Penularan Penyakit Chikungunya yang Harus Dipahami
Halodoc, Jakarta – Selain demam berdarah dan malaria, penyakit lainnya yang juga disebabkan oleh gigitan nyamuk adalah chikungunya. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk bernama Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Informasi selengkapnya mengenai penularan penyakit chikungunya bisa dibaca di bawah ini.
Chikungunya adalah infeksi virus yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk. Jenis nyamuk yang menjadi penyebab chikungunya adalah jenis nyamuk yang sama dengan yang menyebabkan demam berdarah, yaitu Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Spesies nyamuk tersebut paling sering menggigit manusia dan menularkan virus pada pagi dan sore hari.
Nyamuk tersebut dapat membawa virus chikungunya bila menggigit seseorang yang sudah terinfeksi virus tersebut sebelumnya, lalu menularkannya pada orang lain dengan cara menggigitnya juga. Perlu diketahui, virus chikungunya tidak menular dari orang ke orang.
Meskipun sangat jarang terjadi, tetapi virus chikungunya juga dapat ditularkan dari ibu ke bayi yang baru lahir di sekitar waktu kelahiran. Namun, sampai sekarang belum ditemukan bayi yang tertular chikungunya melalui menyusui. Mengingat manfaat menyusui yang sangat baik, ibu dianjurkan untuk tetap menyusui bayi, bahkan bila tinggal di daerah di mana virus chikungunya beredar.
Selain itu, secara teori, virus chikungunya juga bisa menyebar melalui transfusi darah. Namun, sampai saat ini belum ada laporan tentang orang yang tertular chikungunya melalui transfusi darah.
Baca juga: Awas, 4 Penyakit Ini Disebabkan Gigitan Nyamuk
Siapa Saja yang Berisiko Tertular Virus Chikungunya?
Orang-orang yang tinggal atau berpergian ke negara di mana virus chikungunya banyak beredar, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit tersebut.
Wabah Chikungunya sendiri pertama kali dilaporkan di Afrika, Asia, Eropa, dan pulau-pulau di Samudra Hindia dan Pasifik. Kasus Chikungunya yang pertama dilaporkan di Amerika terjadi pada 2013, di pulau-pulau Karibia. Sejak itu, lebih dari 1,7 juta kasus yang diduga chikungunya telah dilaporkan di kepulauan Karibia, di negara-negara Amerika Latin dan di Amerika Serikat. Kanada dan Meksiko juga telah melaporkan kasus infeksi virus tersebut.
Bayi, orangtua yang berusia di atas 65 tahun, dan orang-orang yang memiliki penyakit tertentu (seperti hipertensi, diabetes, atau penyakit jantung) juga dianjurkan untuk lebih mewaspadai chikungunya karena berisiko untuk mengalami kondisi yang lebih parah saat terinfeksi virus tersebut.
Baca juga: Sakit Kaki Disertai Demam, Waspada Gejala Chikungunya
Cara Mencegah Chikungunya
Bila kamu akan pergi ke negara endemik chikungunya, berikut ini hal-hal yang bisa kamu lakukan agar terlindung dari gigitan nyamuk:
-
Kenakan baju berlengan panjang dan celana panjang.
-
Sebaiknya tetap tinggal di dalam ruangan yang tertutup di mana terdapat AC.
-
Bila kamu tinggal di tempat yang tidak ada AC, pastikan tutupi tempat tidurmu dengan menggunakan kelambu.
-
Bila kamu ingin pergi ke luar ruangan dengan baju tanpa lengan, kenakan losion antinyamuk yang mengandung DEET. Bila kamu perlu menggunakan tabir surya, kenakan dulu tabir surya sebelum mengenakan losion nyamuk.
-
Menutup rapat tempat penyimpanan air yang ada di tempat tinggal atau kamar hotel kamu. Selain itu, bersihkan juga dan kuras tempat penampungan air secara berkala.
Sayangnya, sampai saat ini belum ditemukan vaksin yang dapat mencegah chikungunya. Namun, bila kamu sudah pernah terinfeksi chikungunya sebelumnya, kemungkinan besar tidak dapat terinfeksi lagi.
Baca juga: Mitos atau Fakta Daun Binahong Dapat Sembuhkan Chikungunya
Bila kamu masih penasaran dan ingin bertanya lebih lanjut mengenai penularan chikungunya, gunakan saja aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa menghubungi dokter untuk bertanya seputar kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.