Orang yang Tak Minum Alkohol Bisa Terkena Perlemakan Hati, Benarkah?
Halodoc, Jakarta - Ada banyak alasan orang konsumsi minuman beralkohol, entah itu karena dirinya suka jenis minuman tersebut atau mungkin karena tuntutan pergaulan. Tidak sedikit juga orang yang sering mengalami stres menjadikan alkohol sebagai pelarian mereka, sebab alkohol membuat mereka menjadi lebih tenang. Namun, apa pun alasannya konsumsi alkohol terlalu sering dapat merugikan tubuh. Salah satu penyakit yang dapat muncul karena kebiasaan ini adalah perlemakan hati.
Apa itu Perlemakan Hati?
Perlemakan hati atau istilah medisnya hepatic steatosis adalah kondisi terjadi penumpukan lemak yang berlebihan pada organ hati. Penumpukan yang tidak normal biasanya terjadi pada kondisi ini menimbulkan gangguan pada fungsi hati yang seharusnya memproses makanan dan minuman, serta menyaring zat berbahaya dari darah. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, kondisi ini dapat memicu peradangan hati yang menimbulkan jaringan parut (fibrosis).
Namun, meski kebanyakan kasus perlemakan hati muncul akibat kebiasaan minum alkohol, penyakit ini bisa terjadi pada mereka yang tidak mengonsumsi alkohol. Meskipun belum diketahui secara pasti timbunan lemak ini terjadi pada mereka yang tidak mengonsumsi alkohol, namun para ahli menduga hal ini terjadi karena gen tertentu pada tubuh. Beberapa kondisi lain yang dapat memicu terjadinya perlemakan hati tidak terkait alkohol, di antaranya:
-
Efek samping obat-obatan, misalnya kortikosteroid, estrogen sintetik, methotrexate, dan tamoxifen.
-
Paparan zat racun dari makanan yang dikonsumsi atau dari polusi udara.
-
Kadar gula darah yang tinggi, diabetes tipe 2, hipertensi, atau hepatitis C.
-
Kekurangan nutrisi.
-
Pola makan yang buruk.
-
Berat badan yang turun secara drastis.
-
Memiliki berat badan berlebih atau obesitas.
-
Resisten terhadap insulin.
-
Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida tinggi.
-
Kehamilan (meski jarang terjadi).
Gejala Perlemakan Hati
Perlemakan hati yang tidak disebabkan oleh alkohol sering kali menyerang tanpa disertai gejala. Ketika gejala terjadi, gejalanya mungkin termasuk:
-
Pembesaran hati.
-
Kelelahan.
-
Lemas.
-
Penurunan berat badan.
-
Kehilangan selera makan.
-
Sakit perut.
-
Mual dan muntah.
-
Pembuluh darah seperti laba-laba.
-
Menguning pada kulit dan mata (jaundice).
-
Gatal, penumpukan cairan dan pembengkakan pada kaki (edema) dan abdomen (ascites).
-
Kebingungan mental.
Pengobatan Perlemakan Hati
Jika perlemakan hati disebabkan oleh suatu penyakit, maka kondisi yang mendasarinya harus ditangani terlebih dahulu. Jika sudah menjadi sirosis, kemungkinan terjadinya gagal hati akan lebih besar. Saat perlemakan hati sudah menjadi sirosis atau gagal hati, pilihan penanganan yang bisa dilakukan adalah transplantasi hati. Jika gejala masih dalam tahap yang ringan, maka penanganan utama dalam perlemakan hati adalah mengendalikannya dengan cara melakukan hal-hal berikut:
-
Bagi mereka yang mengalami obesitas, disarankan melakukan penurunan berat badan dengan cara yang sehat.
-
Mengendalikan kadar gula darah dan kolesterol.
-
Berolahraga secara rutin.
-
Mengonsumsi makanan sehat, seperti gandum, sayuran, dan buah-buahan.
-
Membatasi konsumsi makanan berkadar kalori tinggi, seperti nasi, jagung, roti, dan kentang.
-
Mengonsumsi ayam dan ikan sebagai pengganti daging merah.
-
Menghindari minuman berkadar gula tinggi, terutama minuman kemasan.
Jadi, jangan anggap kebiasaan hidup yang tidak sehat tidak berbahaya bagi kesehatan, karena bisa saja kebiasaan tersebut membuat kamu terkena perlemakan hati. Ikuti berbagai update terbaru mengenai kesehatan dan tips hidup sehat dengan download aplikasi Halodoc. Tak hanya itu, aplikasi Halodoc bisa kamu pakai untuk Tanya Dokter, Beli Obat dan Vitamin, juga Cek Lab di mana saja, kapan saja
Baca juga:
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan