Pengidap Gagal Ginjal Mudah Terkena Peritonitis, Benarkah?
Halodoc, Jakarta - Peritonitis adalah kondisi peradangan yang bisa muncul pada lapisan tipis dinding dalam perut (peritoneum). Lapisan ini berfungsi melindungi organ di dalam rongga perut. Penyebab dari munculnya peradangan ini adalah infeksi bakteri atau jamur.
Berdasarkan asal infeksinya, peritonitis dibagi menjadi dua, yaitu peritonitis primer dan peritonitis sekunder. Peritonitis primer disebabkan oleh infeksi yang memang bermula pada peritoneum. Kondisi ini bisa dipicu oleh gagal hati dengan asites, atau akibat tindakan CAPD pada gagal ginjal kronis. Sedangkan peritonitis sekunder terjadi akibat penyebaran infeksi dari saluran pencernaan. Apabila tidak ditangani dengan tepat, peritonitis menyebabkan infeksi menyebar ke seluruh tubuh dan membahayakan nyawa pengidapnya.
Bagi pengidap gagal ginjal yang menjalani continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD) atau cuci darah melalui perut, jika ia mengalami peritonitis, cairan yang dikeluarkan dari rongga perut terlihat keruh dan mengandung gumpalan-gumpalan berwarna putih. CAPD atau cuci darah melalui perut ini adalah metode terapi yang menggantikan tugas ginjal untuk membuang zat limbah dari darah dengan bantuan cairan khusus yang dimasukkan ke rongga perut, melalui kateter atau selang permanen yang sudah dipasang sebelumnya di perut.
Baca Juga: Sakit Perut Peritonitis Bisa Berakibat Fatal
Faktor Risiko Peritonitis
Karena cukup berbahaya, kamu wajib mewaspadai juga faktor risiko yang meningkatkan risiko peritonitis primer, yakni:
-
Sirosis. Sirosis menyebabkan penumpukan cairan pada rongga perut (asites) yang dapat memicu infeksi.
-
Menjalani CAPD. Menjalani CAPD tanpa memperhatikan kebersihan dan sterilitasnya berisiko menimbulkan infeksi.
Sementara itu, faktor risiko pada peritonitis sekunder, adalah:
-
Pecahnya organ dalam, seperti usus buntu yang pecah pada penyakit usus buntu atau lambung yang pecah akibat tukak lambung,
-
Radang panggul.
-
Penyakit saluran pencernaan, seperti penyakit Crohn dan divertikulitis.
-
Pankreatitis.
-
Pasca pembedahan rongga perut.
-
Luka pada perut akibat tusukan pisau atau tembakan.
Gejala Peritonitis
Gejala yang muncul pada penyakit ini tergantung pada penyebab infeksi dan/atau radang. Gejala umum yang dapat muncul dalam sekejap adalah kehilangan selera makan dan mual. Tanda lainnya yang mengindikasikan seseorang terserang peritonitis antara lain:
-
Perut nyeri dan sakit saat disentuh.
-
Perasaan kenyang (distensi) di dalam perut.
-
Demam, menggigil.
-
Diare.
-
Lebih sedikit buang air kecil.
-
Rasa haus yang ekstrem.
-
Ketidakmampuan atau kesulitan dalam buang air besar atau buang angin.
-
Kelelahan.
Baca Juga: Inilah Risiko Penyakit yang Menyebabkan Peritonitis
Pengobatan Peritonitis
Karena cukup berbahaya, pengidap peritonitis disarankan untuk melakukan rawat inap di rumah sakit. Dokter melakukan beberapa jenis penanganan untuk mengatasi penyakit ini, yakni:
-
Pemberian obat. Pengidap diberikan antibiotik suntik atau obat antijamur bila penyebabnya datang dari infeksi jamur, untuk mengobati serta mencegah infeksi menyebar ke seluruh tubuh. Jangka waktu pengobatan disesuaikan dengan tingkat keparahan yang dialami pasien.
-
Pembedahan. Tindakan ini diperlukan untuk membuang jaringan yang terinfeksi atau menutup robekan yang terjadi pada organ dalam.
Selain itu, apabila pasien mengalami sepsis atau infeksi yang sudah menyebar ke aliran darah, dokter bisa memberikan obat tambahan seperti obat untuk menjaga tekanan darah tetap normal. Sementara untuk pasien yang menjalani CAPD, dokter menyuntikkan obat langsung ke dalam rongga peritoneum, melalui kateter yang sudah terpasang sebelumnya. Pasien juga disarankan untuk menghentikan aktivitas CAPD dan menggantinya dengan cuci darah untuk sementara, sampai pasien sembuh dari peritonitis.
Baca Juga: Bahaya Peritonitis, Cari Tahu Faktanya
Itulah alasan mengapa gagal ginjal bisa menyebabkan peritonitis. Kalau kamu mengalami nyeri perut yang disertai gejala di atas, segera bicara pada dokter Halodoc untuk mencari tahu penyebab dan mendapat penanganan yang tepat. Kamu bisa menggunakan fitur Talk to a Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang juga!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan