Orang Dewasa juga Rentan Jadi Korban Cyberbullying

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   27 Mei 2020
Orang Dewasa juga Rentan Jadi Korban CyberbullyingOrang Dewasa juga Rentan Jadi Korban Cyberbullying

Halodoc, Jakarta – Kabar duka datang dari dunia hiburan Jepang. Hana Kimura yang dikenal sebagai pegulat profesional dan salah satu member dari reality show terkenal di Netflix, Terrace House dikabarkan telah meninggal pada Sabtu (23/5) lalu. Kabar kematian gadis berusia 22 tahun ini dikonfirmasi pertama kali oleh pihak manajemen pegulat yang menaungi Hana Kimura, Stardom.  

Hingga kini, belum ada konfirmasi kabar mengenai penyebab meninggalnya pegulat berdarah Jepang-Indonesia ini. Meninggalnya Hana Kimura, membuat kaget para penggemarnya, dan banyak yang menduga bahwa ia memutuskan untuk bunuh diri akibat menerima komentar negatif mengenai dirinya di media sosial. Hana bahkan sempat mengunggah foto di akun Twitter pribadinya yang tampak seperti tengah melukai dirinya dengan keterangan yang menyiratkan dirinya sedang menjadi korban cyberbullying.

Berkat reality show Terrace House, publik mengenal Hana sebagai gadis muda yang polos dan pemalu. Meski kenyataannya, ia bisa menunjukkan hal yang sebaliknya saat bergulat di ring. Akibat kejadian ini, episode terbaru Terrace House ditunda, atau bahkan tidak disiarkan sama sekali baik itu di Netflix atau di Fuji TV Jepang.

Baca juga: Cyberbullying Bisa Sebabkan Depresi Hingga Bunuh Diri

Cyberbullying pada Orang Dewasa Umum Terjadi

Cyberbullying atau perundungan siber bisa menjadi hal yang umum terjadi pada orang dewasa. Seiring berkembangnya teknologi, internet bisa menjadi tempat menyalurkan rasa benci seseorang. Perundungan bukan hanya tentang anak-anak, kini semakin banyak menemukan orang dewasa yang bertindak buruk di media sosial.

Melansir dari Psychology Today, ada studi berjudul "How Common Is Cyberbullying Among Adults? Exploring Gender, Ethnic, and Age Differences in the Prevalence of Cyberbullying”, para peneliti membagi sampel menjadi beberapa kelompok. Pembagian kelompok ini didasarkan pada usia dan membandingkan apakah para peserta pernah menjadi target cyberbullying dan apakah mereka memiliki pengalaman seperti itu dalam sebulan terakhir.

Studi ini, yang melaporkan prevalensi cyberbullying berdasarkan berbagai subkelompok, memberikan informasi penting yang memungkinkan pengembangan program pencegahan dan pengobatan yang lebih tepat sasaran. Seorang pengacara kesehatan mental mengatakan orang dewasa bisa lebih buruk daripada remaja ketika mengalami perundungan siber. Pasalnya, studi utama ini menunjukkan dua dari lima orang dewasa muda telah ditindas di dunia maya.

Penelitian menunjukkan bahwa hampir 15 persen dari peserta pernah menjadi target cyberbullying. Dewasa muda (18-25 tahun) mengalami tingkat cyberbullying tertinggi (selama jangka waktu seumur hidup dan bulan lalu), tetapi cyberbullying seumur hidup dilaporkan oleh kelompok usia yang lebih tua, termasuk mereka yang berusia 26-35 tahun (24 persen) dan 46-55 tahun (13 persen), hingga kelompok usia 66+ tahun (6,5 persen).

Baca juga: Anak Mengalami Cyber Bullying, Orang Tua Harus Apa?

Selebriti Paling Rentan Jadi Target Cyberbullying

Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa selebriti adalah kelompok yang rentan mengalami hal ini. Kepopuleran mereka di dunia maya menjadikan banyak orang menyalahgunakan media sosial untuk mencaci tindakan atau penampilan mereka tanpa mengindahkan rasa hormat sama sekali. 

Tidak heran bahwa banyak selebriti yang mengaku berhenti menggunakan media sosial atau menonaktifkan komentar untuk menghindari komentar negatif. Kematian penyanyi Goo Hara beberapa waktu lalu karena bunuh diri di usia muda 28 tahun juga mengungkap, cyberbullying adalah penyebab utama dirinya memilih untuk mengakhiri hidupnya. 

Hal yang Dipelajari dari Kasus Cyberbullying pada Selebriti

Faktanya, kamu tidak harus menjadi orang terkenal untuk berurusan dengan cyberbullying. Banyak dari kita telah menjadi target penindasan dunia maya, atau mungkin tanpa sengaja telah memberikan komentar negatif pada seseorang yang telah kita sesali. Nah, ada tiga hal yang perlu dipahami mengenai cyberbullying, yaitu:

  • Pahami bahwa hal-hal buruk memang sering terjadi pada orang baik;
  • Komentar negatif dari orang lain di media sosial tidak mendefinisikan siapa diri kita;
  • Melakukan digital detox atau istirahat dari media sosial bisa jadi langkah tepat untuk menghindari efek negatif dari cyberbullying

Baca juga: Bagaimana Cara Cegah Bunuh Diri yang Terinspirasi dari '13 Reasons Why'?

Itulah hal yang perlu kamu pahami mengenai cyberbullying yang juga rentan dialami orang dewasa. Ingat, depresi dan stres dapat dengan mudah terjadi pada korban cyberbullying, oleh karena itu jika kamu atau orang terdekat kamu menjadi korban, segera berikan pertolongan.

Selain melaporkan pada pihak berwajib, segera ajak korban ke rumah sakit untuk menemui psikolog atau psikiater professional. Mereka memerlukan bantuan dari tenaga ahli dan pastinya dukungan dari orang terdekat untuk mengatasi keterpurukan akibat cyberbullying. Kamu bisa segera buat janji dengan psikolog lewat Halodoc supaya lebih mudah. 

Referensi:

New York Times. Diakses pada 2020. Hana Kimura, Japanese Wrestler and Star of Netflix Series, Dies at 22.
Psychology Today. Diakses pada 2020. Adult Cyberbullying Is More Common Than You Think.
Tirto. Diakses pada 2020. Hana Kimura Meninggal Dunia: Acara Terrace House di Netflix Ditunda.