Night Terror Sering Disertai dengan Sleepwalking, Mengapa?
Halodoc, Jakarta – Night terror adalah gangguan tidur yang lebih parah dari mimpi buruk. Saat mengalami night terror, seseorang bisa berteriak dan merasa sangat ketakutan, disertai gerakan seperti memukul-mukul dan menangis. Gangguan tidur yang biasanya dialami oleh anak-anak ini juga sering kali disertai dengan sleepwalking.
Night terror dan sleepwalking sama-sama termasuk dalam kategori gangguan tidur parasomnia, yaitu kejadian yang tidak diinginkan selama tidur. Kedua gangguan tidur tersebut lebih sering dialami oleh anak-anak dan dapat menghilang saat dewasa. Meskipun gejala yang ditunjukkan dapat terlihat menakutkan, night terror dan sleepwalking biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, orangtua mungkin perlu membawa anak ke dokter untuk mendapatkan perawatan bila gangguan tidur tersebut menyebabkan Si Kecil kurang tidur atau berisiko membahayakannya.
Baca juga: Ini Fakta tentang Gangguan Tidur yang Harus Diketahui (Bagian 1)
Mengenal Night Terror dan Sleep Walking
Night terror adalah gangguan tidur yang mirip seperti mimpi buruk, tapi jauh lebih dramatis. Gangguan tidur ini biasanya terjadi dalam 1-2 jam pertama setelah anak tertidur dan dapat berlangsung beberapa menit hingga satu jam.
Saat mengalami night terror, anak akan terbangun dengan rasa ketakutan yang sangat hebat, sehingga ia akan menangis, menjerit atau meronta-ronta, namun tidak menyadari apa yang dilakukannya. Si Kecil juga tidak dapat dibangunkan atau ditenangkan, dan ia mungkin percaya bahwa orang atau benda yang ada di kamarnya berbahaya.
Saat bangun di pagi hari, anak biasanya tidak ingat apa yang dialaminya. Night terror paling sering terjadi pada anak-anak usia 1-8 tahun, dan biasanya menghilang pada usia 12 tahun. Gangguan tidur ini juga bisa terjadi saat tidur siang.
Night terror juga seringkali terjadi bersamaan dengan tidur sambil berjalan (sleepwalking). Saat mengalami sleep walking, perilaku Si Kecil tampak memiliki tujuan. Ia bisa saja duduk atau bangun dari tempat tidur, makan atau berpakaian. Namun, anak yang mengalami sleep walking biasanya memiliki ekspresi kosong dan sulit dibangunkan. Sleepwalking lebih sering dialami oleh anak laki-laki dan bisa disertai mengompol. Sekitar 15 persen anak usia 5-12 tahun mengalami sleepwalking saat tidur. Sama seperti night terror, anak biasanya tidak ingat akan perilakunya tersebut keesokan harinya.
Penyebab Night Terror dan Sleep Walking
Night terror lebih sering terjadi pada anak-anak yang memiliki riwayat keluarga dengan night terror atau perilaku sleepwalking. Berikut faktor-faktor yang memicu terjadinya night terror:
- Kondisi atau sesuatu yang membuat anak tidur nyenyak dalam waktu lama, seperti kelelahan, demam atau beberapa jenis obat tertentu.
- Kondisi atau sesuatu yang membuat anak terbangun dari tidur nyenyak, seperti rasa cemas, suara bising yang muncul tiba-tiba, atau kandung kemih yang penuh.
Sementara sleepwalking kemungkinan terjadi karena kemampuan otak anak untuk mengatur siklus tidur atau bangun masih belum matang. Kebanyakan anak bisa mengatasi kondisi tersebut ketika sistem saraf mereka sudah berkembang. Namun, sleepwalking yang berlanjut terus hingga dewasa mungkin disebabkan oleh kondisi psikologis, seperti stres parah, atau penyebab medis seperti epilepsi.
Baca juga: Begini Cara Kerja Otak saat Mengalami Night Terror
Cara Menghadapi Anak yang Mengalami Night Terror dan Sleepwalking
Berikut ini hal yang bisa orangtua lakukan saat anak mengalami episode night terror disertai sleepwalking:
- Jaga Keamanan Anak
Pastikan pintu rumah sudah dikunci agar anak yang mengalami sleepwalking tidak sampai keluar rumah. Bila perlu, pasang pagar kecil di puncak tangga untuk mencegah anak jatuh dari tangga. Pastikan juga jendela kamar tidak terbuka. Selain itu, jangan biarkan anak tidur di tempat tidur susun paling atas. Singkirkan juga benda tajam di dekat tempat tidur.
- Bantu Anak Kembali Tidur
Bila anak sedang mengalami night terror disertai sleepwalking, jangan coba untuk membangunkannya. Hal tersebut bisa menyebabkan Si Kecil semakin takut. Sebaiknya, peluk anak dengan lembut untuk menenangkan Si Kecil. Bila cara tersebut tidak berhasil, jangan terus mendekap anak.
Selain itu, ibu bisa menyalakan lampu agar anak tidak terlalu takut dengan bayangan dan ruangan yang gelap. Berbicara dengan lembut dan yakinkan Si Kecil bahwa saat ini ia sedang berada di rumah dan di kamar tidurnya sendiri. Tetaplah tenang dan yakinkan Si Kecil bahwa ia aman di dalam rumah.
Beritahu baby sitter atau pengasuh anak tentang cara-cara di atas agar ketika Si Kecil mengalami night terror atau sleepwalking, mereka dapat mengetahui apa yang harus dilakukan.
Baca juga: Jangan Disepelekan, Gangguan Tidur Berjalan Bisa Bahayakan Nyawa
Ibu juga bisa membicarakan gangguan tidur yang dialami anak tersebut pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, ibu bisa minta saran kesehatan pada dokter kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga.
Referensi:
Nationwide Children’s. Diakses pada 2020. Sleep Terrors and Sleepwalking.
Harvard Health Publishing. Diakses pada 2020. Sleepwalking and Sleep Terrors.
NHS. Diakses pada 2020. Night terrors and nightmares
Berlangganan Artikel Halodoc
Topik Terkini
Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan