Mythomania Jadi Penyakit Suka Bohong yang Perlu Orangtua Tahu

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   09 Juni 2021
Mythomania Jadi Penyakit Suka Bohong yang Perlu Orangtua TahuMythomania Jadi Penyakit Suka Bohong yang Perlu Orangtua Tahu

Halodoc, Jakarta - Apakah ayah dan ibu memiliki anak yang suka atau punya kebiasaan berbohong? Jika sesekali mungkin masih wajar. Namun, bagaimana jika kebiasaan bohong menjadi tindakan yang tidak disadari oleh Si Kecil? Kemungkinan Si Kecil memiliki masalah mythomania yang bisa berakibat pada penyakit suka berbohong.

Mythomania adalah keadaan seseorang yang sering bohong dalam jangka waktu yang lama dan terus dilakukan meskipun tidak ada maksud untuk mendapatkan keuntungan pada setiap kebohongan yang disampaikan. Pada tahap mythomania, tidak jarang orang tersebut akan mempercayai kebohongannya sendiri dan tidak dapat membedakan mana kebohongan mana kenyataan.

Baca juga: Dampak Keluarga yang Tidak Harmonis pada Psikologi Anak

Waspada Mythomania, Penyakit Suka Bohong pada Anak

Berbohong bisa menjadi candu bagi pengidap mythomania agar dirinya merasa puas dan mereka berbohong untuk merasakan kesenangan pribadi. Tidak mudah mengenali gejala orang yang mengalami gangguan psikologis mythomania, biasanya kebohongan yang mereka buat akan tersamarkan dengan sejumlah fakta lainnya.

Penyebab mythomania cukup beragam, salah satu alasannya adalah faktor psikologis pengidap. Biasanya, orang yang memiliki mythomania pernah memiliki pengalaman kegagalan atau pengalaman yang kurang baik dari kenyataan yang pernah ada misalnya kegagalan dalam keluarga, kegagalan dalam studi, atau pekerjaan.

Dengan membuat kebohongan, pengidap mythomania merasa dapat melarikan diri dari kenyataan. Biasanya, pengidap mythomania akan berfantasi saat ia melakukan kebohongan.

Anak yang memasuki usia remaja, biasanya banyak hal yang terjadi pada kehidupannya. Pergaulan yang semakin luas membuat seorang remaja terkadang memiliki kebiasaan berbohong agar bisa diterima dengan baik oleh pergaulannya. 

Kondisi ini perlu diwaspadai oleh orangtua, agar anak tidak memiliki kebiasaan berbohong kepada siapa pun meskipun tidak untuk tujuan mendapatkan keuntungan atau melukai seseorang.

Mendapatkan status sosial hingga penerimaan yang baik dalam lingkungan biasanya menyebabkan remaja memiliki kebiasaan berbohong atau paling parah memiliki penyakit mythomania.

Remaja yang mengalami mythomania biasanya akan sulit mengatakan kebenaran dalam ucapannya. Hal ini karena adanya dorongan rasa berbohong yang sangat sulit dikendalikan oleh anak tersebut.

Kenali Gejala Mythomania pada Remaja

Tidak ada salahnya orangtua mengenal lingkungan anak berkembang. Mengenal lingkungan sekolah atau lingkungan bermain bisa menjadi cara untuk menghindari anak remaja dari penyakit mythomania. Ada beberapa gejala yang dapat dilihat jika anak remaja mengalami penyakit mythomania:

  • Anak akan membesar-besarkan permasalahan atau kisah hidupnya. Meskipun masalah yang dihadapi tidak terlalu besar, anak akan melebihkan cerita dan menyampaikan fakta yang bisa menutupi kebohongan yang disampaikannya.
  • Biasanya anak remaja yang mengalami mythomania bertindak sebagai korban setiap kali ia bercerita mengenai masalah dalam hidupnya.
  • Cerita yang diberikan pengidap mythomania selalu berubah-ubah dan tidak konsisten. Hal ini dilakukan agar ia mendapatkan perhatian dari orangtua atau yang mendengarkan ceritanya.
  • Biasanya anak remaja yang mengalami mythomania, awalnya akan menceritakan kisah yang benar terjadi. Namun, setelahnya akan terlihat tanda-tanda kebohongan yang disampaikan.
  • Biasanya anak yang mengalami mythomania akan lebih menutup diri. Bahkan orangtuanya tidak diperkenankan untuk mengenal lebih jauh teman-temannya atau lingkungan bermainnya.

Baca juga: Tinggal di Apartemen, Baikkah untuk Psikologis Anak?

Biasanya untuk mengobati mythomania, pengidapnya harus menyadari sendiri bahwa berbohong merupakan hal yang buruk untuk terus dilakukan. Jika ayah dan ibu ingin berdiskusi mengenai perkembangan anak remaja, ibu bisa bertanya pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2021. How Do I Cope with Someone Being a Pathological Liar?
Medical News Today. Diakses pada 2021. What to know about pathological liars