7 Penyakit yang Bisa Diketahui dengan Cek Darah

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   30 Mei 2023
7 Penyakit yang Bisa Diketahui dengan Cek Darah 7 Penyakit yang Bisa Diketahui dengan Cek Darah

Halodoc, Jakarta - Cek darah dilakukan dengan mengambil sampel darah melalui jari atau pembuluh darah di bagian tubuh tertentu, seperti lengan. Cek darah umumnya dilakukan untuk mendeteksi penyakit, mengetahui fungsi organ, mendeteksi keberadaan racun dan zat berbahaya, dan memeriksa kondisi kesehatan secara menyeluruh. Setelah sampel diambil, darah dimasukkan ke dalam botol kecil khusus untuk diuji di laboratorium.

Cek darah umumnya menggunakan teknik venipunktur, yaitu menggunakan jarum kecil untuk mengambil sampel darah melalui pembuluh vena. Biasanya, lengan perlu dibalut dengan pengikat lengan (tourniquet) untuk memudahkan proses pengambilan darah. Setelah itu, petugas medis akan mencari letak pembuluh vena dan membersihkannya dengan alkohol sebelum darah diambil dengan jarum. Bekas tusukan nantinya ditutup dengan kapas dan plester. 

Proses pengambilan darah umumnya hanya memakan waktu sekitar 5 - 10 menit atau lebih cepat jika pembuluh vena mudah ditemukan. Lantas, penyakit apa saja yang bisa dideteksi melalui cek darah? Simak penjelasan berikut ini. 

Baca juga: Ini yang Perlu Diketahui tentang Golongan Darah dan Rhesus


Penyakit yang Bisa Diketahui Melalui Cek Darah

Melansir dari National Heart, Lung and Blood Institute, berikut beberapa jenis penyakit yang bisa dideteksi melalui tes darah, yaitu:

1. Penyakit Kardiovaskular

Tingginya kadar kolesterol sering menjadi pemicu utama penyakit kardiovaskular. Nah, pemeriksaan darah dapat dilakukan untuk mencari tahu kadar kolesterol di dalam tubuh. Apabila tes menunjukan kadar kolesterol tinggi dalam darah, tandanya seseorang berisiko tinggi mengalami penyakit, seperti penyakit jantung dan stroke.

2. Penyakit Paru-Paru

Analisis gas darah seringkali dilakukan untuk mendeteksi gangguan keseimbangan asam basa tubuh, fungsi paru dan respons terapi oksigen pada paru-paru. Melalui analisis gas darah, dokter dapat mengevaluasi tingkat keasaman (pH) darah dan kadar gas dalam darah (seperti oksigen dan karbondioksida). 

Penyakit yang bisa teridentifikasi melalui ketidakseimbangan pH umumnya adalah penyakit yang memengaruhi paru-paru, seperti pneumonia dan penyakit paru obstruktif kronis. Namun, analisis gas darah juga kerap dilakukan untuk mendeteksi penyakit diabetes dan gangguan ginjal.

3. Diabetes

Pemeriksaan darah juga dapat dilakukan untuk menilai kadar glukosa darah (glukosa). Sama seperti tes kolesterol, tes glukosa bisa dilakukan di fasilitas kesehatan atau di rumah dengan alat khusu. Jika hasil tes darah menunjukan kadar glukosa yang tinggi, artinya seseorang berpeluang mengidap diabetes.

4. Penyakit Pembekuan Darah

Tes koagulasi adalah jenis tes darah untuk mendeteksi penyakit pembekuan darah, seperti von Willebrand dan hemofilia. Tes ini dilakukan untuk mengukur kecepatan darah menggumpal.

Baca juga: Perlukah Cek Kesehatan Meski Sedang Fit?

5. Gangguan Elektrolit

Elektrolit, seperti sodium, potasium dan klorida adalah mineral yang ditemukan dalam tubuh. Mineral ini berfungsi menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, sehingga organ dan jaringan tubuh dapat berfungsi dengan baik. Ketika kadarnya terganggu, maka seseorang berisiko mengalami dehidrasi atau kondisi yang lebih serius seperti, diabetes, gagal ginjal, penyakit hati, dan gangguan jantung. 

Nah, tes darah juga bisa dilakukan untuk mendeteksi gangguan elektrolit. Biasanya, masalah elektrolit ini rentan dialami oleh orang yang sedang menjalani pengobatan.

6. Penyakit Autoimun

Tes protein C-reaktif (CRP) adalah jenis tes darah yang sering dilakukan untuk mendeteksi adanya penyakit autoimun. Protein C-reaktif adalah zat diproduksi oleh hati. Tes protein jenis ini dilakukan untuk mengetahui adanya peradangan seperti lupus dan artritis reumatoid.

7. Peradangan Tubuh

Tes sedimentasi eritrosit atau disebut juga laju endap darah adalah tes darah untuk mengetahui tingkat keparahan peradangan dalam tubuh. Peradangan ini bisa disebabkan oleh infeksi, tumor, atau penyakit autoimun. Semakin cepat sel darah mengendap, semakin tinggi tingkat peradangan yang terjadi. Melalui tes ini, dokter dapat mendiagnosis penyakit, seperti radang sendi, polymyalgia rheumatica, radang pembuluh darah (vaskulitis), dan penyakit Crohn.

Baca juga: A, B, O, AB, Kenali Lebih jauh Tentang Golongan Darah

Kalau kamu berencana melakukan tes darah, kamu bisa memesan pemeriksaannya melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu ke luar rumah, lewat fitur Halodoc Homelab kamu bisa menjalani tes darah di rumah saja. Mudah sekali bukan? Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!


Referensi:
National Heart, Lung and Blood Institute. Diakses pada 2020. Blood Tests.
National Health Services. Diakses pada 2020. Blood tests.