Panduan Puasa untuk Pengidap Diabetes
Halodoc, Jakarta – Tidak salah jika dikatakan bahwa puasa membawa manfaat, salah satunya untuk kesehatan. Tetapi, tetap ada aturan dan anjuran tertentu bagi orang-orang yang mengidap penyakit tertentu yang ingin berpuasa, seperti para pengidap diabetes. Jika puasa dilakukan secara sembarang, bukan tidak mungkin timbul dampak negatif yang membuat diabetes menjadi lebih buruk.
Sebenarnya, apakah pengidap diabetes dibolehkan untuk menunaikan ibadah puasa? Kamu harus tahu, boleh tidaknya puasa untuk pengidap diabetes bergantung pada dampak yang akan muncul berdasarkan risiko dan tingkat keparahannya. Pada pengidap diabetes dengan risiko rendah, puasa masih boleh dilakukan. Pada pengidap dengan risiko sedang, boleh berpuasa tetapi tetap harus hati-hati.
Sementara itu, pengidap dengan risiko tinggi boleh tidak berpuasa, dan mereka yang berisiko tinggi tidak dianjurkan untuk puasa. Lantas, bagaimana anjuran puasa bagi pengidap diabetes agar puasa tetap lancar dan tubuh tetap terjaga kesehatannya?
Diet yang Dianjurkan
Bagi para pengidap diabetes yang ingin berpuasa, aturan pertama yang harus diperhatikan adalah diet makanan yang boleh dikonsumsi. Oleh karena tubuh sedang berpuasa, maka makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah makanan yang mampu memberikan energi secara lebih lambat, seperti gandum, kacang-kacangan, dan semonila. Sementara itu, makanan yang perlu dihindari adalah semua yang mengandung asam jenuh dalam jumlah tinggi.
Baca juga: Idap Diabetes, Terapkan Pola Makan Ini Saat Puasa
Adapun porsi atau banyaknya asupan makanan ketika sedang berpuasa pun harus disesuaikan. Pengidap diabetes harus makan sebanyak 50 persen dari porsi keseluruhan ketika sahut, sebanyak 40 persen ketika berbuka, dan sebanyak 10 persen untuk makan malam setelah menunaikan Salat Tarawih. Tidak boleh lupa, asupan cairan harian yang tetap harus terpenuhi, baik ketika sahur dan berbuka puasa, juga sebelum tidur.
Aktivitas yang Diperbolehkan
Bagi pengidap diabetes tipe 2, melakukan aktivitas fisik yang sifatnya ringan dan sedang tetap dibolehkan. Namun, diperlukan adanya pengaturan intensitas dan durasinya, karena hipoglikemia bisa terjadi jika aktivitas fisik dilakukan secara berlebihan. Salat Tarawih harus dilihat sebagai salah satu aktivitas fisik ketika melakukan pengaturan aktivitas.
Baca juga: Cara Aman Berpuasa Bagi Pengidap Diabetes
Pengobatan
Melakukan pemeriksaan kadar gula darah dengan menusukkan jarum pada bagian kulit tidak membuat puasa menjadi batal, karena hal tersebut tidak berhubungan langsung dengan sistem pencernaan. Jadi, jangan pernah lupa untuk memeriksakan kondisi kadar gula darah secara rutin, terlebih jika muncul gejala yang mengindikasikan terjadinya rendah atau tingginya kadar gula darah. Puasa boleh dibatalkan jika kadar gula darah dalam tubuh lebih dari 300 miligram per dL atau kurang dari 70 miligram per dL.
Perlu diingat bahwa pengobatan untuk diabetes juga harus disesuaikan dengan kondisi tubuh yang sedang berpuasa. Jika hal tersebut diabaikan, bukan tidak mungkin terjadi komplikasi, salah satunya adalah hipoglikemia yang membahayakan jiwa.
Baca juga: Perlu Dikonsumsi Rutin, Begini Aturan Minum Obat Diabetes Saat Puasa
Jangan pernah ragu untuk selalu bertanya pada dokter kapan saja kamu membutuhkan bantuan dan saran terkait diabetes dan puasa. Tentu saja, ini bisa membantu kamu untuk tetap menjaga kesehatan tubuh, dan puasa bisa tetap dilakukan tanpa adanya kendala. Kalau dokter memberikan obat yang harus kamu tebus tetapi tidak sempat ke apotek, langsung download aplikasi Halodoc dan beli obatmu melalui aplikasi. Tidak harus menunggu lama kok, karena obatmu akan segera tiba. Jadi, pakai aplikasi Halodoc segera ya!
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan