Obesitas Tingkatkan Risiko Terkena Penyakit Bidai Tulang Kering
Halodoc, Jakarta - Dikenal dengan sebutan medial tibial stress syndrome, penyakit bidai tulang kering terjadi ketika tulang kering yang berada di tungkai bawah bagian depan dan terasa nyeri. Umumnya, penyakit bidai tulang kering dialami oleh orang yang berolahraga terlalu keras. Namun, kondisi ini bisa terjadi pada orang yang kelebihan berat badan atau obesitas.
Pada dasarnya, penyakit bidai tulang kering bisa terjadi akibat tekanan berlebihan pada tungkai. Orang yang obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya. Namun, penyakit bidai tulang kering bisa terjadi pada siapa saja dan faktor risikonya bukan hanya obesitas saja.
Baca juga: Sering Olahraga Lari Berisiko Alami Bidai Tulang Kering
Ragam Hal yang Tingkatkan Risiko Penyakit Bidai Tulang Kering
Selain obesitas atau kelebihan berat badan, penyakit bidai tulang kering dapat meningkat risikonya karena beberapa faktor, seperti:
- Memiliki bentuk telapak kaki yang datar atau lengkungan telapak kaki yang tinggi, serta memiliki otot betis dan tendon achilles yang kaku. Tendon achilles adalah jaringan yang menghubungkan tumit dan otot betis.
- Mengenakan sepatu yang tidak tepat atau tidak mendukung dalam kegiatan fisik yang dilakukan.
- Tidak pernah berolahraga sebelumnya, lalu tiba-tiba melakukan olahraga lari.
- Tiba-tiba menambah durasi, frekuensi, atau intensitas olahraga atau kegiatan fisik.
- Sedang menjalani latihan militer.
- Berolahraga lari di permukaan yang keras atau tidak rata.
Itulah hal yang bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit bidai tulang kering. Untuk mencegah terjadinya, pastikan kamu selalu berolahraga dengan hati-hati dan tidak terlalu keras jika tidak terbiasa olahraga. Jangan lupa juga untuk melakukan pemanasan dan memakai sepatu yang sesuai dengan jenis olahraga yang ingin dilakukan.
Jika kamu butuh saran jenis olahraga apa yang sebaiknya dilakukan, atau ingin memulai program penurunan berat badan yang sehat, kamu bisa download aplikasi Halodoc, untuk berdiskusi dengan dokter, kapan dan di mana saja.
Baca juga: Mau Terhindar dari Bidai Tulang Kering? Begini Tips Sederhananya
Diagnosis dan Pengobatan untuk Penyakit Bidai Tulang Kering
Diagnosis penyakit bidai tulang kering diawali dengan menanyakan gejala yang dirasakan dan aktivitas yang dilakukan sebelum munculnya gejala nyeri. Lalu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat tanda peradangan pada daerah tulang kering. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa nyeri yang dirasakan bukan disebabkan oleh kondisi lain.
Untuk menetapkan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa pemindaian, seperti foto rontgen atau MRI. Pemeriksaan tersebut dilakukan jika dokter mencurigai nyeri disebabkan oleh kondisi lain, seperti patah tulang, sindrom kompartemen, cedera tendon, atau penyakit arteri perifer.
Jika diagnosis penyakit bidai tulang kering sudah dipastikan, pengobatan sebenarnya cukup sederhana dan bisa dilakukan secara mandiri di rumah. Dokter biasanya menyarankan pengidap untuk beristirahat total dari aktivitas berat atau olahraga yang bisa melibatkan penekanan pada tulang kering, setidaknya 2 minggu.
Baca juga: Harus Tahu, Ini Gejala dari Bidai Tulang Kering
Selain itu, pengidap penyakit bidai tulang kering akan dianjurkan untuk mengompres bagian yang terasa nyeri menggunakan kantong es selama 10-15 menit, 4-8 kali sehari. Tujuannya untuk membantu meredakan nyeri dan bengkak.
Bila perlu, pengidap penyakit bidai tulang kering juga bisa mengonsumsi obat-obatan pereda nyeri yang dijual bebas di apotik, seperti paracetamol. Setelah gejala nyeri mereda, kegiatan fisik dapat dimulai kembali, tetapi harus bertahap. Sangat tidak disarankan untuk melakukan kegiatan fisik dalam waktu yang lama atau melakukan olahraga berat.
Referensi:
NHS Choices UK. Diakses pada 2020. Health A-Z. Shin Splints.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases and Conditions. Shin Splints.
Patient. Diakses pada 2020. Shin Splints.
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan