Orang Sindrom Peter Pan Enggak Bisa Punya Hubungan Normal?
Halodoc, Jakarta – Kamu tentunya tahu dongeng Peter Pan kan? Dongeng tersebut mengisahkan tentang seorang anak laki-laki bernama Peter Pan yang tidak bisa tumbuh dewasa.
Enggak hanya terjadi di dalam dongeng, ternyata sosok Peter Pan juga bisa ditemukan di dunia nyata, lho. Namun, Peter Pan di dunia nyata adalah sebuah sindrom yang membuat seorang pria dewasa bersifat kekanak-kanakan dan tidak bisa hidup secara mandiri.
Pria yang mengidap sindrom Peter Pan masih memiliki pola pikir, bahkan berperilaku seperti anak-anak. Lantas, bisakah pria dewasa yang kekanak-kanakan ini memiliki hubungan layaknya orang normal? Simak penjelasannya di sini.
Kenali Apa Itu Sindrom Peter Pan
Seiring bertambahnya usia, kita semua (baik pria maupun wanita) normalnya tidak hanya mengalami perkembangan secara fisik, namun juga dalam pemikiran. Baik pria maupun wanita yang sudah dewasa seharusnya sudah bisa hidup mandiri, tidak bergantung pada orang lain lagi, serta memiliki pola pikir yang dewasa. Namun, tidak demikian halnya dengan pengidap sindrom Peter Pan.
Walaupun secara fisik, pengidap memiliki postur tubuh orang dewasa, namun secara pikiran dan tingkah laku orang dengan sindrom Peter Pan cenderung tidak mandiri dan sangat kekanak-kanakan sama seperti tokoh Peter Pan yang ada di dalam dongeng. Selain Peter Pan, sindrom ini juga memiliki julukan lain, seperti king baby atau little prince syndrome.
Baca juga: Gejala Pengidap Sindrom Peter Pan yang Sering Tidak Disadari
Tidak hanya bisa terjadi pada pria, wanita dewasa pun juga bisa memiliki sifat kekanak-kanakan ini. Tapi, sindrom Peter Pan umumnya memang lebih banyak dialami oleh pria dewasa.
Seseorang bisa memiliki sindrom Peter Pan, karena adanya cara pandang yang salah mengenai diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Dilansir dari Science Daily, pola asuh orang tua yang terlalu protektif juga bisa menyebabkan anak tumbuh dewasa dengan sindrom ini.
Mereka berpikir bahwa dengan menjadi orang dewasa, itu berarti mereka harus memikul tanggung jawab yang besar, membuat komitmen dengan diri sendiri dan orang lain, serta menghadapi tantangan hidup yang lebih sulit. Akibatnya, mereka menjadi cemas, takut, tidak percaya diri, dan cenderung ingin melindungi diri mereka dengan bersikap layaknya anak kecil.
Tekanan mental yang berat juga memicu timbulnya rasa “ingin kabur dari tanggung jawab” dan membuat seseorang ingin kembali ke masa kanak-kanak, di mana tidak terlalu banyak tekanan hidup.
Meskipun termasuk gangguan psikologis, namun sindrom Peter Pan bukanlah bagian dari gangguan mental, seperti depresi, gangguan bipolar, ataupun gangguan obsesif kompulsif.
Baca juga: Dukungan Orang Terdekat Pengaruhi Pengobatan Sindrom Peter Pan
Bisakah Orang dengan Sindrom Peter Pan Memiliki Hubungan Normal?
Enggak hanya cenderung bertingkah seperti anak kecil dan selalu merepotkan orang lain, di dalam menjalin hubungan dengan orang lain pun, terutama lawan jenis, orang dengan sindrom Peter Pan sulit mempertahankan hubungan jangka panjang yang stabil. Ini karena sifat kekanak-kanakan yang mereka miliki seringkali membuat pasangan menjadi tidak nyaman. Selain itu, orang dengan sindrom ini sulit untuk bersikap romantis dan malah cenderung ingin dilayani atau dimanja.
Mereka lebih mengutamakan kepentingannya sendiri, terutama untuk kepuasan dan kebaikan dirinya sendiri. Takut untuk berkomitmen atau menjanjikan suatu hal juga menjadi salah satu penyebab mengapa pengidap sindrom Peter Pan sulit memiliki hubungan yang normal dengan orang lain.
Meski demikian, bukan berarti pengidap sindrom Peter Pan tidak bisa memiliki pasangan. Hanya saja, sang pasangan perlu banyak bersabar dalam menghadapi dan mencoba mengubah perilaku pengidap.
Baca juga: Cara Menghadapi Pasangan yang Terkena Sindrom Peter Pan
Nah, itulah sedikit penjelasan mengenai sindrom Peter Pan. Bila kamu ingin tahu lebih lanjut seputar sindrom ini atau cara mengubah perilaku pengidap sindrom Peter Pan, tanyakan saja langsung kepada ahlinya lewat aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat untuk berdiskusi soal kesehatan kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan