Penyakit Peritonitis Bisa Dicegah dengan Lakukan 2 Cara Ini
Halodoc, Jakarta – Peritonitis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan peradangan yang terjadi pada lapisan dinding dalam perut alias peritoneum. Lapisan ini memiliki fungsi utama melindungi organ di dalam rongga perut.
Peradangan ini umumnya terjadi karena infeksi bakteri atau jamur. Kabar buruknya, peritonitis yang tidak segera ditangani dengan tepat bisa menyebabkan infeksi tersebut menyebar ke seluruh tubuh dan membahayakan nyawa. Ada sejumlah gejala yang sering muncul sebagai tanda penyakit ini. Mulai dari demam, nyeri perut yang mengganggu, perut terasa kembung, mual dan muntah, nafsu makan menurun, hingga diare. Selain itu, jantung berdebar, konstipasi dan kesulitan buang gas serta urine juga menjadi gejala dari penyakit ini.
Jika dilihat dari penyebab infeksi yang terjadi, peritonitis dibagi menjadi dua, yaitu peritonitis primer dan peritonitis sekunder. Pada peritonitis primer, gangguan yang terjadi bermula saat infeksi terjadi pada peritoneum. Kondisi ini bisa terjadi sebagai dampak dari gagal hati dengan asites atau tindakan continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD) alias cuci darah melalui perut.
Sementara peritonitis sekunder adalah kondisi yang terjadi karena penyebaran infeksi dari saluran pencernaan. Baik peritonitis primer maupun sekunder merupakan kondisi yang berbahaya dan bisa sangat mengancam nyawa, bahkan tingkat kematian akibat penyakit ini bisa mencapai 40 persen.
Apa Saja Faktor Risiko dan Bagaimana Cara Mencegah Peritonitis?
Penyakit peritonitis bisa menyerang siapa saja. Meski demikian, ada beberapa orang yang memiliki risiko lebih besar mengalami penyakit ini. Risiko peritonitis primer menjadi lebih tinggi pada orang yang memiliki riwayat penyakit sirosis, dan orang yang mengidap penyakit gagal ginjal dan menjalani CAPD, terutama jika tidak memperhatikan kebersihan.
Sementara risiko peritonitis sekunder lebih besar pada orang yang mengalami penyakit saluran pencernaan, hingga mengalami pecahnya organ dalam, seperti usus buntu atau lambung yang pecah karena tukak lambung. Penyakit ini juga lebih mudah menyerang orang yang memiliki penyakit radang panggul, pankreatitis, dan orang yang baru menjalani pembedahan rongga perut.
Oleh karena banyaknya faktor risiko dan kondisi yang bisa memicu peritonitis, maka pencegahan penyakit ini pun bisa berbeda-beda. Pencegahan penyakit peritonitis dilakukan tergantung dari faktor risiko. Apa saja cara pencegahan yang bisa dilakukan?
1. Pemberian Obat pada Pengidap Sirosis
Seperti diketahui, sirosis menjadi salah satu kondisi yang bisa memicu terjadinya peritonitis. Maka dari itu, pemberian obat dibutuhkan untuk mencegah penyakit tersebut memicu peradangan di lapisan dinding dalam perut.
Pada pengidap sirosis dan terdapat asites, mencegah penyakit peritonitis bisa dilakukan dengan memberikan antibiotik. Sebab, kandungan dalam jenis obat tersebut disebut bisa membantu melawan infeksi dan peradangan yang menjadi penyebab peritonitis.
2. Menjaga Kebersihan selama CAPD
Pengidap gagal ginjal yang menjalani CAPD harus sangat memerhatikan dan menjaga kebersihan. Pasalnya, orang dengan kondisi ini juga memiliki risiko yang besar mengalami peritonitis. Pastikan untuk selalu mencuci tangan dengan bersih sebelum menyentuh kateter dan rutin bersihkan kulit di sekitar kateter setiap hari. Simpan perlengkapan CAPD di tempat yang higienis dan cari tahu dan pelajari teknik CAPD yang benar.
Cari tahu lebih lanjut seputar penyakit peritonitis dan cara mencegahnya dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Baca juga:
- Inilah Risiko Penyakit yang Menyebabkan Peritonitis
- Ketahui Gejala dan Pengobatan Penyakit Peritonitis
- Sakit Perut Peritonitis Bisa Berakibat Fatal