Pentingnya Orangtua untuk Menghargai Privasi Anak

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   09 November 2020
Pentingnya Orangtua untuk Menghargai Privasi Anak Pentingnya Orangtua untuk Menghargai Privasi Anak

Halodoc, Jakarta - Apakah Ibu tahu bahwa keinginan untuk lebih banyak privasi adalah bagian alami dari pertumbuhan seorang anak? Ya, seiring bertambahnya usia remaja, mereka mulai menghadapi tantangan besar, seperti mempelajari orang seperti apa mereka, di mana mereka cocok, dan apa yang ingin mereka lakukan dalam hidup. Otak anak juga mulai berkembang pesat dan mereka memperoleh keterampilan berpikir baru dan mengembangkan minat sosial baru. Akibatnya, wajar jika mereka mendambakan lebih banyak privasi dan ruang saat mereka menekuni minat barunya tersebut. 

Sementara itu bagi orang tua, periode waktu ini juga bisa menjadi penyesuaian besar. Namun, ibu perlu ingat bahwa saat anak menginginkan lebih banyak privasi tidak selalu berarti anak menyembunyikan sesuatu. Hanya jika ada kerahasiaan yang ekstrem, barulah ibu perlu curiga. Namun, memberikan dan menghargai privasi anak adalah hal yang penting. Dengan begini, Ibu dapat membesarkan remaja yang sehat, dapat dipercaya, dan mandiri.

Baca juga: Ini yang Harus Dilakukan Ketika Pergoki Anak Melihat Konten Dewasa

Kaitan Antara Privasi dan Kepercayaan

Saat remaja tumbuh dewasa, mereka ingin dipercaya untuk melakukan lebih banyak hal daripada saat mereka masih kecil. Mereka juga ingin dianggap dewasa, bertanggung jawab, dan mandiri. Memberi remaja ruang dan privasi dapat memberikan kebebasan yang baik untuk perkembangan mereka. Mereka tidak hanya merasa dipercaya, tetapi mereka juga merasa mampu dan percaya diri.

Ingatlah juga bahwa remaja juga menanggung perubahan fisik yang membuat privasi pada usia ini menjadi penting. Seorang anak yang selalu merasa nyaman berganti pakaian di depan orang tuanya mungkin kini tidak ingin lagi melepas pakaiannya di depan orangtua. Mereka juga dapat mengunci pintu kamar tidur atau pintu kamar mandi untuk memastikan bahwa privasi mereka dihormati. Ini adalah bagian normal dari pertumbuhan dan bukan alasan untuk khawatir.

Remaja juga mungkin merasa lebih nyaman mengajukan pertanyaan atau curhat kepada orangtua yang jenis kelaminnya sama dengannya tentang masalah tertentu. Apalagi jika ini terkait dengan hubungan romantis atau perubahan fisiologis yang mereka alami.

Ketika remaja diberi privasi yang mereka butuhkan, itu membantu mereka menjadi lebih mandiri dan membangun kepercayaan diri mereka. Sebagai orangtua mereka, berusahalah untuk menemukan keseimbangan antara mengetahui apa yang anak remaja lakukan, mempercayai bahwa anak remaja memiliki beberapa masalah pribadi, dan mengetahui kapan harus turun tangan. Secara keseluruhan, ibu mungkin harus percaya pada insting.

Akibat Anak Tidak Diberi Privasi 

Jika anak merasa tengah memperjuangkan kebutuhan privasi mereka, mungkin ada masalah kepercayaan di akarnya. Perlu ibu pahami bahwa ketika remaja yakin orangtua mereka telah melanggar privasi mereka, maka akan lebih banyak konflik yang kelak akan terjadi. Para remaja merasa bahwa orangtua mereka tidak mempercayai mereka atau bahwa mereka mengharapkan remaja berperilaku seperti anak-anak usia sekolah.

Jika ibu merasakan hal seperti ini, coba ambil langkah mundur dan tentukan bagaimana ibu dapat memberi anak remaja lebih banyak ruang dan privasi tanpa mengorbankan kebutuhan mereka akan keselamatan dan bimbingan dari orangtua. Namun, jika Ibu curiga anak remaja menyembunyikan sesuatu, ibu mungkin perlu menyelidikinya.

Baca juga: Melindungi Anak di Era Digital dengan Pola Asuh yang Tepat

Memberikan Privasi Berarti Memberikan Kepercayaan

Meskipun penting untuk memberi remaja ruang yang mereka dambakan, perlu diingat bahwa remaja tidak selalu siap menghadapi dunia sendirian. Mereka masih membutuhkan bimbingan orangtua. Tidak jarang remaja membuat keputusan cepat dan mereka tidak selalu memikirkan konsekuensi dari pilihan mereka.

Akibatnya, remaja tetap membutuhkan nasehat dan dukungan. Mereka juga perlu melakukan kontak rutin dengan orangtua dan berkomunikasi secara teratur. Memberi mereka privasi tidak sama dengan memberi mereka kebebasan, yang hampir selalu menimbulkan masalah di kemudian hari. Akibatnya, ibu harus menemukan cara untuk menyeimbangkan kebutuhan mereka akan privasi dan kebutuhan ibu untuk memastikan keselamatan dan keamanan mereka

Salah satu cara untuk menentukan batasan adalah dengan bertanya pada diri sendiri apa yang benar-benar perlu ibu ketahui dan apa yang tidak perlu diketahui. Misalnya, ibu perlu mengetahui ke mana anak remaja akan pergi, dengan siapa mereka akan bersama, dan kapan mereka akan pulang.

Namun, Ibu tidak perlu tahu apa yang mereka bicarakan dengan teman-temannya. Tentu saja, beberapa remaja bersedia memberikan informasi ini. Namun, jika anak tidak mau banyak berbagi tentang obrolan mereka, jangan terlalu khawatir dan jangan menuntutnya. Kuncinya adalah mengetahui apa yang benar-benar harus diketahui sebagai orangtua dan hal-hal yang dapat dirahasiakan oleh anak. 

Cara lain untuk memberikan privasi remaja meliputi:

  • Mengizinkan mereka untuk menemui dokter secara pribadi jika itu yang mereka inginkan.
  • Bertanya atau meminta izin sebelum mengeluarkan sesuatu dari dompet atau ransel mereka.
  • Memberi mereka waktu sendiri.
  • Mengetuk pintu sebelum masuk ke kamar mereka.
  • Meninggalkan ponselnya sendiri dan tidak mengintip teks.
  • Tidak membaca jurnal dan buku catatan mereka sendiri.
  • Membiarkan mereka melakukan percakapan pribadi dengan teman atau saudara mereka tanpa menuntut banyak detail.
  • Menghormati privasi kamar mereka dengan tidak memeriksa barang-barang mereka.

Baca juga: Ini 4 Akibat Pola Asuh Otoriter pada Anak

Jika ibu masih butuh saran pola asuh anak remaja, ibu bisa coba tanyakan pada psikolog di Halodoc. Psikolog mungkin akan memberikan beberapa tips yang baik untuk membesarkan anak remaja yang baik, mandiri, dan bertanggung jawab. 

Referensi:
Grace Point Wellness. Diakses pada 2020. Children's Need for Privacy.
Very Well Family. Diakses pada 2020. Why Teens Need Privacy From Their Parents.