Pengobatan Alternatif untuk Stroke, Amankah?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   02 Juli 2019
Pengobatan Alternatif untuk Stroke, Amankah?Pengobatan Alternatif untuk Stroke, Amankah?

Halodoc, Jakarta - Semua orang pasti pernah mendengar istilah stroke. Mendengarnya saja sudah membuat orang ketakutan, apalagi mengalaminya. Stroke merupakan penyakit yang terjadi saat pasokan darah menuju otak terganggu. Kondisi ini akan berakibat otak kekurangan oksigen dan nutrisi. Hal tersebut tentu saja dapat menimbulkan kerusakan permanen, bahkan mengancam nyawa pengidapnya. Nah, apakah pengobatan alternatif untuk stroke aman untuk dilakukan?

Baca juga: Mengapa Pengidap Stroke Bisa Alami Penurunan Kesadaran?

Ini Gejala yang Muncul pada Pengidap Stroke

Gejala yang muncul pada pengidap stroke akan tergantung pada lokasi terjadinya stroke serta seberapa banyak volume darah yang memengaruhi. Gejala stroke akan muncul secara tiba-tiba dan terjadi dengan sangat cepat. Gejala meliputi:

  • Mengalami kesulitan untuk berbicara.

  • Mengalami gangguan penglihatan yang terjadi secara mendadak.

  • Mengalami kesemutan, mati rasa, atau hilangnya kemampuan menggerakkan lengan, wajah, kaki. Kondisi ini biasanya hanya memengaruhi satu sisi tubuh.

  • Mengalami kesulitan mengingat hal-hal yang kecil, seperti urutan angka dan huruf.

  • Mengalami kesulitan dalam memahami suatu maksud.

  • Mengalami masalah koordinasi gerak, seperti berjalan.

  • Mengalami sakit kepala yang sangat parah secara tiba-tiba.

Jika kamu atau orang terdekatmu mengalami gejala-gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter, ya! Karena beberapa gejala memang dapat menghilang dengan cepat. Meski demikian, beberapa gejala lainnya bisa bertahan selama beberapa jam dalam tubuh. 

Baca juga: Ini Perbedaan TIA (Transient Ischaemic Attack) dan Stroke yang Perlu Dipahami

Ini yang Jadi Penyebab Terjadinya Stroke

Stroke dapat diketahui penyebabnya sesuai dengan jenisnya, antara lain:

  1. Stroke iskemik, yaitu stroke yang terjadi akibat adanya gumpalan darah yang menghambat pembuluh darah di otak. Akibatnya, pembuluh darah akan menyempit dan tersumbat, sehingga pasokan darah yang kaya akan oksigen yang diperlukan untuk menjaga otak tetap hidup, tidak terpenuhi.

  2. Stroke hemoragik, yaitu stroke yang terjadi ketika pembuluh darah mudah pecah, akibatnya darah bocor keluar ke otak. Darah yang bocor dan mengalir ke otak menyebabkan tingginya tekanan, dan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah. Stroke jenis ini bahkan bisa berakibat fatal bagi pengidapnya.

Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya stroke, antara lain mengidap hipertensi, mengidap diabetes, mengidap obesitas, mengidap kolesterol, mengidap penyakit jantung, merokok, kurang olahraga, kecanduan alkohol, serta mengonsumsi obat-obatan terlarang.

Baca juga: Mitos atau Fakta Idap Iskemia Bisa Terkena Stroke

Pengobatan Alternatif untuk Stroke, Amankah?

Pengobatan alternatif, seperti terapi bisa saja dilakukan, asal sudah atas izin dari dokter. Biasanya dokter akan merekomendasikan pengidap stroke untuk mengikuti pengobatan alternatif ini, karena adanya masalah dalam gerakan, koordinasi, berpikir atau mengingat, bahasa, dan keterbatasan lainnya. Dalam hal ini, biasanya dokter akan merujuk kamu untuk melakukan terapis fisik, okupasi dan wicara untuk melakukan rehabilitasi.

Setelah melakukan tindakan medis, dokter akan merujuk pada terapi-terapi tersebut sesegera mungkin. Jika stroke sudah dialami, pengidap akan sangat dianjurkan untuk menjalani gaya hidup sehat, karena ketika stroke menyerang, kamu bisa saja kehilangan nyawa sewaktu-waktu. Sekalipun bertahan hidup, pengidap biasanya akan mengalami kecacatan.

Untuk itu, jika gejala-gejala ringan muncul, segera periksakan diri ke dokter. Jangan menunggu sampai gejala stroke serius muncul dan membahayakan nyawamu. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa berdiskusi langsung dengan membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihanmu melalui Halodoc. Yuk,  download aplikasinya segera!