Para Wanita Harus Tahu, Ini 9 Gejala dari Amenorrhea
Halodoc, Jakarta - Selain kehamilan dan menopause, ada beberapa kondisi yang membuat wanita tidak haid. Salah satunya adalah amenorrhea. Kondisi ini dapat terjadi ketika seorang wanita tak kunjung mengalami menstruasi setelah berusia 16 tahun (amenorrhea primer), atau bila seorang wanita dewasa yang tidak sedang hamil, tetapi tidak mendapat haid selama lebih dari 6 bulan. Apa penyebab dan bagaimana gejala amenorrhea? Simak penjelasannya berikut.
Selain tidak haid, gejala amenorrhea lain yang menyertai sebenarnya bergantung pada hal yang menyebabkannya. Namun, ada beberapa gejala amenorrhea yang umum dialami oleh pengidapnya, antara lain:
-
Sakit kepala.
-
Payudara tidak membesar.
-
Gangguan penglihatan.
-
Tumbuhnya rambut-rambut di wajah secara berlebihan.
-
Rambut rontok.
-
Suara berat seperti laki-laki.
-
Jerawat.
-
Keluarnya air susu walau tidak sedang menyusui, akibat meningkatnya kadar prolaktin.
-
Nyeri panggul.
Baca juga: Telat Datang Bulan, Bisa Jadi Tanda 6 Penyakit Ini
Apa yang Menjadi Penyebabnya?
Seperti disebutkan di awal, bahwa amenorrhea terdiri atas 2, yaitu primer dan sekunder. Pada amenorrhea primer, sebagian besar penyebabnya adalah ovarium tidak memproduksi atau hanya sedikit sekali memproduksi hormon seks wanita, yaitu estrogen dan progesteron. Kondisi ini dapat dipicu oleh beberapa hal, yaitu:
-
Kekurangan hormon gonadotropin releasing hormone (GnRH).
-
Gangguan makan.
-
Gagal tumbuh kembang.
-
Hipopituitarisme.
-
Kelebihan hormon prolaktin.
-
Tumor otak.
-
Hiperplasia adrenal kongenital.
-
Sindrom Cushing.
-
Tidak terbentuknya uterus dan vagina, atau cervix.
-
Sindrom insensitivitas androgen.
Baca juga: 7 Tanda Haid Tidak Normal yang Harus Kamu Waspadai
Sementara itu, pada amenorrhea sekunder, beberapa hal yang dapat menjadi penyebabnya adalah:
-
Penggunaan kontrasepsi, terutama KB suntik.
-
Gaya hidup, misalnya berat badan yang terlalu rendah, penurunan berat badan, olahraga berlebihan, dan stres.
-
Ketidakseimbangan hormon, seperti pada PCOS, hipotiroidisme, tumor pada kelenjar hipofisis di otak.
-
Anoreksia.
-
Kelebihan hormon prolaktin.
-
Kelainan struktur organ reproduksi, seperti pada sindrom Asherman.
-
Insufisiensi ovarium primer.
-
Tumor ovarium.
-
Sindrom Cushing.
Penanganan Medis yang Dapat Dilakukan
Penanganan medis terhadap amenorrhea biasanya akan tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Beberapa metode pengobatan yang biasanya disarankan oleh dokter adalah:
-
Pengobatan pada wanita yang memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS), penanganan akan berfokus untuk mengurangi kadar hormon androgen.
-
Pemakaian pil kontrasepsi atau obat-obatan hormon yang memicu terjadinya siklus haid.
-
Terapi sulih hormon estrogen (estrogen replacement therapy/ERT) yang membantu menstabilkan hormon untuk memicu siklus haid, pada kondisi insufisiensi ovarium primer. ERT akan menggantikan estrogen yang tidak dihasilkan oleh ovarium untuk mengatur siklus menstruasi secara normal. Dokter juga akan memberikan progestin atau progesteron untuk mengurangi risiko kanker rahim.
-
Amenorrhea yang disebabkan oleh faktor gaya hidup bisa ditangani dengan menjaga berat badan tetap ideal, mengontrol stres, dan menetapkan jadwal olahraga yang tepat dan teratur.
Baca juga: Bukan Hamil! Ini 5 Penyebab Haid Tidak Teratur
Itulah sedikit penjelasan tentang gejala amenorrhea, penyebab, dan penanganan medis yang dapat dilakukan terhadapnya. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter di aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan