Orang dengan Kleptomania Sadar dengan Tindakannya?

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   29 Oktober 2019
Orang dengan Kleptomania Sadar dengan Tindakannya?Orang dengan Kleptomania Sadar dengan Tindakannya?

Halodoc, Jakarta – Tampak seperti orang yang “hobi” mencuri, pengidap kleptomania sebenarnya merupakan suatu gangguan mental, yang membuatnya tidak bisa menahan dan mengendalikan dorongan untuk mencuri sesuatu. Kalau dibilang sadar, mereka sadar kok dengan tindakannya. Namun, mereka tak memiliki daya untuk menahan dorongan mencuri yang dirasakannya.

Berbeda dengan pencuri pada umumnya, pengidap kleptomania mengambil barang orang lain secara spontan tanpa direncanakan. Benda yang mereka ambil juga bukanlah benda berharga, bukan pula benda yang ia butuhkan. Mereka hanya mengambil benda milik orang lain yang dilihat atau berada di sekitar mereka secara spontan karena adanya dorongan dari otak, tanpa memperhitungkan nilai benda tersebut.

Baca juga: Waspada Tanda-Tanda Kleptomania pada Anak

Lebih jelasnya, berikut beberapa tanda yang dirasakan dan ditunjukkan pengidap kleptomania:

  • Memiliki keinginan tak tertahankan untuk mencuri. Hal ini dapat terjadi kapan dan di mana saja, baik lokasi ramai seperti supermarket atau toko, atau tempat pribadi seperti rumah teman atau kerabat.

  • Sebelum mencuri sesuatu, pengidap kleptomania biasanya merasakan ketegangan yang meningkat.

  • Setelah berhasil mencuri, pengidap kleptomania akan merasakan kelegaan. Namun di sisi lain mereka juga merasa bersalah, malu, dan benci pada diri sendiri. Itulah sebabnya sering kali benda yang telah dicurinya dikembalikan lagi secara diam-diam pada pemiliknya, disimpan begitu saja, atau diberikan lagi pada orang lain.

  • Pencurian yang dilakukan pengidap kleptomania adalah spontan, tanpa didasarkan alasan halusinasi, delusi, marah, ataupun balas dendam.

Kleptomania lebih sering dialami oleh wanita ketimbang pria, dan umumnya terjadi pada usia remaja. Belum diketahui pasti apa penyebabnya, tetapi kondisi ini diduga berkaitan dengan faktor genetik dan gangguan keseimbangan hormon serotonin dan dopamin di otak.

Baca juga: Ini Sifat yang Menjadi Indikasi Seseorang Kleptomania

Perlu diketahui bahwa, karena pengidap kleptomania sadar bahwa tindakannya adalah salah, tak jarang dari mereka yang menjadi stres dan depresi. Oleh karena itu, jika kamu atau orang terdekat tampak menunjukkan tanda-tanda kleptomania, sebaiknya segera konsultasi dengan psikolog di aplikasi Halodoc lewat Chat, atau buat janji dengan psikolog di rumah sakit untuk melakukan konsultasi langsung. 

Pengobatan untuk Mengatasi Kleptomania

Tanpa penanganan yang tepat, kleptomania dapat memicu berbagai masalah bagi pengidap, keluarga, dan hubungannya dengan orang di sekitarnya. Pada beberapa kasus, pengidap kleptomania sering kali menahan rasa malu akibat kondisinya, hingga takut ditangkap dan dipenjara, sehingga tak berani mencari bantuan profesional.

Untuk menekan dorongan mencuri yang dirasakan pengidap kleptomania, pengobatan akan dilakukan dengan memberikan psikoterapi. Namun perlu diketahui bahwa hingga kini belum ada obat-obatan khusus yang dapat menyembuhkan gangguan mental ini secara total, sehingga pengobatan yang dapat diberikan biasanya hanya berupa terapi.

Baca juga: Begini Cara Menghadapi Teman yang Kleptomania

Terapi yang diberikan untuk pengidap kleptomania biasanya bertujuan untuk mengidentifikasi masalah psikologis yang menjadi pemicunya. Beberapa jenis terapi yang bisa dilakukan adalah terapi perilaku kognitif, konseling keluarga, psikodinamik, dan modifikasi perilaku, yang dapat dilakukan secara personal ataupun kelompok.

Pengidap kleptomania juga dapat diberikan serangkaian obat untuk melengkapi terapi psikologis yang dilakukan. Obat-obatan yang dimaksud adalah fluoxetine, fluvoxamine, paroxetine, dan sertraline, untuk meningkatkan hormon serotonin pada otak. Obat-obatan tersebut biasanya digunakan untuk mengobati depresi.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2019. Kleptomania.
Psychology Today. Diakses pada 2019. Kleptomania.
Verywell Mind. Diakses pada 2019. What You Should Know About Kleptomania.