Pemeriksaan Serologi untuk Deteksi Hepatitis B
Halodoc, Jakarta - Hepatitis B adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). HBV adalah satu dari lima jenis virus hepatitis dan yang lainnya adalah hepatitis A, C, D, dan E. Jika dibandingkan dengan yang lainnya, virus tipe B dan C kemungkinan besar menjadi kronis. Dokter biasanya dapat mendiagnosis hepatitis B dengan tes darah.
Tes darah biasanya lebih ditujukan untuk orang-orang yang telah melakukan kontak dengan pengidap hepatitis B, ibu hamil, orang yang sedang menjalani dialisis ginjal dan pengidap HIV. Nah, pemeriksaan serologi adalah salah satu tes darah yang bisa digunakan untuk mendeteksi hepatitis B. Begini cara kerjanya.
Baca juga: Apakah Ibu Hamil dengan Hepatitis B Bisa Melahirkan Normal?
Pemeriksaan Serologi untuk Mendiagnosis Hepatitis B
Tes serologi berfungsi dengan mencari antibodi dalam darah. Antibodi adalah senyawa yang terbentuk dalam tubuh ketika terserang infeksi bakteri, virus, jamur, dan parasit. Saat virus masuk ke dalam tubuh, sistem imun akan menyerang antigen dengan cara memproduksi antibodi. Antibodi yang diproduksi ini kemudian akan menempelkan diri ke antigen untuk menonaktifkan virus. Tes serologi dilakukan dengan pengambilan sampel darah yang kemudian di uji di laboratorium. Hasil tes terbagi menjadi dua, yaitu:
- Hasil tes normal, artinya tidak ditemukan antibodi hepatitis B dalam darah. Ini menandakan kalau kamu tidak terinfeksi hepatitis B.
- Hasil tes abnormal, artinya ditemukan antibodi hepatitis B dalam darah. Ini mengindikasikan kamu pernah atau sedang terinfeksi hepatitis B.
Secara khusus, ada tiga jenis pemeriksaan antigen dan antibodi untuk deteksi hepatitis B:
- Hepatitis B surface antigen (HbsAg). Tes ini bertujuan untuk menilai penularan virus hepatitis B. Hasil negatif menandakan tidak ada infeksi virus HBV dalam tubuh, sedangkan hasil positif menandakan adanya infeksi yang bisa ditularkan ke orang lain.
- Hepatitis B core antigen (HbcAg). Tes ini akan dilakukan jika hasil HbsAg menunjukkan positif. Tes ini bertujuan untuk menentukan tingkat keparahan infeksi hepatitis B (akut atau kronis).
- Antibodi hepatitis B surface antigen (anti-HbsAg). Tes ini berfungsi untuk mendeteksi kekebalan tubuh terhadap virus hepatitis B. Jika hasilnya positif, artinya kamu pernah mendapatkan vaksin hepatitis B atau sedang berada dalam masa pemulihan hepatitis B akut.
Baca juga: Waspadai 5 Gejala Hepatitis B yang Datang Diam-Diam
Pengobatan untuk Hepatitis B
Kunjungi dokter apabila kamu merasa telah terpapar hepatitis B dalam 24 jam terakhir. Jika kamu belum pernah divaksin, kamu dapat mencegah infeksi dengan menerima vaksin hepatitis B dan suntikan globulin imun HBV. Globulin imun HBV adalah larutan antibodi yang bekerja melawan HBV.
Kalau kamu berencana mengunjungi rumah sakit untuk memeriksakan diri, kamu bisa membuat janji dengan dokter terlebih dahulu melalui aplikasi Halodoc. Melalui Halodoc, kamu dapat mengetahui estimasi waktu giliran masuk, sehingga kamu tidak harus duduk lama-lama di rumah sakit. Tinggal pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu lewat aplikasi.
Hepatitis B akut biasanya tidak memerlukan pengobatan. Kebanyakan pengidap hepatitis B akut sembuh dengan sendirinya. Istirahat dan memastikan tubuh tetap terhidrasi dapat membantu masa pemulihan. Sedangkan hepatitis B kronis biasanya diobati dengan pemberian obat antivirus untuk melawan virus dan mengurangi risiko komplikasi hati di masa mendatang
Baca juga: 5 Fakta Penting tentang Hepatitis B
Pengidap hepatitis B parah mungkin memerlukan transplantasi hati apabila penyakit telah merusak hati. Transplantasi hati dilakukan dengan mengangkat hati yang sudah rusak dan menggantinya dengan hati donor.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Hepatitis B.
Hepatitis B Foundation. Diakses pada 2020. Prevention & Diagnosis.
CDC. Diakses pada 2020. Interpretation of Hepatitis B Serologic Test Results
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan