Pengidap Gagal Ginjal Bisa Alami Trombositosis, Ini Penyebabnya
Halodoc, Jakarta – Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko trombositosis, salah satunya mengidap penyakit seperti gagal ginjal. Bukan tanpa alasan, kerusakan atau penyakit pada organ tertentu nyatanya bisa menjadi pemicu penyakit lain. Dalam hal ini, gagal ginjal akut bisa berkembang dan memicu trombositosis sekunder.
Sebelumnya perlu diketahui, trombositosis adalah penyakit yang terjadi karena tingginya kadar trombosit di dalam darah. Kondisi ini dibedakan menjadi dua, yaitu trombositosis primer dan trombositosis sekunder. Biar lebih jelas, simak pembahasan lengkapnya di artikel berikut!
Baca juga: 7 Ciri Tingginya Jumlah Trombosit Dalam Darah
Mengenal Trombositosis
Trombositosis merupakan penyakit yang terjadi karena tingginya jumlah trombosit di dalam darah. Trombosit alias platelet merupakan sel darah yang berperan dalam proses pembentukan darah. Sel-sel ini nantinya akan saling menempel dan membentuk bekuan darah. Normalnya, jumlah trombosit dalam sel darah adalah 150.000-450.000 per mikroliter darah.
Jumlah trombosit yang terlalu banyak bisa meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh darah di beberapa anggota tubuh. Semakin lama, penyumbatan bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit, seperti stroke dan serangan jantung. Seseorang dinyatakan mengalami trombositosis jika jumlah trombosit lebih dari 450.000 per mikroliter darah.
Kabar buruknya, kondisi ini jarang menunjukkan gejala, sehingga sering terlambat disadari. Trombositosis seringnya baru terdeteksi saat dokter melakukan pemeriksaan darah rutin. Gejala utama dari kondisi ini adalah kenaikan jumlah trombosit. Selain itu, ada beberapa gejala yang juga bisa muncul, seperti sakit kepala, nyeri dada, tubuh lemas, kesemutan pada kaki dan kanan, serta memar bahkan perdarahan dari beberapa bagian tubuh.
Secara umum, penyakit ini disebabkan oleh gangguan yang terjadi pada susmsum tulang, yaitu tempat trombosit dibentuk. Kondisi ini bisa disebabkan oleh gangguan pada sumsum tulang, sehingga trombosit yang diproduksi tubuh menjadi berlebihan. Kondisi seperti itu disebut sebagai trombositosis primer.
Selain itu, ada juga kondisi yang disebut trombositosis sekunder. Pada jenis trombositosis ini, peningkatan jumlah trombosit terjadi karena ada penyakit lain yang sudah diidap sebelumnya, termasuk gagal ginjal. Penyakit tersebut kemudian menyebabkan tubuh menghasilkan trombosit secara berlebihan.
Trombositosis primer umumnya disebabkan oleh mutasi gen yang memicu produksi trombosit semakin banyak. Sementara pada trombositosis sekunder, ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebabnya, seperti perdarahan, baru menjalani operasi tertentu, infeksi, peradangan usus, defisiensi zat besi, kanker, hingga efek samping dari obat-obatan tertentu.
Baca juga: Trombositosis Bisa Sebabkan Pembesaran Limpa, Ini Penyebabnya
Kebanyakan kasus trombositosis memang dideteksi secara tidak sengaja saat pemeriksaan rutin. Namun, ada beberapa jenis pemeriksaan lain yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis penyakit ini, di antaranya:
- Tes Darah Lengkap
Pemeriksaan ini adalah metode paling umum. Biasanya, tanda kelebihan trombosit bisa dilihat dari pemeriksaan ini.
- Tes Hapusan Darah Tepi
Blood smear alias tes hapusan darah tepi juga bisa dilakukan. Tujuannya adalah untuk melihat ukuran dan aktivitas trombosit di dalam darah.
- Kadar Zat Besi
Mendeteksi trombositosis juga bisa dilakukan dengan tes kadar zat besi di dalam darah. Tes ini bertujuan untuk mencari tahu penyebab naiknya kadar trombositosis.
- Tes Penanda Peradangan
Jenis tes ini juga dilakukan untuk menentukan hal yang mungkin menjadi penyebab trombositosis.
- Tes Genetik
Trombositosis bisa terjadi karena masalah genetik. Maka dari itu, salah satu cara memastikannya adalah dengan tes genetik.
- Aspirasi Sumsum Tulang
Pemeriksaan tidak hanya dilakukan pada darah, tapi juga bisa meliputi sumsum. Sebagai tempat diproduksinya sel darah, jaringan sumsum tulang akan diperiksa kondisinya melalui tes ini.
Baca juga: Kenali Lebih Dalam Tentang Trombositosis Sekunder atau Reaktif
Cari tahu lebih lanjut seputar trombositosis dengan bertanya pada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!