Pengidap Penyakit Liver Berisiko Terserang Asites

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   06 Juli 2020
Pengidap Penyakit Liver Berisiko Terserang AsitesPengidap Penyakit Liver Berisiko Terserang Asites

Halodoc, Jakarta – Orang yang memiliki riwayat penyakit liver disebut lebih rentan terserang asites. Asites sendiri merupakan penyakit yang terjadi akibat ada tumpukan cairan pada rongga perut, tepatnya di antara dinding perut bagian dalam dan organ dalam perut. Salah satu faktor penyebab kondisi ini adalah riwayat penyakit liver.

Orang yang pernah mengalami gangguan pada liver, seperti sirosis, gagal hati, dan kanker hati lebih berisiko mengembangkan asites. Penyakit ini juga rentan menyerang orang yang mengidap kanker yang menyebar hingga ke organ hati. Selain riwayat penyakit liver, asites juga berisiko menyerang orang dengan kondisi penyakit tertentu, seperti kanker, gagal ginjal, hingga gagal jantung.

Baca juga: 4 Fakta tentang Penyakit Liver

Mengenal Asites dan Cara Mendiagnosisnya  

Asites muncul karena ada cairan pada rongga perut. Cairan yang membentuk asites dibagi menjadi dua jenis, yaitu transudatif dan eksudatif. Perbedaan kedua cairan ini ada pada kadar protein yang dikandung. Pada cairan transudatif, kandungan protein yang bisa ditemukan adalah kurang dari 2.5 g/mL, sedangkan cairan eksudatif memiliki kadar protein sama dengan atau lebih dari 2.5 g/mL.

Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja, tetapi risikonya meningkat pada orang dengan gangguan kesehatan tertentu. Untuk mendeteksi dan mendiagnosis asites, dokter akan melakukan beberapa jenis pemeriksaan, mulai dari pemeriksaan riwayat kesehatan pasien dan keluarga sampai pemeriksaan fisik untuk memastikan diagnosis. 

Pemeriksaan fisik difokuskan pada area perut, tujuannya untuk memeriksa ada atau tidak cairan di dalam rongga perut. Pemeriksaan dilakukan dengan menekan dan mengetok area perut. Untuk memperkuat diagnosis, dokter biasanya akan melakukan tes-tes lanjutan yang disesuaikan dengan kondisi tubuh pasien. Jenis-jenis tes yang bisa dilakukan. di antaranya: 

  • CT Scan dan MRI, pemeriksaan dilakukan untuk mengecek secara mendalam kondisi perut serta organ yang ada di sekitarnya. 

  • Tes darah, meliputi hitung sel darah lengkap, pemeriksaan fungsi organ hati dan ginjal, serta pengukuran kadar elektrolit dan protein. 

  • Angiografi, tes pencitraan ini dilakukan untuk memeriksa aliran darah. Caranya adalah dengan menyuntikkan cairan pewarna khusus untuk melihat aliran darah, terutama pada sistem vena porta. 

  • Laparoskopi, yaitu salah satu jenis operasi. Tindakan ini dilakukan dengan membuat sayatan sebesar lubang kunci pada perut. Melalui lubang tersebut, akan diperiksa kondisi organ di dalam perut.

  • Analisa cairan asites. Melalui pemeriksaan ini, dokter akan mengambil sampel cairan asites dari dinding perut. Cairan diambil dengan menggunakan jarum, kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Pemeriksaan di laboratorium bertujuan untuk mengetahui jumlah sel, kadar albumin, enzim amilase, protein, dan glukosa. 

Baca juga: Ini yang Terjadi pada Tubuh saat Mengidap Asites

Prosedur analisis cairan dilakukan untuk mengetahui karakteristik cairan dan menentukan serum-ascites albumin gradient (SAAG). Dengan mengetahui SAAG, dokter akan menjadi lebih mudah untuk mengetahui apa penyebab asites. Sampel cairan asites juga dapat diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya sel kanker (sitologi) atau pertumbuhan bakteri tertentu (kultur).

Cari tahu lebih lanjut mengenai penyakit asites dan apa saja penyebabnya dengan bertanya pada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Dapatkan informasi paling lengkap dan terpercaya dari dokter berpengalaman. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play! 

Referensi:
Medscape. Diakses pada 2020. Ascites.
Web MD. Diakses pada 2020. What are Ascites and Paracentesis?
Healthline. Diakses pada 2020. What Causes Ascites?