Pemeriksaan yang Dilakukan saat Menjalani Program Hamil
Halodoc, Jakarta - Menjalani program hamil perlu persiapan dan upaya yang maksimal. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menyukseskan program hamil adalah menjalani sejumlah pemeriksaan. Tujuannya adalah mengidentifikasi hal-hal yang memengaruhi kemampuan untuk hamil serta meningkatkan peluang bayi lahir sehat.
Pemeriksaan saat menjalani program hamil juga merupakan salah satu langkah awal yang bisa dilakukan pasangan yang ingin memiliki anak. Dengan begitu, berbagai faktor risiko kesehatan yang bisa membahayakan ibu dan calon janin nantinya bisa terdeteksi sejak dini.
Baca juga: Berkenalan Lebih Dekat dengan Program Kehamilan
Ini Pemeriksaan saat Menjalani Program Hamil
Pemeriksaan yang dilakukan saat menjalani program hamil bisa dilakukan oleh dokter kandungan di rumah sakit atau penyedia layanan kesehatan lainnya. Agar lebih mudah, kamu bisa download aplikasi Halodoc untuk buat janji dengan dokter kandungan di rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan.
Berikut ini jenis pemeriksaan yang umum dilakukan saat menjalani program hamil, bagi calon ibu:
1.Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa kondisi tubuh sebelum menjalani masa kehamilan, yang meliputi:
- Pengukuran berat dan tinggi badan.
- Pemeriksaan tanda vital, seperti detak jantung, tekanan darah, dan frekuensi pernapasan.
- Pemeriksaan panggul, yaitu memasukkan jari ke dalam vagina untuk memeriksa rahim dan leher rahim (serviks).
2.Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium bertujuan untuk mendeteksi berbagai kelainan yang dimiliki calon orangtua dan mungkin berpotensi diturunkan ke anak. Berikut beberapa jenis pemeriksaan laboratorium yang akan dilakukan:
- Tes urine. Sampel urine yang diambil akan digunakan untuk mendeteksi kadar gula dalam tubuh. Jika terlalu tingi, tentu dapat memengaruhi perkembangan janin. Oleh karena itu, dokter akan mengambil tindakan untuk mengendalikan kadar gula darah hingga batas normal, sebelum memasuki masa kehamilan.
- Tes darah. Pengujian sampel darah digunakan untuk mendeteksi beberapa jenis penyakit, seperti sifilis, HIV, herpes, hepatitis B, dan cytomegalovirus. Sampel darah juga digunakan untuk mengidentifikasi beberapa hal lain, seperti menghitung jumlah sel darah, mengecek golongan darah, serta memeriksa kadar tiroid.
- Pap smear. Dokter akan mengambil sampel sel jaringan serviks untuk kemudian diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainan pada organ reproduksi wanita, seperti peradangan atau infeksi.
Baca juga: Agar Program Hamil Sukses, Ajak Pasangan Melakukan Ini
3.Pemindaian
Pada beberapa kondisi yang dirasa perlu, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan pemindaian untuk melihat keadaan organ reproduksi, seperti:
- USG. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa kondisi indung telur, rahim, saluran indung telur, serta mendeteksi kelainan yang memengaruhi fungsi rahim dan menghambat proses kehamilan, seperti endometriosis dan miom.
- Histerosalpingografi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan sinar rontgen dan cairan kontras untuk memeriksa kondisi rahim dan saluran indung telur.
- Laparoskopi atau operasi lubang kunci. Pemeriksaan ini juga dapat dilakukan jika memiliki riwayat radang panggul atau ditemukan penyumbatan pada salah satu atau kedua tuba falopi.
Pria juga Perlu Menjalani Pemeriksaan saat Program Hamil
Kesuksesan program hamil tidak hanya ditentukan oleh wanita saja. Pria juga mempunyai andil dan bisa menjadi penyebab kegagalan program hamil. Saat menjalani program hamil, pria juga perlu menjalani sejumlah pemeriksaan, guna memastikan tidak ada hal-hal yang mengganggu keberhasilan program hamil.
Baca juga: Jalani Program Hamil, Hindari 6 Makanan Ini
Misalnya melakukan pemeriksaan untuk mengetahui tingkat kesuburan pria. Dengan begitu, kehamilan bisa lebih cepat tercapai. Berikut ini jenis pemeriksaan saat program hamil yang perlu dijalani pria:
- Tes urine. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi sel darah putih dalam urine, sebagai indikator adanya infeksi yang mungkin terjadi.
- Cek sperma. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menghitung jumlah sperma dan mendeteksi adanya kelainan pada bentuk, pergerakan, atau warna sperma.
- USG. Dilakukan untuk mendeteksi lokasi kerusakan atau penyumbatan pada saluran reproduksi pria.
- Biopsi testis. Dalam prosedurnya, dokter akan mengambil sedikit sampel jaringan testis dan melakukan analisa di laboratorium untuk menentukan tingkat produksi sperma.
- Vasografi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan foto Rontgen untuk mendeteksi penyumbatan atau kebocoran sperma pada vas deferens, yaitu saluran yang menghubungkan testis dengan lubang kencing (uretra).
Itulah beberapa pemeriksaan saat program hamil yang perlu dijalani pasangan, sebagai calon orangtua. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, kamu juga bisa gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya pada dokter kandungan, kapan dan di mana saja.
Referensi:
US Department Human and Health Services - CDC. Diakses pada 2020. Planning for Pregnancy.
NHS Choices UK. Diakses pada 2020. Health A-Z. Pregnancy. What Is Preconception Care?
Cleveland Clinic. Diakses pada 2020. Health. Preconception Counseling.
Baby Center. Diakses pada 2020. Preconception Checkup: Why You Need One and What To Expect.
WebMD. Diakses pada 2020. Your Pre-Pregnancy Checkup
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan