Pasangan Mengidap Gangguan OCD, Bagaimana Cara Menghadapinya?
Halodoc, Jakarta - Obsessive-compulsive disorder (OCD) merupakan sebuah gangguan ketika pengidapnya punya ketakutan berlebih atau obsesi yang tidak berasalan jelas. Hal ini membuat pengidap OCD melakukan perilaku berulang (kompulsi) yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan menyebabkan tekanan yang signifikan.
Ketika pengidapnya mencoba untuk mengabaikan atau menghentikan obsesinya, mereka justru akan merasa sangat cemas. Pada akhirnya, mereka tetap terdorong untuk melakukan tindakan kompulsif guna mengatasi stres dan kecemasan yang timbul. Pastinya tidak mudah memiliki pasangan yang mengidap gangguan ini. Meski begitu, ada sejumlah tips yang bisa kamu coba saat menghadapi OCD yang dimiliki pasangan.
Baca juga: Bisakah OCD Muncul Tiba-Tiba saat Dewasa?
Menghadapi Pasangan yang Mengidap OCD
Melansir dari Verywell Mind, berikut sejumlah tips yang bisa kamu coba dalam menghadapi pasangan yang mengalami OCD:
1. Bangun Rasa Percaya
Tidak jarang pengidap OCD suka menyembunyikan sifat atau gejala yang mereka alami dari orang lain karena malu dan takut ditolak. Jika kamu sudah berkomitmen untuk punya hubungan dengannya, buat dia percaya dan jelaskan padanya bahwa OCD adalah sesuatu yang ingin kamu pahami lebih dalam.
Ketika pasangan mau mengungkapkan tentang obsesi atau kompulsi yang mengganggunya, pastikan kamu memahami hal itu. Menerima pasangan dan memberinya empati bisa sangat membantu dalam membangun kepercayaan dan keintiman kamu dengannya.
2. Pahami Kondisinya
Punya hubungan dengan seseorang yang mengidap penyakit kronis, seperti OCD, artinya kamu harus memahami dirinya dengan mengetahui gejala dan pengobatan yang harus ia lakukan. Gejala OCD mungkin tampak aneh, tidak logis, atau bahkan menakutkan. Namun, ketika kamu memahami kondisi ini lebih dalam, ini bisa sangat membantu kamu dalam mengatasi dan menurunkan konflik dalam hubungan yang kamu jalani.
Selain itu, penting untuk disadari bahwa banyak orang dengan OCD mengalami bentuk lain dari gangguan kecemasan atau depresi yang dapat memperumit gejala yang dialaminya.
3. Hormati Privasi Pasangan
Meskipun pasangan sudah merasa nyaman untuk mengungkapkan sifat dan gejala yang ia alami, ia mungkin masih belum nyaman untuk mendiskusikan masalah ini dengan keluarga, teman, atau rekan kerja. Jadi, jangan pernah berasumsi bahwa orang lain dalam kehidupan pasangan harus tahu bahwa ia mengidap OCD.
Baca juga: Trauma Bisa Memicu Seseorang Alami OCD
Komentar yang timbul dari teman atau anggota keluarga pasangan mungkin bisa sangat menyakitkan atau memalukan. Hal ini justru dapat merusak kepercayaan dalam hubungan kamu atau memiliki konsekuensi lain yang tidak kamu inginkan.
4. Mencoba untuk Terlibat dalam Perawatannya
Terlibat dalam pengobatan OCD bisa sangat memotivasi pasangan untuk berkomitmen menjalani pengobatan medis dan psikologis. Jadi, pastikan kamu mendukung pengobatannya dengan terlibat dalam perawatan OCD.
5. Bersikap Jujur
Memiliki hubungan dengan pengidap OCD artinya kamu harus menerima konsekuensi yang ada, terlebih bila kondisi ini mungkin tidak akan pernah bisa disembuhkan. Kalau kamu merasa khawatir dan merasa kewalahan dengan gejala yang dialami pasangan, sebaiknya diskusikan hal ini bersama secara terbuka dan jujur. Ini sangat penting dilakukan apabila kamu merasa obsesi dan kompulsi sangat memengaruhi keintiman diantara kalian berdua.
Menjalin komunikasi yang jujur dan terbuka dapat menghindarkan kamu dari kesalahpahaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan konflik atau bahkan putusnya hubungan. Apabila kamu merasa tidak dapat mendiskusikan masalah seperti itu dengan pasangan, kamu bisa bicara dengan teman, keluarga atau psikolog mendapatkan perspektif yang berbeda.
Baca juga: Ibu, Ketahui Gejala Gangguan OCD yang Bisa Dialami Anak
Kalau kamu butuh saran mengenai hal ini, kamu bisa menghubungi psikolog di Halodoc. Lewat aplikasi, kamu dapat menghubungi psikolog kapan saja dan di mana saja via Chat atau Voice/Video Call.