Osteoporosis Bisa Terjadi Sejak Kecil, Benarkah?
Halodoc, Jakarta – Osteoporosis adalah kelainan ditandai berkurangnya kekuatan tulang sehingga menyebabkan peningkatan fraktur atau patah tulang. Kebanyakan kasus osteoporosis terjadi pada orang lanjut usia (lansia). Namun, tahukah jika osteoporosis bisa terjadi pada Si Kecil? Ketahui fakta lengkapnya di sini.
Keberadaan lubang pada tulang di dalam tubuh perlu diwaspadai. Pasalnya, osteoporosis terjadi ketika tulang kehilangan mineral (seperti kalsium) yang berfungsi mengisi kekosongan pada lubang tersebut. Akibatnya, tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Baca Juga: Ini Perbedaan Osteoporosis dan Osteoarthritis
Penyebab Osteoporosis pada Anak
Pada anak-anak, penyebab osteoporosis belum diketahui sehingga disebut osteoporosis idiopatik juvenile. Meski begitu, beberapa faktor ini diduga menjadi penyebab osteoporosis pada anak:
- Kondisi medis. Misalnya kelainan genetik pada tulang, diabetes, penyakit ginjal, hipertiroid, dan anoreksia nervosa.
- Efek samping konsumsi obat. Misalnya obat kanker, antikonvulsan, atau golongan kortikosteroid.
- Gaya hidup, yakni kurangnya asupan kalsium dan vitamin D. Osteoporosis pada anak bisa disebabkan karena aktivitas olahraga berlebih yang mengarah pada gangguan siklus haid. Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko osteoporosis sejak dini.
Gejala Osteoporosis pada Anak
Gejala osteoporosis pada anak jarang disadari. Sebagian anak pengidap osteoporosis merasakan nyeri di punggung bawah, pinggang, lutut, pergelangan kaki, dan telapak kaki. Ibu perlu waspada jika Si Kecil mengalami kesulitan berjalan atau memiliki bentuk tulang belakang abnormal (membungkuk di punggung atas/kifosis).
Baca Juga: Perhatikan 6 Penyebab Osteoporosis Berikut Ini
Diagnosis dan Pengobatan Osteoporosis pada Anak
Osteoporosis pada anak didiagnosis melalui bone mineral density (BMD) dan pemeriksaan lainnya. Jika Si Kecil terdiagnosis osteoporosis, berikut pengobatan yang mungkin dijalani:
- Apabila osteoporosis disebabkan karena efek konsumsi obat, dokter menurunkan dosis atau mengganti obat yang dikonsumsi.
- Tingkatkan asupan kalsium dan vitamin D pada anak. Kalsium diperoleh dari susu, keju, yoghurt, dan tofu sedangkan vitamin D diperoleh dari minyak ikan, jamur, dan telur. Suplemen kalsium dan vitamin D diperlukan jika osteoporosis yang diidap Si Kecil tergolong parah.
- Hindari Si Kecil dari aktivitas fisik berlebih (termasuk olahraga) yang dapat memperburuk kondisi tulangnya.
Pencegahan Osteoporosis pada Anak
Sebagian besar kasus osteoporosis pada anak disebabkan karena kondisi medis atau genetik tertentu. Meski begitu, ada beberapa hal yang dilakukan untuk mencegah osteoporosis pada anak, di antaranya:
- Beri asupan kalsium dan vitamin D yang cukup pada menu makan Si Kecil.
- Jaga asupan protein harian Si Kecil. Protein diperoleh dari konsumsi daging, ikan, telur, udang, tahu, tempe, dan kacang-kacangan.
- Ajak Si Kecil berolahraga ringan. Misalnya berjalan kaki, bersepeda, berenang, dan aktivitas fisik lain untuk menjaga kekuatan dan kepadatan tulang.
Baca Juga: Kenalan Dengan Olahraga Pencegah Osteoporosis
Itulah alasan osteoporosis bisa terjadi sejak kecil. Jika ibu punya pertanyaan tentang tumbuh kembang Si Kecil, jangan ragu bertanya dengan dokter Halodoc. Ibu hanya perlu membuka aplikasi Halodoc dan masuk ke fitur Talk to A Doctor untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!