Penting, Ketahui Perbedaan Vaksin Polio Tetes dan Vaksin Polio Injeksi
Halodoc, Jakarta - Vaksin merupakan produk biologi yang komponennya terdiri dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan atau dimatikan. Vaksin bertujuan untuk membangun kekebalan terhadap penyakit tertentu. Ada berbagai jenis vaksin yang wajib diperoleh anak umur 0-18 tahun, salah satunya adalah vaksin polio.
Polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus, sehingga menyebabkan kelumpuhan, kesulitan bernapas, hingga kematian. Virus polio ditularkan melalui kontak langsung dengan pengidap atau melalui makanan dan air yang terkontaminasi.
Baca Juga: Memahami Fungsi dari Tes Imunitas yang Harus Diketahui
Virus penyebab polio menyebar sangat cepat, sehingga vaksinasi wajib dilakukan. Ada dua bentuk vaksin polio yang diberikan, yaitu vaksin polio tetes (oral) dan injeksi (suntik). Pada awalnya, vaksin polio hanya diberikan melalui oral, tetapi vaksin polio injeksi lebih sering digunakan ketimbang vaksin polio oral. Lantas, apa perbedaan kedua bentuk vaksin polio ini? Ini perbedaannya.
1. Jadwal Pemberian Vaksin
Pemberian vaksin polio tetes diberikan secara bertahap sejak bayi baru lahir, tepatnya pada usia dua bulan, empat bulan, dan enam bulan. Sedangkan vaksin injeksi, diberikan sebanyak lima kali, yaitu pada usia usia dua bulan, tiga bulan, empat bulan, dan usia 3 – 4 tahun.
2. Harga Vaksin
Harga vaksin polio tetes lebih murah dibanding vaksin polio suntik. Vaksin polio tetes sudah lama ada dan diproduksi secara langsung di Indonesia. Sementara vaksin polio suntik perlu diimpor, sehingga harganya lebih mahal.
3. Rasa Vaksin
Karena digunakan secara oral, vaksin polio tetes mempunyai rasa manis. Itu sebabnya, vaksin polio tetes lebih disukai anak-anak. Berbeda dengan vaksin polio suntik, anak-anak cenderung menghindarinya. Maka itu, pemberian vaksin injeksi lebih sulit diberikan ke anak.
Baca Juga: 7 Jenis Vaksin yang Dibutuhkan Orang Dewasa
4. Kandungan Virus
Vaksin polio tetes mengandung virus hidup yang dilemahkan, sementara vaksin polio suntik mengandung virus yang sudah mati.
5. Reaksi Tubuh yang Didapat
Karena dimasukan secara oral, vaksin polio tetes langsung masuk ke saluran cerna. Kemudian, vaksin akan merangsang sistem kekebalan tubuh, sehingga membentuk antibodi untuk melawan penyakit. Virus yang dilemahkan akan langsung diikat dan dimatikan oleh sistem imun anak yang terbentuk setelah vaksinasi. Namun, efek samping vaksin polio oral lebih rentan dibanding vaksin polio injeksi.
Sementara pada vaksin polio suntik, kekebalan tubuh langsung dibentuk dalam darah. Pada kondisi ini, virus masih bisa berkembang biak dalam usus, tetapi tidak menimbulkan gejala karena imun polio sudah terbentuk.
Vaksin polio biasanya tidak menimbulkan efek samping. Jika pun ada, gejalanya sangat ringan dan akan hilang dalam beberapa hari. Efek samping yang mungkin terjadi:
-
Rasa sakit di dekat tempat injeksi.
-
Kemerahan di bekas suntikan.
-
Demam ringan.
Dalam kasus yang jarang terjadi, beberapa orang mengalami nyeri bahu yang berlangsung lebih lama dan akan terasa lebih sakit di sekitar tempat suntikan.
Baca Juga: Jenis Imunisasi yang Harus Didapatkan Anak Sejak Lahir
Jadi, ibu jangan lupa untuk memberikan vaksin polio untuk Si Kecil, ya. Kalau ibu punya pertanyaan lain seputar vaksinasi polio, jangan ragu bertanya dengan dokter Halodoc. Gunakan fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan