Oatmeal Bisa Tingkatkan Risiko Asam Urat, Benarkah?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   07 Juni 2021
Oatmeal Bisa Tingkatkan Risiko Asam Urat, Benarkah?Oatmeal Bisa Tingkatkan Risiko Asam Urat, Benarkah?

Halodoc, Jakarta - Oatmeal termasuk biji-bijian sereal berserat tinggi yang dikemas dengan antioksidan. Namun, jika kamu mengidap asam urat atau artritis gout, kamu tentu harus membatasi asupannya untuk mengurangi risiko terjadinya kekambuhan. Pasalnya, oatmeal ternyata dapat memperburuk asam urat karena kandungan purinnya yang terbilang tinggi.

Bagi orang yang rentan, asupan purin yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) dan mengakibatkan serangan asam urat karena penimbunan kristal asam urat pada persendian. Itulah sebabnya pengidap asam urat harus menghindari makanan yang mengandung purin atau mengonsumsinya dalam jumlah terbatas.

Manfaat Oatmeal untuk Kesehatan

Oatmeal disinyalir memiliki manfaat kesehatan yang berkaitan dengan sistem kardiovaskular. Konsumsi gandum utuh dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung koroner. Ini karena kandungan vitamin dan mineral, seperti fosfor, tiamin, magnesium, dan seng.

Baca juga: Penyakit Asam Urat Bisa Sebabkan Tubuh Alami Hal Ini

Oatmeal dapat membantu jika kamu sedang mencoba menurunkan berat badan dan mempertahankan penurunan berat badan, berkat kandungan air dan serat larutnya yang tinggi. Menjaga berat badan yang sehat juga merupakan salah satu faktor gaya hidup terpenting untuk pengobatan asam urat.

Oatmeal dan Asam Urat

Oatmeal memiliki kandungan purin yang tidak setinggi makanan lain, seperti makanan laut, daging, dan alkohol. Namun, para ahli mengatakan kandungan tersebut berada dalam kisaran sedang, sehingga orang yang mengidap asam urat dianjurkan untuk mengonsumsinya tidak lebih dari dua porsi per minggu.

Mengurangi purin yang dikonsumsi dapat membantu menjaga kadar asam urat yang sehat dan mencegah serangan asam urat jika kamu mengidap asam urat atau penyakit ginjal. Misalnya, asupan purin harian yang direkomendasikan di Jepang adalah kurang dari 400 miligram untuk mencegah asam urat dan hiperurisemia.

Baca juga: 4 Cara Tepat Makan Oatmeal saat Diet

Panduan Mengonsumsi Oatmeal bagi Pengidap Asam Urat

Oleh karena memiliki banyak manfaat kesehatan, tidak ada salahnya memasukkan oatmeal dalam menu diet. Namun, jika kamu mengidap asam urat, kamu mungkin perlu melakukan beberapa modifikasi pada porsi makan (dan bagaimana kamu mengonsumsinya) untuk mencegah serangan asam urat:

  • Batasi porsi: Oatmeal hanya boleh dikonsumsi maksimal dua kali dalam seminggu.
  • Jaga agar porsi tetap terkendali: Gunakan sendok takar saat menyajikan oatmeal untuk mendapatkan porsi yang pas.
  • Perhatikan jenis oatmeal yang berbeda: Oatmeal olahan mungkin mengandung bahan lain yang menambah asupan purin, seperti barley, gandum, atau gandum hitam.
  • Kurangi makanan kaya purin lainnya dalam diet: Makanan yang digoreng dan alkohol mengandung purin tinggi dan tidak memiliki manfaat kesehatan dari oatmeal.
  • Perhatikan topping: Pasangan oatmeal populer seperti krim, gula atau madu, dan yoghurt manis mengandung purin tinggi.
  • Tambahkan makanan dan rempah-rempah yang ramah asam urat: Ceri, khususnya (beku atau segar), dikemas dengan antioksidan, dan sifat anti-inflamasi yang bermanfaat bagi orang yang menderita asam urat.
  • Pastikan untuk minum cukup air sepanjang hari: Tetap terhidrasi membantu ginjal secara efisien mengeluarkan kelebihan asam urat
  • Bicaralah dengan dokter tentang obat asam urat: Perubahan pola makan adalah garis pertahanan pertama, tetapi beberapa kasus asam urat tetap memerlukan obat untuk memblokir produksi asam urat. Kamu bisa bertanya pada dokter perihal ini melalui aplikasi Halodoc. Jadi, pastikan kamu sudah download aplikasinya, ya!

Baca juga: 8 Manfaat Oatmeal Sehat untuk Sarapan

Jadi, memang benar bahwa oatmeal meningkatkan risiko asam urat karena kandungan purinnya. Ini artinya, pengidap asam urat perlu berhati-hati dalam mengonsumsinya.

Referensi:
Verywell Health. Diakses pada 2021. Oatmeal and Gout: Pros, Cons, and Recommendations.