Pencegahan yang Bisa Dilakukan Agar Terhindar dari Kista Bartholin
Halodoc, Jakarta - Kista bartholin terjadi ketika muncul kantung berisi cairan tepat di dalam lubang kewanitaan. Ini terasa seperti benjolan lembut, tetapi cenderung tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak memicu terjadinya permasalahan kesehatan yang lebih serius. Meski begitu, apabila kista bertumbuh semakin besar, kamu pasti merasa tidak nyaman.
Kamu dapat merasakan sakit atau nyeri pada bagian kulit vulva ketika duduk, berjalan, atau melakukan hubungan intim dengan pasangan. Terkadang, kista ini bisa memengaruhi labia mayora, membuat salah satu sisi Miss V tampak lebih besar daripada yang lainnya. Apabila terjadi infeksi, abses ini dapat muncul pada kista dan menimbulkan rasa sakit.
Adapun gejala yang muncul ketika kista terinfeksi adalah perubahan warna bagian Miss V yang terkena menjadi lebih kemerahan, nyeri ketika ditekan, panas ketika disentuh, dan mengalami pembengkakan. Kondisi ini juga membuat suhu tubuh meningkat hingga lebih dari 38 derajat.
Baca juga: Benjolan di Area Bukaan Miss V, Gejala Terkena Kista Bartholin?
Apa yang Menyebabkan Seorang Wanita Mengidap Kista Bartholin?
Kelenjar bartholin yang dikenal pula dengan nama kelenjar vestibular utama merupakan sepasang kelenjar yang berada di antara vagina dan vulva. Kelenjar ini berfungsi menghasilkan pelumasan ketika dilakukan penetrasi. Ini membantu mengurangi gesekan berlebih dan rasa sakit ketika seorang wanita melakukan hubungan seksual.
Cairan pelumas akan mengalir dari kelenjar bartholin menuju ke saluran kecil dan berakhir pada bagian bawah, pintu masuk Miss V. Jika terjadi penyumbatan pada bagian ini, akan terjadi penumpukan cairan pelumas.
Akibatnya, saluran akan mengembang, sehingga terbentuk kista dikenal dengan sebutan kista bartholin. Artinya, sangat mungkin terjadi infeksi yang memicu terjadinya abses.
Seorang wanita lebih berisiko untuk mengidap kista bartholin ketika ia:
- Berusia muda dan sangat aktif secara seksual.
- Belum pernah hamil sebelumnya.
- Baru saja mengalami kehamilan satu kali.
Baca juga: Lebih Bahaya Mana, Miom atau Kista?
Ukuran kista cenderung beragam, mulai dari sangat kecil seperti ukuran lentil hingga membesar mencapai seukuran bola golf. Meski gangguan kesehatan ini cenderung tidak menular, gonore menjadi penyebab paling umum mengapa kista ini terjadi. Pasalnya, gonore sendiri merupakan salah satu penyakit menular seksual yang perlu kamu waspadai.
Bagaimana Tindakan Pencegahan yang Bisa Dilakukan?
Kista bartholin bisa ditangani dengan pengobatan medis maupun pengobatan rumahan. Sayangnya, belum ada cara untuk mencegah terjadinya kista ini pada wanita. Meski begitu, karena dikaitkan dengan gonore sebagai penyebabnya, yang termasuk ke dalam kategori penyakit menular seksual, maka tindakan pencegahan yang bisa kamu lakukan adalah mempraktikkan hubungan intim yang aman.
Penggunaan alat pengaman mungkin dibutuhkan setiap kali kamu berhubungan intim. Ini disinyalir mampu mengendalikan terjadinya kista bartholin pada wanita. Jika kamu berencana untuk memiliki buah hati dengan pasangan, pastikan kamu melakukan pemeriksaan pra kehamilan secara menyeluruh, begitu pula dengan pasanganmu.
Baca juga: Jangan Samakan dengan Tumor, Ini yang Dimaksud Kista
Jika kamu tidak sempat berkunjung ke laboratorium untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ini, tidak perlu risau, pakai saja aplikasi Halodoc, karena aplikasi ini memiliki layanan cek lab yang memungkinkan kamu melakukan pemeriksaan pra kehamilan di mana saja dan sesuai dengan waktu senggangmu bersama pasangan. Untuk bisa menggunakannya, tentu kamu harus download aplikasi Halodoc terlebih dahulu.