Penjelasan tentang Antigen Vaksin Corona yang Segera Hadir
Halodoc, Jakarta - Perkembangan mengenai vaksin corona di dunia menjadi topik pembahasan yang ditunggu-tunggu. Apalagi sejak Inggris dan Rusia mengumumkan akan meluncurkan vaksin corona dalam waktu dekat ini. Sementara itu, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Sinovac sudah sampai di Indonesia, pada Minggu (6/12) malam.
Mengenai vaksin, mungkin tidak banyak yang memahami komponen apa saja yang digunakan untuk membuat vaksin. Melansir dari WHO, pembuatan vaksin membutuhkan antigen yang memicu respon imun, termasuk dalam pembuatan vaksin corona. Lantas, seperti apa antigen dalam vaksin corona?
Baca juga: Akses Layanan Rapid Test Drive Thru Bisa Dilakukan Melalui Halodoc
Antigen dalam Vaksin Corona yang Perlu Diketahui
Dilansir dari laman CNN Indonesia, LBM Eijkman mengatakan bahwa antigen kandidat vaksin virus corona bisa tersedia setelah melewati klonik gen ke vektor yang sudah dilakukan. Dalam kasus mempersiapkan vaksin di Indonesia, klonik gen ke vektor ini sudah dilakukan sejak bulan Mei 2020.
Wien Kusharyoto, selaku Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan bahwa antigen adalah molekul yang dapat memicu terbentuknya respon imun. Antigen ini terbuat dari bagian-bagian kecil organisme penyebab penyakit, seperti protein atau gula. Di sisi lain, antigen bisa terbuat dari organisme penyebab penyakit yang utuh, hanya saja dalam versi yang sudah dilemahkan.
Melalui jurnal yang diulas oleh Science Daily, dua antigen potensial yang diketahui digunakan oleh virus corona yang menyebab infeksi yaitu protein di permukaannya dan domain pengikat reseptor, komponen protein lonjakan.
Keduanya yang digunakan virus untuk masuk ke sel inang. Untuk mengambil itu, maka langkah yang diperlukan adalah membuat salinannya sendiri. Keduanya digunakan sebagai kandidat vaksin corona.
Antigen nantinya membentuk antibodi atau sel T yang dapat membunuh sel yang terinfeksi. Antigen bisa berupa protein atau polisakarida. Sedangkan, antigen yang berbentuk molekul kecil disebut hapten.
Sementara itu, antigen yang umum dan lazim digunakan dalam pembuatan vaksin corona adalah protein spike atau protein S. Hal ini karena protein spike terdapat pada permukaan virus corona.
Baca juga: Ketahui Perbedaan PCR, Rapid Tes Antigen dan Rapid Tes Antibodi
Hal yang perlu diketahui bahwa fase-fase untuk pembuatan vaksin dapat berkembang normalnya membutuhkan waktu bertahun-tahun, bukan satu tahun. Proses itu disebut proses tradisional karena dimulai dari skala kecil produk, komersial, dan terakhir disebarkan ke seluruh dunia.
Sementara itu, pada Eijkman, tahapan isolasi dan amplifikasi antigen atau gen spike adalah pada Maret hingga April 2020. Kemudian, klonik vektor pada Mei 2020 dan dilanjutkan dengan menghasilkan antigen kandidat vaksin pada Juni hingga Oktober. Mengingat cepatnya proses, hal ini menjadi salah satu faktor yang dikritisi terkait efektifitas vaksin.
Tetap Perhatikan Protokol Kesehatan
Vaksin corona adalah hal yang paling ditunggu-tunggu untuk mampu menekan pencegahan COVID-19. Namun, selama masih menunggu agar vaksin ini bisa diterima oleh masyarakat, hal yang bisa kamu lakukan adalah tetap mematuhi protokol kesehatan dan sebisa mungkin berada di rumah saja.
Jika memang ada keperluan mendesak dan harus beraktivitas di luar rumah, misalnya ke luar kota, kamu wajib melakukan tes COVID-19, salah satunya adalah swab antigen. Hal ini penting sambil menunggu kesiapan vaksin corona yang masih terus dalam tahap uji coba. Swab antigen dilakukan untuk mengantisipasi penularan dan memastikan bahwa kamu bukan orang tanpa gejala atau silent carrier virus mematikan ini.
Baca juga: Ini Alasan Rapid Tes Antigen Lebih Akurat Dibanding Antibodi
Dari sisi akurasi, tes PCR tetap yang menjadi paling akurat. Namun, swab antigen bisa memberikan hasil pemeriksaan dalam waktu yang terbilang singkat. Harganya lebih terjangkau jika dibandingkan dengan PCR.
Itulah yang perlu diketahui tentang antigen vaksin corona dan persiapan yang perlu dilakukan selagi menunggu vaksin ini dapat diterima secara umum. Jika kamu memiliki keluhan kesehatan, segera bicarakan pada dokter melalui Halodoc. Lewat aplikasi, kamu tidak perlu keluar rumah dan bisa menghubungi dokter ahli. Download aplikasi Halodoc sekarang juga!