Olahraga Berlebihan Bisa Mengganggu Kesuburan, Ini Faktanya
“Meski bermanfaat bagi kesehatan, olahraga berlebihan justru bisa mengganggu fungsi tubuh, termasuk soal kesuburan. Jadi, penting untuk mengetahui batasan olahraga yang bisa berdampak baik bagi tubuh, tetapi tidak berlebihan.”
Halodoc, Jakarta – Kebiasaan baik seperti olahraga pun bisa menimbulkan dampak buruk jika dilakukan berlebihan. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, olahraga berlebihan justru bisa menurunkan kesuburan, lho.
Namun, apakah hal ini benar? Jika iya, seperti apa olahraga yang dianggap berlebihan? Yuk, simak pembahasannya berikut ini!
Baca juga: 3 Alasan Perlu Membatasi Olahraga saat Alami COVID-19
Benarkah Olahraga Berlebihan Mengganggu Kesuburan?
Sebenarnya, hubungan antara olahraga berlebihan dan penurunan kesuburan masih jadi perbincangan. Olahraga yang dilakukan berintensitas ringan dan sedang, dapat memberi dampak positif pada kesuburan.
Namun, jika olahraga yang dilakukan berintensitas berat, justru ada risiko menurunkan kesuburan. Hal ini dibuktikan oleh studi pada 2017 di jurnal Sports Medicine.
Melalui studi tersebut, diungkapkan bahwa olahraga berintensitas berat yang dilakukan lebih dari 60 menit dalam sehari, dapat mencegah terjadinya ovulasi. Untuk diketahui, ovulasi adalah salah satu fase dalam siklus menstruasi wanita, di mana sel telur dilepaskan dari ovarium.
Sel telur yang dilepaskan itu normalnya akan bergerak menuju tuba falopi, bersiap untuk pembuahan. Namun, olahraga berlebihan memicu stres pada tubuh, yang dapat menghambat fungsi kelenjar pituitari pada otak. Kelenjar pituitari merupakan kelenjar yang berfungsi mengatur mekanisme ovulasi.
Nah, karena adanya stres dalam tubuh akibat olahraga berlebihan, kelenjar pituitari justru mencegah terjadinya ovulasi. Ini sebenarnya merupakan mekanisme alami tubuh untuk melindungi diri dari stres yang tinggi. Ovulasi yang terhenti dapat berimbas pada penurunan kesuburan.
Selain itu, olahraga berlebihan juga dapat berdampak negatif pada fungsi hormon leptin, sehingga nafsu makan menurun. Padahal, tubuh butuh nutrisi yang cukup untuk mengalami ovulasi atau pelepasan sel telur.
Baca juga: 6 Olahraga yang Dapat Memperkuat Otot Jantung
Jika fungsi hormon leptin terganggu, metabolisme tubuh pun akan ikut kacau. Hal ini pada akhirnya bisa menghambat ovulasi, yang berujung pada amenore. Ditandai dengan berhentinya menstruasi selama 3 bulan atau lebih.
Apa Jenis Olahraga yang Baik?
Pada dasarnya, olahraga adalah salah satu gaya hidup sehat yang sangat bermanfaat. Adanya klaim bahwa olahraga berlebihan bisa mengganggu kesuburan sebaiknya tidak menyurutkan semangat kamu untuk rutin berolahraga, ya.
Sebab, yang sebaiknya jadi fokus untuk dihindari adalah kata “berlebihan”. Jadi, jika dilakukan sewajarnya, olahraga adalah hal yang bermanfaat. Cobalah untuk membatasi olahraga berintensitas tinggi, hingga kurang dari 4 jam per minggu.
Gantilah beberapa bentuk latihan yang berintensitas tinggi, menjadi yang berintensitas sedang atau rendah. Misalnya, alih-alih mengambil kelas interval intensitas tinggi setiap hari, kamu bisa mengganti beberapa latihan dengan yoga atau jalan santai. Dengan begitu, kamu masih bisa menikmati olahraga untuk kebugaran tubuh, tetapi tidak akan membebani sistem tubuh secara berlebihan.
Dalam menentukan jenis olahraga apa yang dianggap berat, pertimbangkan ntensitas yang kamu lakukan. Misalnya, beberapa olahraga seperti bersepeda dapat dianggap sebagai olahraga intensitas sedang, tetapi jika kamu bersepeda dengan sangat keras, sangat cepat, atau pada rute yang berbukit, itu dapat dianggap sebagai olahraga yang sangat berat.
Latihan aerobik bisa menjadi olahraga intensitas tinggi. Namun, ada banyak cara untuk memodifikasi gerakan agar lebih mudah. Latihan beban juga bisa bersifat sedang atau berat tergantung pada jumlah beban yang kamu angkat, latihan yang kamu pilih, dan jumlah pengulangan yang kamu selesaikan.
Baca juga: 6 Olahraga untuk Lansia yang Bisa Dilakukan Setiap Hari
Intinya, jangan sampai olahraga yang dilakukan menjadi berlebihan dan mengubah sistem tubuh. Kamu perlu waspada terhadap tanda-tanda olahraga berlebihan, seperti penurunan nafsu makan, dan siklus menstruasi yang tidak teratur atau jarang.
Bila mulai mengalami kondisi seperti itu, cobalah untuk lebih bersantai dalam olahraga. Lebih baik lagi jika kamu download aplikasi Halodoc untuk buat janji dengan dokter di rumah sakit, guna menjalani pemeriksaan.