Pakai Kipas Angin Saat Udara Panas, Hati-Hati Heat Stroke

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   07 Agustus 2019
Pakai Kipas Angin Saat Udara Panas, Hati-Hati Heat StrokePakai Kipas Angin Saat Udara Panas, Hati-Hati Heat Stroke

Halodoc, Jakarta – Musim panas masih berlangsung di Jakarta sampai saat ini. Enggak heran saat kamu beraktivitas di luar ruangan atau sekadar berjalan kaki di luar ruangan, kamu akan merasa kepanasan. Hujan yang jarang turun juga membuat cuaca semakin panas. Untuk menghilangkan kegerahan tubuh, masih banyak orang yang suka menggunakan kipas angin listrik yang dipasang dengan tenaga maksimal. Namun, tahukah kamu, menggunakan kipas angin terlalu kencang saat musim panas bisa memicu terjadinya heat stroke, lho. Yuk, simak penjelasannya di sini.  

Baca juga: Benarkah Tidur dengan Kipas Angin Menyala Bisa Sebabkan Rhinitis Alergi?

Meskipun sekarang ini hampir semua rumah dan gedung sudah menggunakan air-conditioner sebagai pendingin ruangan, tetapi tidak sedikit juga orang yang masih menggunakan kipas angin listrik untuk menghilangkan rasa gerah. Malah terkadang bila cuaca terasa sangat panas, berdiri di depan kipas angin masih menjadi cara yang dilakukan beberapa orang. Nyatanya, penggunaan kipas angin di suhu udara yang sangat tinggi bisa berbahaya untuk kesehatan. 

Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa kipas angin tidak aman digunakan pada saat cuaca yang sangat panas dengan kelembapan yang rendah. Penelitian tersebut menemukan bahwa ketika indeks panas atau alat yang mengukur suhu dan kelembapan udara menunjukkan angka yang relatif rendah, penggunaan kipas angin bisa menaikkan tekanan darah, suhu tubuh, dan meningkatkan detak jantung.

Beberapa lembaga kesehatan, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit sudah merekomendasikan orang-orang untuk tidak menggunakan kipas angin dalam cuaca yang panas ekstrem (heatwave), karena bisa meningkatkan kerja tubuh untuk menurunkan suhunya.

Penelitian menunjukkan bahwa dalam kondisi panas dan lembab dengan suhu sekitar 133 Fahrenheit atau 56 Celsius, kipas angin memang bisa membantu menurunkan suhu tubuh inti, detak jantung, dan tekanan darah. Namun, dalam kondisi yang sangat panas dan kering dengan indeks panas sekitar 40 derajat Celsius, penggunaan kipas angin bisa meningkatkan risiko dehidrasi dan heat stroke. Ini karena ketika suhu udara sangat tinggi, kipas angin justru bisa membuat suhu tubuh kamu bertambah lebih panas, tidak bisa berkeringat hingga akhirnya memicu heat stroke. Namun, kipas angin hanya bisa memicu heat stroke bila digunakan di cuaca yang sangat panas dan kering. Jadi, kamu dianjurkan untuk tidak menggunakan kipas angin ketika suhu udara di atas 35 derajat Celsius.

Baca juga: Tips Berolahraga saat Cuaca Panas

Sekilas Tentang Heat Stroke

Heat stroke adalah kondisi di mana suhu tubuh meningkat hingga lebih dari 40 derajat Celsius. Penyebab heat stroke bermacam-macam, bisa karena kenaikan suhu lingkungan atau aktivitas fisik yang bisa meningkatkan suhu tubuh. Umumnya, heat stroke ditandai dengan gejala-gejala berupa mual, kejang, kebingungan, disorientasi, dan kadang-kadang kehilangan kesadaran hingga koma. Sengatan panas ini juga bisa memicu komplikasi yang serius yang menyebabkan kerusakan pada otak dan organ internal lainnya hingga kematian.

Bila tubuh kamu mengalami reaksi panas mendadak, minumlah air. Namun, hindari minum air yang terlalu dingin, karena hal ini bisa memicu reaksi negatif dari tubuh. Selain itu, carilah tempat yang lebih sejuk untuk beristirahat dan menurunkan suhu tubuh.

Baca juga: Kenali Serangan Heat Stroke saat Lari

Karena itu, jangan pernah sepelekan heat stroke. Bila kamu mengalami gejala-gejala sengatan panas seperti di atas, sebaiknya segera temui dokter sebelum kondisi bertambah parah. Kamu juga bisa membicarakan masalah kesehatan yang kamu alami kepada dokter lewat aplikasi Halodoc. Hubungi dokter melalui fitur Talk to A Doctor dan berbicara melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:

NPR (2019). Electric Fans May Do More Harm Than Good In A Heat Wave
New York State Department of Health (2019). When it's Too Hot for a Fan.