Penjelasan Fetisisme Seksual secara Medis
Halodoc, Jakarta - Belakangan ini dunia maya dihebohkan dengan berita seseorang yang mempunyai ketertarikan terhadap seseorang yang dibungkus dengan kain jarik. Pelaku kerap meminta seseorang untuk membungkus dirinya dengan metode yang sama seperti saat akan menguburkan jenazah. Tentu saja hal ini menyebabkan banyak orang yang keheranan kok bisa ada yang mempunyai minat terhadap hal aneh tersebut.
Gangguan ini disebut juga dengan fetisisme seksual. Pengidapnya merasakan gairah seksual pada sesuatu yang dianggap kebanyakan orang tidak mungkin meningkatkan libido. Seseorang dengan fetisisme seksual akan merasakan rangsangan saat menyentuh objek yang diinginkannya atau bahkan hanya membayangkannya. Lalu, bagaimana penjelasan kelainan ini secara medis? Berikut ulasan lengkapnya!
Baca juga: 5 Kelainan Seksual yang Perlu Diketahui
Penjelasan Fetisisme Seksual secara Medis
Fetisisme seksual adalah timbulnya daya tarik secara seksual yang kuat pada benda mati atau bagian tubuh tertentu yang secara umum tidak dipandang sebagai objek seksual. Hal ini juga dapat diperparah dengan tekanan atau gangguan klinis yang terjadi secara signifikan. Gangguan ini sebenarnya adalah hal yang normal dari bagian seksualitas. Namun, masalah dapat timbul saat gairah seksual membutuhkan objek yang akhirnya memaksakan kehendak pada orang lain.
Dikutip dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5), fetisisme seksual ini dapat dicirikan sebagai kondisi yang memiliki dorongan kuat terhadap objek tidak hidup, seperti pakaian dalam. Selain itu, hal ini juga dapat terjadi pada bagian tubuh yang sangat spesifik, seperti kaki, untuk mencapai gairah seksual. Hanya dengan cara ini pengidap gangguan tersebut dapat memperoleh kepuasan seksual.
Selain itu, dilansir dari Psychology Today, fetisisme seksual adalah gangguan yang lebih umum terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita. Bahkan, disebutkan jika kelainan ini hampir secara eksklusif terjadi pada pria. Kelainan ini termasuk dalam kategori umum gangguan paraphilic, yang menyebabkan seseorang memiliki ketertarikan seksual pada benda atau bagian tubuh di luar stimulasi secara genital.
Baca juga: Bisakah Wanita Menjadi Pedofilia?
Penyebab dari Fetisisme Seksual
Kelainan fetisisme yang merupakan bagian dari gangguan paraphilic yang biasanya terjadi pada awal masa pubertas, tetapi gangguan tersebut mungkin saja berkembang sebelum masa remaja. Beberapa sumber mengatakan jika fetisisme seksual dapat berkembang dari pengalaman seseorang saat masih anak-anak. Hal ini mungkin saja berhubungan dengan kondisi yang terkait pada masturbasi dan pubertas.
Pada kasus lainnya yang menyerang laki-laki, beberapa ahli berpendapat jika gangguan fetisisme seksual ini terjadi akibat keraguan tentang potensi atau rasa takut akan penolakan dan penghinaan dari orang lain. Dengan memiliki dorongan seksual terhadap objek mati, pengidapnya dapat melindungi dirinya dari perasaan tidak mampu atau ditolak akan suatu hal.
Jika kamu mempunyai pertanyaan terkait gangguan seksual ini, psikolog dari Halodoc dapat menjawabnya dengan selengkap-lengkapnya. Kamu dapat memanfaatkan fitur Chat atau Voice/Video Call, untuk memudahkan interaksi kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Caranya mudah sekali, cukup dengan download aplikasi Halodoc di smartphone yang kamu gunakan!
Pengobatan dari Fetisisme Seksual
Kelainan seksual fetisisme adalah hal yang umum dan dalam kebanyakan kasus tidak membahayakan. Hal ini baru boleh diperlakukan sebagai gangguan ketika mengganggu kemampuan seseorang untuk berlaku normal di kehidupan sehari-hari. Selain itu, gangguan ini juga cenderung berfluktuasi pada intensitas dan dorongan untuk melakukan hal yang tidak wajar tersebut.
Maka dari itu, pengobatan dari fetisisme seksual yang efektif biasanya dilakukan dalam jangka panjang. Beberapa penanganan yang umum dilakukan dalam bentuk terapi kognitif serta terapi pengobatan. Beberapa obat resep dapat membantu pengidapnya untuk mengurangi pemikiran kompulsif yang berhubungan dengan gangguan fetisisme tersebut. Cara ini memungkinkan pengidapnya untuk berkonsentrasi pada konseling dengan gangguan yang minimal.
Obat jenis anti androgen biasanya dikonsumsi seseorang dengan gangguan ini agar dapat menurunkan kadar testosteron sementara. Jenis obat ini juga dapat dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan lainnya agar dapat meredam kelainan tersebut. Cara ini disebut dapat efektif untuk menurunkan dorongan seks pada pria dan bisa mengurangi frekuensi pencitraan mental yang dapat membangkitkan gairah seksual.
Baca juga: Begini Cara Cegah Pelecehan Seksual saat Nonton Konser
Nah, itulah penjelasan mengenai kelainan fetisisme seksual yang sekarang ini sedang marak dibahas. Maka dari itu, jika kamu atau orang terdekatmu mengalami gejala-gejala dari kelainan ini, ada baiknya untuk segera mendapatkan penanganan medis. Dengan begitu, bukan tidak mungkin untuk sembuh sehingga dapat kembali menjadi normal.