Pahami Risiko Infeksi Menular Seksual pada Homoseksual
“Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, pria gay dan biseksual, 17 kali lebih mungkin terkena Infeksi menular seksual (IMS) dibandingkan pria heteroseksual. Sebab, homoseksual atau biseksual cenderung berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seks.”
Halodoc, Jakarta – Setiap orang yang aktif secara seksual berisiko mengalami infeksi menular seksual. Namun, para penyuka sesama jenis atau homoseksual dianggap lebih rentan untuk mengalaminya.
Perlu diketahui bahwa homoseksual merupakan orientasi seksual yang didefinisikan sebagai ketertarikan seksual terhadap jenis kelamin yang sama. Karena itu, penting untuk memahami risiko infeksi menular pada homoseksual. Yuk, ketahui informasinya di sini!
Risiko Infeksi Menular pada Homoseksual
Menurut CDC pria gay dan biseksual 17 kali lebih mungkin terkena IMS seperti human immunodeficiency virus (HIV) dibandingkan pria heteroseksual. Sebab, homoseksual atau biseksual cenderung berganti-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seks.
Kendati demikian, setiap orang yang aktif secara seksual sama-sama memiliki risiko terkena IMS. Karena itu, semua homoseksual, biseksual, dan laki-laki heteroseksual yang aktif secara seksual harus dites secara teratur untuk IMS.
Sebab, terkadang beberapa infeksi menular seksual (seperti HIV) tidak selalu menunjukkan gejala di tahap awalnya. Selain itu, memiliki penyakit menular seksual (seperti gonore) mempermudah penularan HIV atau menularkannya kepada orang lain. CDC merekomendasikan pria gay dan biseksual yang aktif secara seksual, perlu melakukan tes:
- HIV (setidaknya setahun sekali).
- Sipilis.
- Hepatitis B.
- Hepatitis C.
- Klamidia dan gonore rektum jika seseorang pernah melakukan seks anal reseptif dalam satu tahun terakhir.
- Klamidia dan gonore pada penis (uretra) jika seseorang pernah melakukan seks anal insertif (berada di “atas”) atau menerima seks oral dalam satu tahun terakhir.
- Gonore tenggorokan jika seseorang pernah melakukan seks oral (mulut di penis, vagina, atau anus pasangan) dalam satu tahun terakhir.
Terkadang dokter atau penyedia layanan kesehatan juga mungkin akan menyarankan tes darah herpes. Selain itu, jika kamu memiliki lebih dari satu pasangan atau melakukan hubungan seks bebas dengan orang yang tidak dikenal, kamu harus lebih sering melakukan skrining untuk IMS, dan dapat mengambil manfaat dari tes HIV lebih sering (misalnya, setiap 3 hingga 6 bulan). Hal ini bertujuan agar dokter dapat memastikan pengobatan terbaik jika ada infeksi menular yang terdeteksi.
Bagaimana Cara Melindungi Diri dari Infeksi Menular Seksual?
Pria yang berhubungan seks dengan pria lain (homoseksual) lebih tinggi risikonya untuk tertular HIV, sekaligus infeksi menular seksual lainnya. Selain melakukan tes secara rutin, penting untuk melindungi diri dari infeksi tersebut melalui:
- Gunakan kondom atau pelindung lainnya
Pastikan untuk gunakan kondom baru setiap kali berhubungan seks, terutama selama seks anal tetapi idealnya juga selama seks oral. Gunakan hanya pelumas berbahan dasar air, bukan petroleum jelly, body lotion atau minyak.
- Jadilah monogami
Cara lain yang dapat diandalkan untuk menghindari infeksi menular seksual, adalah tetap dalam hubungan monogami jangka panjang dengan pasangan yang tidak terinfeksi.
- Batasi asupan alkohol dan tidak menggunakan narkoba
Seseorang yang berada di bawah pengaruh alkohol atau zat-zat terlarang, cenderung mengambil risiko ketika melakukan hubungan seksual. Khususnya para pecandu narkoba yang menggunakan jarum suntik secara bergantian.
- Dapatkan vaksinasi
Vaksinasi dapat melindungi tubuh dari hepatitis A dan hepatitis B, infeksi hati serius yang dapat menyebar melalui kontak seksual. Namun, tidak semua infeksi menular seksual dapat dicegah dengan vaksin. Salah satunya seperti hepatitis C belum tersedia vaksinnya hingga saat ini.
Padahal, kondisi ini dapat menyebabkan gagal hati, kanker hati, dan kematian. Vaksin human papillomavirus (HPV) tersedia untuk pria hingga usia 26 tahun. HPV dikaitkan dengan kanker dubur pada pria homoseksual.
Itulah penjelasan mengenai risiko IMS pada homoseksual. Jika masih memiliki pertanyaan seputar infeksi menular seksual, atau memiliki keluhan kesehatan, segeralah hubungi dokter.
Nah, melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa tanya dokter tepercaya untuk mendapatkan informasi kesehatan yang dibutuhkan. Tentunya melalui fitur chat/video call secara langsung pada aplikasinya. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga!
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Health issues for gay men and men who have sex with men.
CDC.gov. Diakses pada 2022. Sexually Transmitted Diseases.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan