Pasutri Harus Tahu, Cara Diagnosis Masalah Infertilitas
“Infertilitas bisa dialami pria maupun wanita. Pemeriksaan untuk mendiagnosisnya bisa berbeda-beda pada keduanya.”
Halodoc, Jakarta – Infertilitas dapat menghambat pasangan untuk memiliki momongan. Menurut WHO, infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk hamil atau mempertahankan kehamilan. Penyebabnya bisa berasal dari salah satu pasangan, baik pria atau wanita, maupun keduanya.
Kondisi ini ditandai dengan kesulitan hamil setidaknya sudah lebih dari satu tahun. Pasangan perlu berkonsultasi pada ahli untuk mendiagnosis sekaligus mengidentifikasi penyebab infertilitas.
Cara Mendiagnosis Masalah Infertilitas
Jenis pemeriksaan untuk mendiagnosis infertilitas pada wanita dan pria bisa berbeda. Berikut jenis-jenis pemeriksaanya:
1. Diagnosis infertilitas pada pria
Dokter mengawalinya dengan bertanya seputar riwayat kesehatan lalu melanjutkannya ke pemeriksaan fisik. Pemeriksaannya dapat meliputi:
- Analisis air mani. Sampel air mani dapat diperoleh melalui masturbasi atau menggunakan kondom selama hubungan seksual. Lewat sampel tersebut, jumlah, betuk, dan pergerakan sperma diamati. Jika analisis sperma hasilnya normal, dokter biasanya akan merekomendasikan pengujian pada wanita.
- USG skrotum untuk membantu dokter mendeteksi varikokel atau masalah lain pada testis dan struktur pendukungnya.
- Tes darah untuk mengukur tingkat testosteron dan hormon lainnya.
- USG transrektal untuk memeriksa prostat dan mencari sumbatan saluran yang membawa air mani.
- Tes hormon guna mendeteksi kelainan pada sistem hormonal atau organ lain yang menyebabkan infertilitas.
- Urinalisis setelah ejakulasi, yaitu mendeteksi kandungan sperma dalam urine setelah ejakulasi. Tujuannya untuk mendeteksi apakah sperma berjalan mundur ke dalam kandung kemih atau keluar penis saat ejakulasi (ejakulasi retrograde).
- Tes genetik untuk mendeteksi perubahan kromosom Y atau tanda-tanda kelainan genetik lainnya.
- Biopsi testis, yaitu pengambilan sampel dari testis dengan jarum. Jika hasil biopsi testis menunjukkan produksi sperma normal, kemungkinan masalahnya adalah penyumbatan atau masalah lain pada pengangkutan sperma.
- Tes fungsi sperma khusus untuk memeriksa seberapa baik sperma bertahan setelah ejakulasi, seberapa baik dapat menembus sel telur dan apakah ada masalah yang menempel pada sel telur.
2. Diagnosis pada wanita
Sama seperti pemeriksaan pada pria, dokter akan mengawalinya dengan bertanya seputar riwayat kesehatan lalu melanjutkannya ke pemeriksaan fisik. Pemeriksaan pada wanita, meliputi:
- Tes darah untuk mendeteksi hormon progesteron yang memicu ovulasi. Waktu tes berdasarkan seberapa teratur siklus menstruasi wanita. Jika tidak teratur, dokter biasanya melakukan tes untuk mengukur hormon gonadotropin, yaitu hormon yang merangsang ovarium untuk menghasilkan sel telur.
- Tes klamidia untuk mendeteksi klamidia yang memengaruhi kesuburan. Caranya dengan mengusap bagian serviks dengan cotton bud lembut untuk mengumpulkan sel-sel dari leher rahim. Tes urin adalah alternatif pemeriksaannya.
- USG rahim untuk memeriksa ovarium, rahim dan saluran tuba. Kondisi tertentu yang dapat memengaruhi kandungan, seperti endometriosis dan fibroid dapat mencegah kehamilan.
- Sinar-X atau hysterosalpingogram adalah rontgen rahim dan tuba falopi dengan menyuntikkan pewarna khusus untuk melihat gambaran organ. Fungsinya untuk menemukan penyumbatan di tuba falopi yang bisa menghambat perjalanan telur di sepanjang tuba dan masuk ke dalam rahim.
- Laparoskopi dengan membuat sayatan kecil di perut bagian bawah untuk memasukan tabung tipis yang ada kamera bagian ujungnya (laparoskop). Alat ini dimasukkan untuk memeriksa rahim, saluran tuba, dan ovarium. Pewarna dapat disuntikkan ke tuba falopi melalui serviks untuk menyoroti penyumbatan di dalamnya.
Punya keluhan kesehatan? Segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat diagnosis yang tepat. Kalau kamu berencana mengunjungi rumah sakit, buat janji rumah sakit melalui aplikasi Halodoc supaya lebih mudah dan praktis. Jangan tunda untuk memeriksakan diri sebelum kondisinya semakin memburuk. Download Halodoc sekarang juga!