnya.
Gejala biasanya dimulai dalam tiga bulan setelah trauma. Akan tetapi, gejala-gejala ini mungkin tidak akan muncul sampai bertahun-tahun sesudahnya. Mereka bertahan setidaknya satu bulan. Tanpa perawatan, kamu dapat memiliki PTSD selama bertahun-tahun atau bahkan seumur hidup bisa merasa lebih baik atau lebih buruk dari waktu ke waktu.
PTSD mengganggu aktivitas sehari-harimu. Ini membuat kamu lebih sulit untuk percaya, berkomunikasi, dan memecahkan masalah. Hal ini dapat menyebabkan masalah dalam hubungan dengan teman, keluarga, dan rekan kerja. PTSD juga memengaruhi kesehatan fisik di mana penelitian menunjukkan bahwa PTSD dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan gangguan pencernaan.
Siapa yang Bisa Mengidapnya?
PTSD dapat terjadi kepada siapa pun dan pada usia berapa pun, termasuk anak-anak. Bahkan, sekitar 8 persen orang Amerika Serikat akan mengembangkan kondisi ini pada suatu saat dalam kehidupan mereka.
Perempuan memiliki dua kali lipat risiko PTSD. Hal itu karena mereka lebih mungkin mengalami kekerasan seksual. Mereka juga menyalahkan diri sendiri atas peristiwa traumatis lebih dari yang dilakukan pria.
Sekitar 50 persen wanita dan 60 persen pria akan mengalami trauma emosional di kehidupannya. Namun, tidak semua orang mengembangkan PTSD. Faktor-faktor berikut meningkatkan risikonya:
-
Pengalaman sebelumnya dengan trauma, seperti pelecehan masa kanak-kanak
-
Memiliki masalah kesehatan mental lainnya, seperti depresi dan kecemasan atau masalah penyalahgunaan zat
-
Memiliki anggota keluarga dekat, seperti orang tua dengan masalah kesehatan mental, contohnya PTSD atau depresi
-
Mengerjakan pekerjaan yang dapat mengekspos kamu ke peristiwa traumatis (situasi militer)
-
Kurangnya dukungan sosial dari teman dan keluarga
Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai PTSD, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untuk orangtua. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, ibu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Baca juga:
- Orang Bisa Kena PTSD Tanpa Disadari
- Ketahui 3 Cara Menghilangkan PTSD
- Inilah 7 Hal yang Bisa Menyebabkan PTSD