Orthorexia, Obsesi Makanan Sehat yang Tak Menyehatkan
Halodoc, Jakarta – Sejak tren gaya hidup sehat menjadi populer, semakin banyak orang yang hidup dengan pola hidup sehat. Termasuk dalam hal mengonsumsi makanan sehat. Penyedia makanan vegetarian bertambah, produk-produk organik dan non-kimia semakin mudah ditemukan di pasar.
Namun, sejalan dengan perkembangan gaya hidup tersebut, muncul gangguan makan di mana pengidapnya sangat terobsesi pada makanan-makanan tertentu yang dianggap sehat. Obsesi tersebut menyebabkannya ingin mengontrol pola makan secara berlebihan dan menjaga agar tubuhnya tidak mengalami kegemukan. Gangguan makan ini disebut dengan orthorexia.
(Baca juga: Kenali Gangguan Makan Anak Sejak Dini)
Apa Itu Gangguan Makan Orthorexia?
Kalau pengidap gangguan pola makan lainnya membatasi makanan dari segi kuantitas (misalnya mengurangi porsi, atau tidak makan sama sekali), pengidap orthorexia membatasi makanan dari segi kualitas atau jenis makanannya. Mereka hanya mau mengonsumsi makanan yang dianggap sehat, khususnya sayur dan buah.
Pengidap gangguan makan ini benar-benar menghindari dan takut mengonsumsi makanan yang mengandung pewarna atau penambah rasa buatan, pestisida dan rekayasa genetika, mengandung lemak, gula, dan garam, berbagai bahan makanan hewani, serta berbagai jenis makanan yang dianggap tidak sehat. Kedengarannya sehat sekali, ya?
Meski kedengarannya sehat, mereka dengan pola makan seperti ini pada akhirnya dapat mengurangi kualitas kecukupan nutrisi harian, yang berdampak buruk bagi kesehatan. Soalnya, mereka jadi terlalu membatasi diri, hanya memakan variasi makanan amat terbatas dan sangat rendah kalori. Lalu, bagaimana mengenali gejalanya? Yuk, simak…
Gejala Gangguan Makan Orthorexia
Biasanya para pengidap gangguan makan orthorexia memiliki obsesi berlebihan menghindari jenis makanan tertentu, alasannya bermacam-macam, mulai dari alergi, masalah pencernaan, gangguan mood, dan sebagainya. Ia juga menghindari jenis makanan tertentu tanpa ada saran medis yang jelas, lebih memilih konsumsi suplemen dan obat-obatan herbal dibandingkan makanan, dan memiliki daftar makanan yang menurutnya boleh dikonsumsi. Pengidap othorexia pun terlalu khawatir tanpa alasan yang jelas terhadap cara penyajian makanan, khususnya cara membersihkan makanan.
Seperti pengidap gangguan makan lainnya, pengidap orthorexia mengalami berbagai gejala yang menghambat aktivitas harian mereka akibat gangguan emosi dan kepanikan. Dalam waktu yang lama, sangat besar kemungkinan menyebabkannya mengalami gangguan makanan yang lebih serius seperti bulimia dan anoreksia.
(Baca juag: 8 Gangguan Makan yang Merugikan Kesehatan)
Pemulihan gangguan makan ini akan menjadi lebih sulit jika pengidap orthorexia memiliki keyakinan, bahwa pola makan yang ia konsumsi merupakan pola makan yang paling baik untuk kesehatan. Ingin tahu lebih banyak tentang gangguan makan ini, kamu bisa bertanya kepada para dokter favorit di Halodoc melalui pilihan voice/video call dan chat. Beli suplemen dan cek laboratorium tanpa harus keluar rumah juga bisa dilakukan dengan mengunduh Halodoc di Play Store atau App Store.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan