Otot Bergerak Tanpa Kendali, Atasi dengan Suntik Botox
Halodoc, Jakarta – Distonia adalah gangguan neurologis yang menyebabkan kontraksi otot yang berlebihan dan tidak disengaja. Kontraksi otot ini mengakibatkan gerakan otot dan postur tubuh yang tidak normal, sehingga sulit bagi individu untuk mengontrol gerakan mereka. Gerakan dan postur mungkin menyakitkan. Gerakan distonik biasanya terpola dan berulang.
Distonia dapat memengaruhi setiap bagian tubuh termasuk kelopak mata, wajah, rahang, leher, pita suara, batang tubuh, anggota badan, tangan, dan kaki. Tergantung pada daerah tubuh yang terkena, distonia mungkin terlihat sangat berbeda dari orang ke orang.
Baca juga: Enggak Hanya Wajah, Kenali Botoks Ketiak untuk Atasi Bau Badan
Selain menyebabkan gerakan abnormal, depresi dan kecemasan adalah gejala distonia non-motorik yang umum. Beberapa gejala distonia, meliputi:
-
Bagian tubuh tertekuk atau diputar ke posisi abnormal.
-
Gerakan tubuh yang berulang dan terpola yang mungkin menyerupai tremor.
-
Gejala distonik dapat memburuk atau hanya terjadi pada tugas tertentu. Misalnya, distonia tangan mungkin hanya ada saat menulis atau memainkan alat musik.
-
Mencoba melakukan gerakan di satu sisi tubuh saat mengaktifkan gejala distonia di sisi yang berlawanan.
-
Gerakan dan postur distonik untuk sementara dapat dihilangkan dengan sentuhan lembut atau tindakan spesifik yang disebut trik sensorik.
Baca juga: Kerusakan Saraf Bisa Buat Orang Kena Akalasia
Pada saat ini, tidak ada tes tunggal untuk mengkonfirmasi diagnosis distonia. Alih-alih, diagnosis terletak pada kemampuan dokter untuk mengamati gejala dan mendapatkan riwayat pasien yang menyeluruh. Tes medis mungkin diperintahkan untuk mengesampingkan kondisi atau gangguan lain.
Sub-spesialis yang biasanya memiliki pelatihan untuk mendiagnosis dan mengobati distonia adalah ahli saraf kelainan gerakan. Proses diagnosis distonia dapat meliputi:
-
Riwayat pasien
-
Sejarah keluarga
-
Studi laboratorium, seperti tes darah dan urin serta analisis cairan serebrospinal
-
Teknik perekaman listrik, seperti electromyography (EMG) atau electroencephalography (EEG)
-
Pengujian genetik untuk bentuk-bentuk distonia yang diwariskan
-
Tes dan pemeriksaan tambahan dimaksudkan untuk menyingkirkan kondisi atau gangguan lain
Toksin botulinum terapeutik, yang biasa disebut "terapi Botox," dan blok saraf lainnya telah berhasil digunakan untuk mengobati gangguan neurologis dan muskuloskeletal, seperti distonia, kelenturan, dan cerebral palsy selama 30 tahun terakhir.
Baca juga : Penjelasan Medis Perempuan Lebih Gampang Kena Memar Ketimbang Laki-Laki
Botulinum dapat disuntikkan adalah bentuk murni clostridium botulinum, yaitu racun bakteri yang menyebabkan botulisme. Racun botulinum sangat beracun, namun ketika dimurnikan dan digunakan dalam dosis kecil yang terkontrol, ia dapat digunakan secara efektif untuk merilekskan kontraksi otot yang berlebihan.
Suntik botox dapat mengurangi atau menghentikan aktivitas otot dengan menghalangi pelepasan bahan kimia atau neurotransmitter yang mentransmisikan sinyal untuk memberi tahu otot agar berkontraksi.
Ada tujuh jenis toksin botulinum yang diproduksi oleh berbagai jenis Clostridium botulinum (tipe A hingga G). Dari jumlah tersebut, hanya dua jenis yang digunakan untuk mengobati distonia A dan B.
Suntikan toksin botulinum adalah pengobatan yang paling umum digunakan dalam mengobati distonia fokal pada orang dewasa. Karena obat disuntikkan langsung ke kelompok otot yang terkena daripada melewati seluruh tubuh melalui obat oral, maka toksin botulinum lebih cocok untuk mengobati distonia yang fokus pada satu atau dua area tubuh. Tapi, juga kadang-kadang merupakan bagian dari pengobatan untuk distonia yang lebih umum.
Racun botulinum memiliki sejumlah aplikasi medis selain untuk mengobati distonia dan kelenturan, termasuk mengobati masalah kandung kemih, tremor, dan migrain. Paling terkenal, itu digunakan untuk keperluan kosmetik, di mana suatu penggunaan yang paling erat terkait dengan nama merek Botox.
Kalau ingin mengetahui lebih banyak pengobatan suntik botox untuk distonia, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan