Nyeri Panggul Setiap Menstruasi dapat Menjadi Gejala Menoragia
Halodoc, Jakarta - Saat menstruasi dan darah yang keluar cukup banyak pasti para wanita merasa terganggu. Apalagi jika darah menstruasi ini sampai menembus ke pakaian atau membuat kamu harus lebih sering mengganti pembalut. Namun, tahukah kamu bahwa ini bisa menjadi gejala menoragia, yakni kondisi saat keluarnya darah haid yang berlebihan. Selama masa menstruasi, jumlah rata-rata darah yang dikeluarkan adalah 30-40 ml. Namun, seorang wanita dianggap mengalami haid berlebihan jika kuantitas darah yang ia keluarkan berkisar antara 60-80 ml.
Gejala Penyakit Menoragia
Penyakit menoragia akan menyebabkan perdarahan menstruasi yang terhitung cukup berat. Bahkan kondisi ini bisa menyebabkan kamu merasakan nyeri panggul yang cukup hebat atau mengharuskanmu mengganti setidaknya satu pembalut setiap jam selama beberapa jam. Beberapa gejala lain yang bisa muncul antara lain:
-
Perdarahan selama lebih dari 7 hari.
-
Menstruasi berat secara teratur selama 10 hari atau lebih.
-
Perdarahan berat yang tidak biasa atau haid dua kali dalam satu bulan secara berturut-turut.
Baca Juga: Faktor Risiko yang Meningkatkan Wanita Terkena Menoragia
Penyebab Menoragia
Tidak semua penyebab menorrhagia dapat diidentifikasi, namun ada kondisi yang umumnya menjadi pemicu, antara lain:
-
Radang panggul, misalnya karena infeksi pada organ reproduksi, baik pada rahim, indung telur, atau saluran telur.
-
Fibroid rahim, yaitu munculnya tumor jinak pada rahim.
-
Sindrom ovarium polikistik.
-
Endometriosis, yaitu kondisi saat jaringan dari lapisan dinding rahim atau endometrium tumbuh di luar rahim.
-
Adenomiosis, yaitu pertumbuhan jaringan endometrium ke dalam dinding otot rahim.
-
Hipotiroidisme, kondisi di mana kelenjar tiroid tidak mampu memproduksi hormon tiroid dalam jumlah yang cukup.
-
Polip serviks atau polip rahim, yaitu pertumbuhan jaringan tambahan pada dinding serviks atau dinding rahim.
-
Gangguan pada ovarium, yang menyebabkan siklus hormon dan proses ovulasi tidak terjadi sebagaimana mestinya.
-
Gangguan pembekuan darah, misalnya penyakit Von Willebrand.
-
Efek samping obat, seperti obat antiradang, obat hormon, antikoagulan, dan penggunaan pil KB atau IUD (intrauterine contraceptive devices).
-
Kanker, seperti kanker rahim atau serviks.
Baca juga: Remaja Alami Menoragia, Begini Cara Menanganinya
Mendeteksi Menoragia
Dalam melakukan diagnosis, dokter memeriksa riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan tes darah (untuk mengecek anemia). Anemia ini bisa terjadi saat darah berkurang begitu banyak yang membuat jumlah darah rendah dan menyebabkan kelelahan dan merasa lemah. Tes khusus lain guna mendeteksi menoragia antara lain:
-
Tes USG.
-
Pap smear.
-
Biopsi dari lapisan rahim.
-
D&C (dilatasi dan kuret).
-
Laparoskopi.
-
Histerosalpingografi (HSG)
-
Rontgen.
-
Histeroskopi.
Pengobatan Menoragia
Terdapat beberapa pilihan pengobatan yang disesuaikan dengan penyebab dan seberapa besar efek menorrhagia pada aktivitas harian. Biasanya, dokter memberikan obat atau melakukan operasi untuk mengurangi perdarahan berat. Obat yang termasuk adalah pil KB, hormon (progesterone), dan suplemen zat besi. Jika obat tidak bekerja, operasi rawat jalan dapat dilakukan, yang meliputi D&C (dilatasi dan kuret) dan histeroskopi operatif.
Operasi lainnya bisa menyebabkan kemandulan dan biasanya hanya dilakukan pada wanita lanjut usia yang sudah tidak mau hamil. Operasi ini termasuk ablasi endometrial, reseksi endometrial, dan histerektomi (mengangkat rahim dan biasanya leher rahim).
Baca Juga: 9 Pantangan Makanan Bagi Pengidap Menoragia
Itulah beberapa hal mengenai gejala menoragia dan beberapa hal lain yang wajib kamu tahu. Kalau kamu punya keluhan menstruasi, jangan ragu berbicara dengan dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!