Normalkah Balita Belajar Jalan dengan Berjinjit?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   11 Februari 2021
Normalkah Balita Belajar Jalan dengan Berjinjit?Normalkah Balita Belajar Jalan dengan Berjinjit?

Halodoc, Jakarta - Jika sudah saatnya, ba lita akan belajar berjalan. Beberapa balita belajar berjalan dengan jari kaki atau berjinjit selama beberapa waktu. Ketika balita pertama kali mulai belajar berjalan (biasanya antara usia 12-15 bulan), mungkin ia mencoba berbagai posisi kaki termasuk berjalan dengan berjinjit. 

Nah, apakah normal balita belajar berjalan dengan berjinjit? Diharapkan balita yang dalam masa berkembang hanya berjalan dengan berjinjit sesekali. Jika anak berjalan dengan berjinjit lebih dari 50 persen dari waktu, atau berjalan dengan berjinjit sepanjang waktu, maka orangtua perlu memeriksakannya pada dokter. 

Baca juga: Jangan Disepelekan! Ini Pentingnya Fase Merangkak pada Bayi

Jalan Jinjit Bentuk Variasi Perkembangan Berjalan Balita

Umumnya, hingga usia balita 2 tahun, berjinjit bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Bisa jadi balita belajar jinjit karena kebiasaan yang dilakukan setiap harinya. Lebih dari sebagian anak yang belajar jalan dengan berjinjit akan berhenti melakukannya sendiri saat proses perkembangannya optimal.

Saat balita tumbuh, tulang kaki menjadi lebih panjang dulu, kemudian disusul otot-otot yang meregang. Otot betis menempel di bagian belakang lutut dan bagian belakang tumit, jika memanjangan kedua titik tersebut, maka jalan semakin kencang. Balita sering kali lebih nyaman jika berjalan dengan mengangkat tumit atau berjinjit, hal itu karena mengurangi ketegangan di kaki. 

Anak belajar jalan dengan berjinjit biasanya saat kaki telanjang (tanpa alas kaki) dan biasanya hanya dilakukan di lantai rumah. Kebiasaan berjalan jinjit ini dikenal sebagai berjalan kaki idiopatik. Penyebabnya belum diketahui secara pasti. 

Baca juga: Anak Telat Berjalan? Ini 4 Penyebabnya

Kapan Jalan Jinjit pada Balita Mengkhawatirkan?

Tetapi dalam kasus lain, balita berjalan jinjit dapat dikaitkan dengan masalah sensorik, seperti gangguan penglihatan dan gangguan pemrosesan sensorik, dan keterlambatan perkembangan. Sering kali balita dengan masalah sensorik tidak dapat mentolerir tekstur tertentu di bawah kaki. 

Beberapa anak yang lahir prematur berjalan jinjit karena tumit mereka pernah berulang kali ditusuk untuk pemeriksaan darah dan mengalami kerusakan jaringan yang membuat tumit jadi hipersensitif. 

Berjalan jinjit juga bisa menjadi gejala awal cerebral palsy, distrofi otot, dan autisme. Jika anak sudah terlalu lama dan sering berjalan jinjit, penting untuk segera melakukan pemeriksaan. Ayah dan ibu bisa membuat janji dengan dokter di rumah sakit terdekat melalui aplikasi Halodoc untuk mendapatkan pemeriksaan. 

Periksakan segera jika balita mengalami beberapa kondisi, seperti:

  • Berjalan jinjit hampir sepanjang waktu.
  • Memiliki otot yang kaku.
  • Tidak terkoordinasi.
  • Berjalan dengan canggung dan tersandung sepanjang waktu.
  • Memiliki keterampilan motorik halus yang tampak tidak berkembang secara normal.
  • Balita tampak tidak mampu menahan berat badannya dengan kaki datar. 
  • Kehilangan keterampilan motorik yang sudah dimiliki sebelumnya.
  • Memiliki masalah medis lainnya.
  • Memiliki riwayat keluarga distrofi otot atau autisme. 
  • Lahir prematur.
  • Sebelumnya bisa berjalan dengan kaki menapak, dan baru belakangan mulai berjalan jinjit.
  • Hindari kontak mata atau menunjukkan perilaku berulang seperti bergoyang atau berputar. 

Baca juga: Perlukah Anak Belajar Jalan dengan Baby Walker?

Pada kasus yang jarang terjadi, balita berjalan dengan berjinjit disebabkan oleh tendon Achilles pendek (tendon yang menghubungkan otot kaki bagian bawah ke bagian belakang tulang tumit), cerebral palsy, distrofi otot, atau penyakit umum lainnya pada saraf dan otot. 

Anak-anak penyandang autisme juga bisa berjalan dengan berjinjit atau dengan tumit. Nah, apakah balita berjalan dengan berjinjit? Jawabannya, selama anak tumbuh dan berkembang secara normal, berjalan menapak dengan sendirinya, maka kondisi Si Kecil tidak mengkhawatirkan. Untuk itu, penting selalu memperhatikan proses pertumbuhan anak dan tahu kapan kondisi mulai mengkhawatirkan dan harus segera mendapatkan pemeriksaan. 

Referensi:
Today’s Parent. Diakses pada 2021. What it means when your toddler is toe-walking
Move and Play, Pediatric Therapy. Diakses pada 2021. Your toddler is walking on their toes – should you be worried?
The Conversation. Diakses pada 2021. What it means when kids walk on their toes