Pengobatan Batuk Berdasarkan Penyebabnya
Halodoc, Jakarta - Batuk yang tidak kunjung mereda sering kali membuat pengidapnya kewalahan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Untuk mengatasi kondisi ini, banyak orang mengonsumsi obat batuk untuk meredakan batuk tersebut.
Obat batuk terbagi menjadi dua jenis, yaitu penekan batuk (cough suppressants) dan ekspektoran (expectorants). Sesuai namanya, obat batuk berupa cough suppressants bertujuan untuk menekan batuk.
Sementara itu, obat batuk jenis ekspektoran diharapkan membuat batuk lebih efektif dengan meningkatkan produksi lendir di paru-paru dan saluran udara. Singkat kata, dengan mengonsumsi ekspektoran dahak menjadi lebih encer.
Pertanyaannya, bagaimana cara mengobati batuk berdasarkan penyebabnya?
Baca juga: 4 Cara Ampuh Mengatasi Batuk Berdahak
1. Batuk karena Alergi
Jika batuk disebabkan oleh alergi, maka obat batuk terbaik adalah antihistamin. Banyak obat batuk dengan kandungan antihistamin di pasaran yang bisa kamu konsumsi. Untuk lebih jelasnya lagi, kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan?
Batuk akibat alergi sering disertai bersin, gatal, dan mata berair. Antihistamin tidak secara teknis dianggap sebagai obat batuk, tetapi mungkin berguna jika penyebabnya adalah alergi. Hal yang perlu diingat, berhati-hatilah saat mengonsumsi antihistamin. Obat batuk yang mengandung antihistamin dapat membuat mengantuk. Jangan ragu untuk menanyakan pada apoteker atau dokter untuk mengetahui efek sampingnya.
2. Batuk Akibat Infeksi
Selain alergi, batuk bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Infeksi dapat menyebabkan batuk dengan meningkatkan lendir, atau dengan menyebabkan pembengkakan dan peradangan pada hidung, tenggorokan, tenggorokan, dan bronkus.
Croup adalah salah satu contoh batuk akibat infeksi virus, tetapi infeksi bakteri juga dapat memicu kondisi ini. Croup merupakan infeksi pernapasan pada anak, yang membuat saluran napas terhalang.
Lalu, bagaimana cara mengatasi batuk akibat infeksi?
Infeksi bakteri dapat diobati dengan obat batuk dengan antibiotik. Sementara itu, infeksi virus tidak membaik dengan antibiotik, dan banyak virus flu biasa tidak merespons obat antivirus.
Oleh karena itu, biasanya dokter tidak memberikan obat antivirus untuk flu biasa. Dokter mungkin meresepkan obat antivirus untuk flu jika kamu datang cukup awal dan dinyatakan positif influenza.
Batuk akibat infeksi dapat membuat hidung meler sehingga menyebabkan batuk. Ketika lendir dari hidung (ingus), mengalir kembali ke belakang tenggorokan dan mengiritasi pita suara, maka timbullah batuk. Nah, obat batuk yang membersihkan hidung tersumbat (dekongestan) terkadang dapat membantu mengatasi jenis batuk ini.
Baca juga: 7 Penanganan Rumahan untuk Obat Batuk Anak secara Alami
3. Batuk karena Pneumonia dan Bronkitis
Batuk akibat pneumonia dan bronkitis sebenarnya masuk ke dalam batuk yang disebabkan oleh infeksi. Namun, cara mengatasinya cenderung berbeda dengan batuk yang disebabkan oleh infeksi virus flu.
Pasalnya, pneumonia dan bronkitis menghasilkan banyak lendir di paru-paru. Lendir ini menjebak bakteri dan partikel kecil dan diangkut ke tenggorokan dengan mikroskopis (microscopic finger) di dinding saluran udara. Begitu sampai di tenggorokan, lendir dari paru-paru harus dibersihkan dengan batuk. Di sinilah, obat batuk jenis ekspektoran berguna.
Obat batuk jenis ekspektoran meningkatkan produksi lendir dan membuatnya lebih efektif. Lendir ekstra dapat membantu membersihkan infeksi lebih cepat. Sebaliknya, obat batuk jenis cough suppressants tidak akan berfungsi dalam situasi ini.
4. Batuk Akibat Asma
Asma juga dapat memicu batuk berdahak, tapi umumnya lebih sering menimbulkan batuk kering. Batuk akibat asma ini bisa membuat saluran pernapasan membengkak dan menyempit sehingga menyulitkan bernapas. Cobalah untuk mengonsumsi air putih hangat untuk menenangkan dan melembabkan tenggorokan.
Bila perlu, konsumsilah obat untuk batuk kering yang mengandung diphenhydramine HCI dan ammonium klorida. Diphenhydramine termasuk ke dalam kelompok obat antihistamin, yang gunanya untuk mengurangi reaksi alergi, termasuk batuk kering. Sementara itu, ammonium klorida bertindak sebagai ekspektoran untuk membantu mengeluarkan zat pemicu batuk dari saluran pernapasan.
Baca juga: Ibu Perlu Tahu, Begini Cara Redakan Batuk Berdahak pada Anak
Hal yang perlu diingat, cobalah tanyakan pada dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan batuk di atas di atas. Selain itu, bila batuk-batuk tak kunjung mereda dengan obat batuk, segeralah temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Kamu bisa memeriksakan diri ke rumah sakit pilihan. Sebelumnya, buat janji dengan dokter di aplikasi Halodoc sehingga tidak perlu mengantre sesampainya di rumah sakit. Praktis, kan?
Referensi:
Verywell Health. Diakses pada 2021. Choosing Effective Cough Treatments
Healthline. Diakses pada 2021. What Illnesses or Conditions Cause Wet Cough, and How Do I Treat It in Myself or My Child?
American College of Asthma, Allergy & Immunology ACAAI. Diakses pada 2021. Signs of Allergies.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan