Pengelolaan Stres yang Baik Bisa Membantu Mengatasi PMDD

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   14 Agustus 2020
Pengelolaan Stres yang Baik Bisa Membantu Mengatasi PMDDPengelolaan Stres yang Baik Bisa Membantu Mengatasi PMDD

Halodoc, Jakarta – PMDD atau Premenstrual Dysphoric Disorder merupakan kondisi yang ditandai dengan nyeri pada masa menstruasi. Kondisi ini menyerupai PMS (premenstrual syndrome), tapi gejala yang muncul biasanya lebih parah. Namun, kedua kondisi ini sama-sama menunjukkan gejala fisik dan emosional. 

Sayangnya, hingga kini masih belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab kondisi ini. Namun, ada yang menyebutkan kondisi ini bisa terjadi karena ada reaksi yang tidak normal pada tubuh wanita saat masa haid. Hal itu berkaitan dengan perubahan hormon yang terjadi selama siklus menstruasi. Lantas, bagaimana cara mengatasi PMDD pada wanita? 

Baca juga: Kenapa Wanita Merasakan Sakit PMS?

Mengatasi PMDD pada Wanita

PMDD adalah gangguan yang jauh lebih parah dibandingkan PMS. Meski sama-sama menunjukkan gejala emosional dan fisik, pada PMDD biasanya gejala bersifat lebih ekstrem. Wanita yang mengalami sindrom ini bahkan mungkin kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari karena rasa sakit yang muncul. Gejala yang muncul saat menstruasi juga bisa mengganggu hubungan sosial dengan orang terdekat.

Kondisi hormon saat menstruasi diduga meningkatkan risiko gangguan ini. PMDD diyakini berkaitan dengan kurangnya kadar serotonin dalam tubuh. Zat ini terdapat di dalam otak dan bertugas untuk menghantarkan sinyal-sinyal saraf. Selain itu, fungsi sel otak yang berhubungan dengan mood, pengaturan konsentrasi, pola tidur, serta rasa sakit juga tergantung pada zat ini. 

Kondisi ini bisa diatasi dengan menjalani sejumlah perawatan, salah satunya adalah dengan mengelola stres. Pasalnya, pengelolaan stres yang baik bisa membantu mengatasi PMDD. Secara umum, mengatasi PMDD bisa dilakukan dengan menjalani cara-cara perawatan pada PMS. Selain mengelola stres, kondisi ini juga bisa diatasi dengan konsumsi obat hormon dan antidepresan. 

Kamu juga disarankan untuk mengubah pola makan menjadi lebih sehat, rutin berolahraga, serta mengonsumsi vitamin untuk menjaga kondisi tubuh tetap bugar. Selain itu, pastikan untuk tidur cukup dan hindari hal-hal yang bisa memperparah nyeri. Cobalah untuk mempelajari teknik meditasi agar membantu mengelola stres.

Baca juga: Ini yang Membedakan Gangguan Disforik Pramenstruasi dan PMS

Jika gejala nyeri pada menstruasi semakin parah, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke rumah sakit. Bisa jadi, sakit perut dan nyeri yang muncul merupakan tanda dari kondisi yang lebih serius. Kalau benar begitu, pengobatan mungkin perlu segera dilakukan untuk mencegah kondisi menjadi lebih buruk. 

Jika ragu, kamu bisa coba bertanya pada dokter di aplikasi Halodoc. Sampaikan keluhan sakit perut atau nyeri menstruasi yang dialami pada dokter. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan rekomendasi mengatasi gejala nyeri saat haid. Download aplikasi Halodoc di App Store dan Google Play! 

Selain dengan melakukan pengobatan medis, kamu juga bisa menemui terapis atau psikolog untuk mempelajari teknik mengelola stres yang baik. Dengan begitu, gejala-gejala PMDD bisa dihindari bahkan diatasi. Meski belum terbukti pasti apa kaitan antara mengelola stres dengan PMDD, cara ini bisa dicoba untuk meredakan nyeri.

Baca juga: Lebih Parah dari PMS, Kenalan dengan Premenstrual Dysphoric Disorder

Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, tetapi ada beberapa faktor yang disebut bisa meningkatkan risiko penyakit ini. Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan PMDD atau PMS disebut lebih berisiko mengalami gangguan yang sama. Selain itu, orang yang memiliki riwayat depresi, depresi postpartum (pascamelahirkan), dan gangguan mood lain juga lebih berisiko mengalami PMDD saat menstruasi.

 

Referensi 
WebMD. Diakses pada 2020. PMDD. 
Johns Hopkins. Diakses pada 2020. Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD).