Pemeriksaan Serologi untuk Deteksi Penyakit Tifus
Halodoc, Jakarta – Tifus merupakan jenis penyakit yang cukup umum terjadi. Penyakit ini terjadi karena adanya infeksi bakteri Salmonella typhi, dan bisa menyerang siapa saja. Kabar buruknya, tifus paling sering terjadi pada anak-anak dibanding pada orang dewasa.
Salah satu pemicu tifus adalah kebiasaan makan yang kurang bersih, sehingga menyebabkan bakteri penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh lalu menginfeksi. Infeksi bisa terjadi karena seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi bakteri. Meskipun sudah pernah mengalami dan sudah menjalani pengobatan, tifus ternyata bisa kambuh kembali.
Salah satu pemicu tifus pada orang dewasa adalah menurunnya sistem kekebalan tubuh yang dibarengi dengan kebiasaan makan sembarangan dan tidak memperhatikan kebersihan. Hal itu menyebabkan bakteri penyebab penyakit lebih mudah masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan penyakit.
Tifus adalah jenis penyakit yang harus segera mendapat penanganan untuk mencegah komplikasi berbahaya. Lantas, bagaimana cara mendiagnosis penyakit yang satu ini?
Baca juga: Kena Tifus, Bolehkah Tetap Beraktivitas Berat?
Tifus bisa dideteksi melalui uji serologi yang disebut pemeriksaan widal. Prosedur pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi keberadaan bakteri penyebab tifus. Tujuannya untuk mendeteksi adanya antibodi dalam tubuh yang disebabkan oleh kuman tifus. Test serologi ini hanya bisa dilakukan oleh dokter dan membutuhkan ketelitian dalam mendiagnosis.
Sebab, di Indonesia, bisa saja semua orang sudah pernah terpapar Salmonella typhi, sehingga tubuh secara alamiah telah membentuk antibodi terhadap bakteri ini.
Hal itu yang kemudian menyebabkan antibodi dalam tubuh sering memberi reaksi positif saat tes serologi widal dilakukan. Namun, hal itu belum tentu seseorang positif mengidap tifus. Untuk membuktikannya, dibutuhkan pemeriksaan lanjutan, termasuk mengamati kondisi tubuh dan gejala yang muncul. Meski begitu, pemeriksaan serologi ini tetap sangat membantu untuk mendeteksi penyakit tifus.
Selain melalui pemeriksaan ini, diagnosis tifus juga bisa dilakukan dengan menganalisis sampel darah, tinja, dan urine di laboratorium. Jika hasil pemeriksaan menyatakan seseorang positif tifus, tindakan medis harus segera dilakukan, termasuk pemeriksaan pada anggota keluarga lain untuk memastikan kemungkinan adanya penularan virus penyebab tifus.
Baca juga: Sudah Sembuh, Gejala Tipes Bisa Datang Lagi?
Gejala dan Cara Mencegah Tifus yang Perlu Diketahui
Tifus sering muncul dengan gejala khas, yaitu demam yang naik turun, nyeri otot, berkeringat, batuk kering, sakit perut, berat badan menurun, serta diare atau malah konstipasi. Gejala tifus juga sering ditunjukkan dengan munculnya ruam pada kulit, sakit kepala, dan selalu merasa lelah.
Gejala khasnya demam yang naik turun biasanya lebih dari 5 hari. Penyakit ini bisa dengan mudah kambuh, salah satu pemicu tifus kambuh adalah kebiasaan tidak menjaga dan memperhatikan makanan atau minuman yang masuk ke dalam tubuh.
Cara terbaik untuk mencegah penyakit ini adalah dengan selalu menjaga kebersihan makanan dan minuman yang akan dikonsumsi, terutama jika kamu memiliki riwayat penyakit tifus atau ada anggota keluarga yang mengidap penyakit ini. Pastikan juga untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih setiap sebelum makan, setelah menggunakan toilet, serta setelah beraktivitas.
Menjaga kebugaran tubuh secara keseluruhan juga penting dilakukan untuk mencegah penyakit, sebab tubuh yang bugar biasanya memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat pula, sehingga infeksi virus penyebab penyakit tidak mudah terjadi.
Baca juga: Sering Jajan di Pinggir Jalan Bisa Kena Tipes?
Kamu bisa menjaga kebugaran tubuh dengan menerapkan pola hidup sehat, serta mengonsumsi suplemen tambahan yang bisa dibeli dengan bebas. Kamu bisa membeli suplemen atau vitamin di aplikasi Halodoc. Dengan layanan antar, pesanan kamu akan dikirim ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan