Orang di Bidang Militer Lebih Rentan Terhadap PTSD?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   22 Oktober 2018
Orang di Bidang Militer Lebih Rentan Terhadap PTSD?Orang di Bidang Militer Lebih Rentan Terhadap PTSD?

Halodoc, Jakarta - PTSD merupakan gangguan stres pasca trauma. PTSD lebih rentan diidap oleh pria, terutama pria yang bertugas di bidang militer, atau pekerja sosial. PTSD biasanya muncul setelah seseorang mengalami trauma berat dalam hidupnya. Contonya, selamat dari bencana alam, sekembalinya dari perang atau tugas negara, tindak kriminalitas, trauma masa kecil, atau pun insiden yang mengancam nyawa.

PTSD merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang cukup serius. Gejalanya bisa muncul dan berkembang dalam hitungan jam atau hari setelah peristiwa traumatik yang dialami. Terkadang, gejalanya juga dapat muncul berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Seseorang yang mengidap PTSD ini dapat mengalami serangan panik dan kecemasan ketika mengingat peristiwa traumatik yang pernah dialaminya. Gejala-gejala lainnya yang mungkin muncul, yaitu:

  1. Pembentukan pola pikir negatif terhadap orang lain.
  2. Ingatan yang mengganggu. Selalu mengingat detail mengerikan dari kejadian tragis yang pernah dialami.
  3. Kecenderungan untuk menolak membicarakan kejadian trauma yang pernah dialami.
  4. Merasa putus asa dalam menghadapi masa depan, memiliki masalah ingatan, dan kesulitan untuk membina hubungan dekat dengan orang lain.
  5. Perubahan emosi, sulit berkonsentrasi, merasa selalu waspada, mudah takut dan terkejut, mudah marah dan kesal, serta sulit untuk tidur.

Akan sulit bagi pengidap untuk menyesuaikan diri dan menerima perubahan setelah kejadian traumatik yang dialami. Namun, melupakan kejadian traumatik yang menjadi penyebab PTSD merupakan salah satu jenis terapi untuk menyembuhkan trauma masa lalu. Terapi dapat dilakukan dengan memahami apa yang dirasakan oleh tubuh. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam upaya penyembuhan PTSD, antara lain:

  1. Jangan menyalahgunakan alkohol atau narkoba untuk mematikan perasaan. Hal ini akan berdampak buruk, dengan memberikan lebih banyak masalah dan dapat mencegah kesembuhan.
  2. Hadapi rasa takut dan ingatan yang muncul. Tujuannya adalah untuk menghadapi rasa takut dan mengatasi tekanan emosi yang dirasakan ketika trauma tiba-tiba muncul menghantui.
  3. Ikuti pelatihan inokulasi stres. Ini merupakan cara untuk menghadapi kecemasan. Selain membentuk pola pikir, pelatihan ini bertujuan untuk melatih kemampuan menghadapi pengalaman traumatik dengan mental yang lebih sehat.
  4. Konsumsi obat-obatan anti-depresan untuk membantu mengurangi gejala depresi dan kecemasan. Obat anti-cemas untuk menghilangkan perasaan cemas dan stres, sedangkan obat tidur jika gejala berupa insomnia dan mimpi buruk. Mengonsumsi obat-obatan tersebut tentunya harus disertai dengan resep dokter.
  5. Cukup beristirahat, makan makanan sehat, berolahraga, dan meluangkan waktu untuk relaksasi.
  6. Jangan membiarkan pengidap PTSD sendirian, khususnya di masa ketidakstabilan mental yang dialami. Buatlah kondisi aman dan nyaman bagi pengidap. Jadi, pengidap tidak akan sempat untuk mengingat hal-hal yang traumatik yang pernah dialami.

Gangguan mental seperti PTSD mungkin memang tidak dapat disembuhkan secara total, tetapi hal ini masih bisa ditangani jika muncul secara tiba-tiba. Jika kamu atau orang terdekatmu mempunyai gejala-gejala kondisi tersebut, segera diskusikan dengan psikiater atau psikolog melalui Chat dan Voice/Video Call di aplikasi Halodoc. Kamu dapat dengan mudah ngobrol dengan dokter di mana pun dan kapan pun. Yuk, download aplikasinya sekarang di App Store dan Google Play!

Baca juga: