Nyeri saat Ejakulasi Bisa Jadi Tanda Kanker Prostat

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   30 Oktober 2020
Nyeri saat Ejakulasi Bisa Jadi Tanda Kanker ProstatNyeri saat Ejakulasi Bisa Jadi Tanda Kanker Prostat

Halodoc, Jakarta – Prostat adalah kelenjar kecil seukuran buah kenari yang berfungsi menghasilkan air mani. Kanker prostat adalah salah satu jenis kanker paling umum pada laki-laki. Kanker ini umumnya tumbuh perlahan dan gejala awalnya sulit terdeteksi. Hal ini tentu bisa menunda pengobatan yang seharusnya bisa segera dilakukan.

Pasalnya, semakin dini diobati, maka peluang kesembuhan pun semakin besar. Nah, nyeri saat ejakulasi diketahui menjadi salah satu gejala kanker prostat. Benarkah demikian? Simak penjelasan berikut.

Baca juga: Ketahui Perbedaan Prostatitis dan Kanker Prostat

Hati-Hati, Nyeri saat Ejakulasi Bisa Jadi Tanda Kanker Prostat

Nyeri saat ejakulasi dikenal sebagai disorgasmia atau orgasmalgia. Rasanya berkisar antara ketidaknyamanan ringan hingga nyeri hebat selama atau setelah ejakulasi. Nyeri bisa terasa di bagian penis, skrotum, dan area perineum atau perianal. Ejakulasi yang menyakitkan tentu dapat berdampak serius pada kehidupan seks.

Walaupun nyeri saat ejakulasi bisa menjadi tanda beberapa gejala penyakit, kondisi ini juga bisa menandai penyakit kanker prostat. Namun, kondisi ini biasanya disertai dengan gejala lain, seperti masalah buang air kecil, disfungsi ereksi, atau munculnya darah dalam urine atau air mani. Apabila kamu mengalami nyeri saat ejakulasi, sebaiknya jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter.

Kalau kamu berencana pergi ke rumah sakit, jangan lupa buat janji dengan dokter terlebih dahulu lewat aplikasi Halodoc. Melalui aplikasi ini, kamu dapat mengetahui estimasi waktu giliran masuk, sehingga kamu tidak harus duduk lama-lama di rumah sakit. Tinggal pilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan kamu lewat aplikasi.

Baca juga: Pria Perlu Tahu, 6 Fakta Tentang Kanker Prostat

Apa Penyebab Kanker Prostat?

Penyebab kanker prostat sebagian besar tidak diketahui secara pasti. Risiko kanker prostat dapat meningkat seiring bertambahnya usia. Kebanyakan kasus kanker prostat berkembang pada pria berusia 50 tahun atau lebih. Mutasi gen yang diturunkan dari keluarga tampaknya meningkatkan risiko kanker prostat pada sebagian orang. Selain keturunan, peningkatan risiko kanker prostat bisa disebabkan oleh sejumlah hal berikut:

  • Pola makan. Laki-laki yang sering mengonsumsi banyak produk olahan susu tampaknya memiliki peluang sedikit lebih tinggi terkena kanker prostat.
  • Obesitas. Melansir dari American Cancer Society, laki-laki yang mengalami obesitas punya risiko lebih tinggi terkena kanker prostat yang lebih agresif (tumbuh lebih cepat). 
  • Merokok. Rokok sering menjadi pemicu utama berbagai macam penyakit kanker, termasuk kanker prostat. 
  • Paparan bahan kimia. Ada beberapa bukti bahwa petugas pemadam kebakaran dapat terpapar bahan kimia yang dapat meningkatkan risiko kanker prostat.
  • Mengidap prostatitis. Laki-laki yang mengidap prostatitis atau radang prostat diketahui punya risiko terkena kanker prostat. 
  • Mengidap infeksi seksual menular. Infeksi menular seksual, seperti gonore atau klamidia, dapat meningkatkan risiko kanker prostat, karena dapat menyebabkan radang prostat (prostatitis). 
  • Vasektomi. Laki-laki yang pernah menjalani vasektomi memiliki sedikit peningkatan risiko terkena kanker prostat.

Bagaimana Kanker Ini Diobati?

Jika kanker masih berada pada tahap awal dan tidak menimbulkan gejala, dokter biasanya hanya akan memantau perkembangan kanker terlebih dahulu. Perawatan kanker umumnya tergantung pada usia dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Beberapa kasus kanker prostat dapat disembuhkan jika ditangani pada tahap awal.

Baca juga: Cara Mencegah Kanker Prostat Lewat 6 Hal Ini

Perawatan kanker prostat dapat berupa pengangkatan prostat melalui operasi, radioterapi, atau terapi hormon. Jika kanker sudah menyebar ke bagian lain dari tubuh dan tidak dapat disembuhkan, pengobatan berfokus memperpanjang hidup dan mengurangi gejala-gejalanya. Perlu diketahui bahwa semua pilihan pengobatan membawa risiko efek samping yang signifikan, termasuk disfungsi ereksi dan masalah buang air kecil. 

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. 9 Possible Causes for Painful Ejaculation.
American Cancer Society. Diakses pada 2020. Prostate Cancer Risk Factors.
NHS. Diakses pada 2020. Prostate Cancer.